Where I Came From

1K 11 0
                                    

26 June 1988, hari yang bersejarah bagi mama dan papa, hari dimana aku dilahirkan dan menangis untuk pertama kalinya. Kehadiranku merupakan anugerah bagi bahtera Rumah Tangga mama dan papa yang telah menanti 7 tahun lamanya. Kelahiran yang menyelamatkan bahtera rumah tangga mama dan papa, menurut cerita Nenek (Ibu dari mama) bahwa isu perselingkuhan papa sempat menggoyahkan hubungan mama dan papa, namun sejak kehadiranku semuanya menjadi membaik. Nenek juga bercerita bahwa mama sempat dilanda stress pada saat awal kehamilan akibat isu dan ulah Papa, aku pernah membaca bahwa beban pikiran seorang Ibu hamil akan juga akan mempengaruhi bayinya, aku hingga kini berasumsi mungkin hal itu pulalah yang mempengaruhi kondisi psikologisku hingga menjadi seperti saat ini.

Tidak hanya itu pula, kalau kata mama, kepalaku sempat terjepit selama beberapa saat ketika dilahirkan, dari yang pernah aku baca, hal ini juga akan mempengaruhi perkembangan otak bayi. Aku pun menyangka diriku yang berbeda ini juga dipengaruhi hal tersebut, bagiamana tidak, seorang anak laki-laki berumur 4 tahun sudah bisa ereksi karena stimulasi hal yang ia lihat. But I will tell you later on.

Aku terlahir dari pernikahan beda keyakinan, so mungkin itu pulalah yang menjadikan hal tentang agama tidak kental dalam hidupku, hingga aku memilih menjadi agnostik sekarang. Mama adalah terlahir sebagai suku Dayak dan sedari kecil tinggal di Kalimantan hingga menikah dengan Papa. Papa adalah keturunan Jawa, dimana ia memiliki keterkaitan pada budaya leluhur nya, ya sedikit banyak aku meng-absorb beberapa budaya Jawa Dari beliau.

Saat muda, Mama bilang sebelum menikah tingginya 172 cm dengan berat badan hanya 52 Kg, hmm sungguh langsing bukan, kulit mama pun juga putih bersih sebagaimana sebagian besar wanita dayak pada umumnya. Sedangkan Papa Cukup tinggi besar dengan dengan tinggi 176 cm, dalam ingatanku papa punya bentuk badan yang tegap dengan perut yaaah agak sedikit majulah. Aku sendiri lebih banyak mirip Mama, kulit putih, tinggiku saat ini 174 cm dengan berat 58 kg dan rambut lurus sedikit bergelombang.

Papa bekerja di perusahaan pertambangan dengan posisi terakhir yang cukup Lumayan. Karena pekerjaannya aku dan mamapun harus beberapa kali pindah kota mengikuti kemana Papa Bertugas. Fasilitas perusahaan yang baik telah membiasakan aku dengan kenyamanan hidup, termasuk kemudahan kemudahan yang membantu aku untuk bisa secara aman dan nyaman melakukan crossdressing, hal ini juga ditunjang oleh kondisi mama sebagai Ibu Rumah tangga yang cukup sibuk dengan kegiatan pelayanan keagamaan dan dharma wanita. once again I will tell you later on.

Kalau Kakek dan Nenek dari Mama adalah pebisnis yang cukup sukses di Kota Minyak di Kalimantan, sedangkan orang Tua Papa sudah meninggal ketika aku lahir. Kakek dan Nenek Mama lah yang akhirnya mengasuhku ketika Papa dan Mama harus berpulang terlebih dahulu karena kecelakaan.

Sedangkan aku sendiri adalah seorang yang rapih dan tertata, aku sangat menyukai kerapian dan keindahan, untuk seorang anak laki-laki tulisan bahkan jauh lebih rapi dibandingkan tulisan anak perempuan seumuran. Karena anak tunggal, selain dibelikan mainan anak lelaki pada umumnya, mama juga membelikan aku beberapa Boneka, seringkali aku juga bermain boneka bersama Mama apabila ia tidak sibuk. Dasar pemikiran Feminisme dalam tubuhku juga karena aku sedari kecil sering melihat dan mengamati mama berdandan dan berpakaian, aku selalu mengagumi kecantikan mama dan keahliannya memadu madankan pakaian. Sedangkan Papa dengan karirnya yang lumayan cemerlang, ia tenggelam dalam kesibukan pekerjaan, tidak banyak memori Indah tentang Papa kecuali kami sering bertamasya dikala ia tidak sibuk.

Saat ini di Indonesia aku masih memiliki Pak De dan Bu De dari Papa serta seorang Tante di Manado, Adik dari Mama. So itu sedikit background hidupku, if any questions, please leave a comments.

Sin-TrenTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang