4# Keadaan Darurat

116 108 61
                                    

Mereka mengendap-endap mendekati tempat pembelian barang-barang khusus wanita. Di mall, Maheswara dan Kevin harus menunggu sekeliling mereka untuk sepi. "Ini beli yang mana?" Tanya Kevin sembari memegang nya.

Maheswara kebingungan. "Ini ukurannya 42cm."

Dimata mereka, semua merek dan jenis pembalut yang di sediakan hampir tak ada bedanya. Walaupun yang di pegang Kevin berwarna hijau daun sirih.

"Ah, semua sama, ambil aja 3. Itu, tu." Tunjuk Kevin ke plastik pembalut ukuran jumbo. "Udah, ayo. Sebelum ada yang liat kita." Mereka memasukkan nya ke troli.

Rasanya Maheswara malu sendiri. Tapi Neona pasti sudah menunggu dirinya datang. "Tunggu-tunggu.." laki-laki itu berhenti sejenak ketika melewati tempat pakaian wanita. "Rok nya juga kena, kita harus beli baju buat dia."

Neona memakai dress, lantas saja, seorang Maheswara mengambil pakaian serupa dengan warna maroon. "Ini buat pesta! Lo yang bener aja mau beliin adik gue baju beginian?"

"Kondisi darurat, pin." Ujarnya.

Disisi lain, gadis itu mengusap perut nya-sakit. Ia sudah beberapa kali meringis di posisi semua toilet yang kosong. Hanya ada Neona didalamnya.

"Permisi, apa ini nona?" Suara wanita memanggil dirinya dari luar pintu. Neona menjawabnya dengan ragu. "Ini ada pembalut dan baju ganti dari Mahes."

Dia membukakan pintu itu. "M-makasih.."

"Sama-sama." Jawabnya sebelum pergi.

Neona langsung mengganti dengan pembalut. Ia hampir shock sedikit setelah melihat pakaian yang di belikan dua cowok itu. Panjangnya sampai sepaha, vulgar di bagian pundak dan dengan warna yang mencolok. Neona dengan terpaksa memakai nya. "Kondangan mana yang mau gue datengin.."

!

Neona terkejut setelah keluar kamar mandi langsung di hidangkan dengan wajah jelek. Kevin bad mood menunggu gadis itu, ia sehabis di telfon Yuna karena di marahi pulang terlambat. "Udah?" Datar Kevin. Entah merasa bersalah atau tidak, sepertinya Neona harus bersikap biasa saja.

Mereka bertiga pergi pulang bersama. Kevin, Neona, dan tamu lainnya-Maheswara. Laki-laki itu menebeng sekalian dengan alasan ingin ikut membantu keluarga Juan yang akan mengemas barang-barangnya. "Assalamu'alaikum, tante." Salam dan salim Maheswara pada Yuna.

Dengan ceria ia di sambut keluarga itu. "Wa'alaikumsalam. Eh.. ada Baim."

Maheswara tertawa mendengar nama masa kecilnya ketika di Lampung di ingat oleh Yuna. "Hahaha, iya, tante masih inget Baim ternyata."

Neona tak mengerti dan tak tahu, siapa itu Baim?

Keduanya saling berbicara bahasa Jawa walau sama-sama dari pulau Sumatra. Tiba-tiba Yuna menatap tajam kearah Neona, "ASTAGHFIRULLAH!! PAH, LIAT PAH!"

Yuna memanggil Juan sambil berteriak setelah melihat Neona yang berada di belakang Maheswara. Kevin dan papanya segera datang dengan khawatir. "Kenapa? ASTAGA, ONA!" Bentak Juan.

Kevin sudah pasrah.

Pantas saja marah kedua orangtuanya, melihat anak gadis mereka memakai baju dewasa yang biasanya sering datang ke pesta-pesta seperti club'. Neona sendiri sama halnya dengan Kevin.

Maheswara pun kebingungan, jelas-jelas baju yang ia belikan terlihat cocok untuk anak itu. Bahkan terlihat lebih dewasa. "Euh, jadi, gini tante."

Usai dia menceritakan nya. Perasaan mereka menjadi lega. Dan saat itu juga, keluarga Neona sudah masuk ke dalam mobil. Menyisakan satu anak mereka yang masih melepas salam perpisahan.

A Love Story Like In A BookTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang