Tanggerang, 21 Juni 2020.Neona Selene, di pagi hari ini, gadis dengan berambut dark coklat terkuncir kuda sibuk memberantakkan seluruh rak bukunya di dalam kamar. Ia menarik satu persatu buku demi selembar kertas yang terselip diantaranya. Kepanikan dan terburu-buru oleh waktu, Neona harus cepat menemukannya atau ia takkan bisa ikut kelas hari ini. Anak itu terlambat 2 menit dari waktu yang sudah ia datangi biasanya ketika berangkat sekolah. "Kemana sih?!"
Pasrah. Dia tak mendapatkan nya.
Sementara itu, sedari tadi seorang lelaki dewasa sudah menunggu adiknya didalam mobil. Terus berteriak memanggil namanya, bahkan dirinya pun juga hampir telat karena Neona. Belum lagi mereka akan terkena macet dijalan. "Hitungan 5 gak turun juga, gue tinggal lo!"
Neona menghampiri dan berjalan keluar layaknya zombie. Keningnya berkeringat, dan poninya bergeser. Tapi kecantikannya tak berubah sedikitpun. "Kertas remedial gue.. hilang." Keluh ia pada Kevin.
"Derita lo, gue gak peduli. Buruan masuk, jam di sekolah gue lebih cepet dari jam anak SMP. Nene nene dandan nya lama amat."
"Bawel."
Gadis itu mesem. Ketika sampai di kelas pun ia langsung membanting tas nya pada kursi dan terduduk menempelkan kepalanya dimeja. Neona rasanya ingin pulang dan menangis sekencang-kencangnya. Tanpa kertas itu, Bu Ovi pasti akan menjemurnya di tengah lapangan. "Lo kenapa? Pagi-pagi udah jelek gitu mukanya?"
Tanya Gisel membalikkan badan, teman sekelas yang duduk tepat dibangku depan Neona. "Kertas remedial gue gak ketemu, nanti gue pasti di jemur lagi kayak kemarin.." tambah cemberut lagi bibirnya. "Kenapa masalah selalu nyari gue, sih.. akhh..!" Gerutu Neona mengumpat kan kedalam wajahnya dengan kedua tangan di lipat atas meja sebagai tumpuan.
"Hah? Bukannya Minggu kemarin di kumpulin? Kertas nya kan gue yang ngumpulin, dan.. seinget gue kayak nya lo juga udah kasih, sih?"
Neona membelalakkan matanya, "Emang iya?" ia menghembuskan nafas lega. "Kalo gitu kenapa gue cari, sialan."
Bel sekolah berbunyi. Menandakan anak-anak harus melaksanakan upacara di lapangan. Gisel mengajak Neona untuk segara turun kesana atau mereka takkan mendapatkan barisan depan, tapi ajakan nya percuma. Gadis itu memilih pergi bolos dengan mengumpat di ruang unit kesehatan sekolah. "Ngomong nya masalah yang nyari lo, padahal lo sendiri yang nyari masalah."
"Iya iya gue turun, duluan aje gih." Acuh Neona mengangkat kepalanya dan menengok ke luar jendela dengan satu lengan yang ia tahan untuk wajahnya. Sudah terlalu sering ia membuat masalah di sekolah, sebanyak apapun prestasi yang Neona dapat, perilaku jeleknya yang akan terus diingat. Kedua matanya hampir terlelap.
DRRT
Dia sedikit terkejut dengan getaran ponselnya, "Ah sialan ganggu gue aja. Hampir tidur padahal, ..hallo?"
"Ne, habis pulang sekolah naik bus aja ya. Mobil ayah kehabisan bensin tadi, gue sekarang udah di kelas. Oh ya, nanti sekalian tolong anterin dompet yang ada di atas meja kamar gue, ketinggalan tadi."
"Keke keke nyusahin. Ambil aja sendiri kenapa harus nyuruh gue?"
"Yah, lo tinggal bawain dompet gue doang ke sini nanti pulang nya kan bareng gue sekalian beli bensin. Tenang aja gue kasih upah."
"Upah di bawah gaji UMR gak bakal gue anterin."
"Udah gila ini orang."
"Berisik, lo yang gila!"
~
Terpaksa, sangat-sangat terpaksa gadis itu menumpang pada mobil temannya.
KAMU SEDANG MEMBACA
A Love Story Like In A Book
Storie d'amoreNaskah ini dibuat bahwa hal romantis memang harus di perlakukan seperti namanya. [Bersambung] Star: Juni 2024 Finishing: - @astropiliaml