Koboi dan Tikus

250 3 11
                                    

Hah, apaan lagi nih? Apa hubungannya ketiganya, Koboi?, Tikus? Ramuan Ajaib?. Nah gini ceritanya, itu adalah beberapa caraku untuk mengenalkan Pram pada Main iket-iketan, tapi ya itu hanya sebagian kecil aja, tapi 2 hal ini adalah yang cukup ikonik sih menurutku.

Okay, kita mulai dari Koboi. Nah seperti chapter sebelumnya perkenalan pertama Pram terhadap permainan iket-iketan aku mulai dari bermain game sunset rider, sebagai gambaran game itu adalah game Koboi dengen Genre Shooting, Game ini bercerita tentang sekumpulan koboi pemburu hadiah yang harus melewati misi mengalahkan penjahat penjahat wild wild west.

Nah di dalam perjalanan. Menyelesaikan level ada bagian-bagian dimana karakter koboi tersebut harus membebaskan wanita yang diikat (tuh di gambar pojok kanan bawah).

 Menyelesaikan level ada bagian-bagian dimana karakter koboi tersebut harus membebaskan wanita yang diikat (tuh di gambar pojok kanan bawah)

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Saat pertama kali Pram aku tunjukkan tentang wanita yang diikat dalam game, maka ia hanya manggut-manggut.

Him : "Oh iya ada, soalnya cuma liat sekilas di Ding Dong, kalau di Rumah adanya street fighter sama game bola"

Me: "Oh kamu punya Super Nintendo juga?"

Him : "Ada, tapi masih belum di bawa kesini, nanti kalo udah kita bisa pinjem-pinjeman kaset"

Me : "Oke, tapi aku emang sukanya game ini, ada cewek diiketnya, seru kaya film film detektif"

Begitulah bagaimana aku mengenalkan dan pelan pelan menunjukkan bahwa aku suka iket-iketan. Dengan cara ini juga Pram juga sepertinya tidak merasa aneh dan canggung. Game ini pula juga sebagai referensiku "mengajari" Pram bagaimana mengikat Boneka.

Ceritanya setelah beberapa hari kami main bersama maka pada suatu hari aku mengajak Pram Bermain Koboi-koboian, seolah kami adalah tokoh dalam Game Sunset Rider dan entah kenapa setiap kami main peran baik detektif, power rangers ataupun Koboi, Pram selalu lebih memilih menjadi penjahatnya. What a Coincidence right!

Kami bermain di Salah satu ruangan yang disediakan Mama Papa Khusus sebagai Ruangan bermainku. Isi ruangan itu adalah tempat tidur tingkat dan rak serta lemari berisi mainan juga koleksi majalah, komik dan buku buku bacaan. Kami mengandaikan bahwa tempat tidur bertingkat adalah markas penjahat yang diperankan oleh Pram.

Awalnya Pram ingin langsung meniru adegan tembak-tembakan seperti di Game, aku menolak dan berkata.

Me : "Ah biar seru gimana ada ceritanya, kamu nyulik istri nya Sherif, aku sherifnya"

Him : "Lha yang diiket dan diculik siapa?

Once Again "Gotcha ", secara perlahan brain washing ku mulai masuk. Hatiku betapa girangnya.

Me : "Ntar yg diculik dan jadi ceweknya Boneka Minnie mouse aja, ntar kamar tidurku anggap aja rumahnya Sherif, nah Ruang Tamu itu area Bar gitu" aku mulai menjelaskan imajinasi ku kepada Pram lalu melanjutkan omongan.

Me: "Nah ceritanya kamu bikin Ribut di Bar, aku sherifnya Dateng, nah kita tembak tembakan tapi kamunya hampir kalah terus kabur. Terus balas dendam culik istrinya sherif, nah kamu ke kamarku Culik Boneka Minnie Mouse"

Pram : "Oh iya, seru juga tuh.. bonekanya diiket ga?", Pram secara spontan bertanya. Sepertinya strategi brain washing ku berhasil.

Me : "Biar seru enaknya diiket ya"

Him: " kamu punya talinya?"

Me : "Ada.. Tali plastik di Dapur, sama Ada saputangan buat nutup mulutnya Minnie mouse"

Him : "ihh keren, kaya koboi asli nih kita mainnya".

Me: "Tunggu bentar ya!"

Aku tak menyia-nyiakan kesempatan itu.
Segera aku berlari menuju dapur, aku ingat Bi' Nah pernah menyimpan tali plastik bekas mengikat kardus disana dan ukurannya pun tak terlalu panjang, cukup untuk digunakan bermain. Setelahnya aku berlari ke Kamarku dan mengambil Saputangan dari Lemari. Ya sejak masuk SD, mama mulai membekali ku dengan saputangan, sehingga di lemari Bajuku sekarang aku punya beberapa saputangan.

Aku letakkan Tali dan Saputangan di atas tempat tidur dan kembali ke kamar bermain. Pram masih menungguku di sana, sambil berjalan meraih Boneka Minnie mouse yang berukuran cukup besar, aku menggandeng Pram menuju kamar tidurku. Setibanya di sana aku meletakkan Boneka di dekat aku meletakkan tali dan saputangan.

Me: "Nah ini Rumah Sherif nya, nah ini istrinya nanti kamu Culik dan iket pake ini" ucapku sambil menunjuk tali dan saputangan.

Him: "Lho kok ada 2 saputangannya, yang 1 buat apa?"

Me: "Buat Nutup matanya" jawabku singkat

Him: "Oke Paham, yuk mulai"

Lalu kemudian kami berlarian menuju ke Ruang Tamu. Disana kami mulai berakting seperti sedang terjadi keributan dan terjadi tembak menembak. Pram yang berpura pura kalah tembak menembak lari menuju kamar bermain sambil berkata.

Him : "Aku pura-puranya kalah ya, kabur ke markasku dulu"

Me: "Iya"

Aku, berlari mengikutinya dari belakang, Sesampainya di sana Pram langsung memanjat tempat tidur bagian atas. Dia berakting seolah marah karena kalah.

Him: "Ah sial, aku kalah.. aku akan Balas Dendam akan aku culik istrinya"

Pram sepertinya meniru dialog dialog di sinetron yang mungkin ia sering lihat.

Me: "udah, Kapan diculiknya?" Ujarku karena tidak sabar.

Him : "sekarang aja, yuk ke kamar sebelah, sherifnya pura-pura nya ga ada di Rumah, jadi ga perlu perang pas nyulik istrinya"

Me: "Yuk!!" Mataku berbinar binar.

Pram seperti tidak kehabisan energi, dengan cepat ia turun dari tempat tidur bagian atas, tubuhnya mulai dipenuhi kerigat. Sesampainya di sana dia seolah olah mengendap-endap untuk menyergap, lalu ia melompat ke tempat tidur menerkam Boneka Minnie mouse. Lalu ia meraih tali dan saputangan.

Aku hanya berdiri menyaksikan itu semua, aku terpana melihat Pram begitu terampil mengikat kaki dan tangan boneka Minnie mouse lalu ia juga melipat saputangan menjadi lipatan segitiga dan memanjang. Saputangan segitiga itu ia ikatkan untuk menutupi mulut boneka dan yang lain untuk menutup bagian mata boneka. Kemudian Pram menggendong Boneka itu seolah membopongnya. Waaawww, aku terkagum kagum, dan sekali lagi sesuatu mengeras dan membesar di dalam underwear ku.

Yang terjadi selanjutnya adalah kami kembali berakting melakukan pertempuran saling tembak menembak. Boneka yang terikat ia taruh di bagian atas tempat tidur tingkat dan ia pun juga berada disitu seolah olah sedang berada di balkon untuk menembaki aku, semua yang kami lihat pada game sunset rider berusaha kami tiru. Yang menarik adalah ia mengusulkan supaya Sherif selaku jagoan Kalah oleh si penjahat dan si penjahat berhasil menembak mati si Sherif dan istri Sherif menjadi istrinya.

Tidak hanya sekali atau dua kali kami bermain seperti itu, setiap kondisi memungkinkan kami bermain seperti itu dengan skenario yang kami tiru dari film yang kami tonton, komik yang kami baca atau imajinasi kami yang lain.

Namun tidak pula setiap waktu dan kesempatan kami bermain hal hal yang berkaitan dengan cerita penculikan dan iket-iketan. Ada kalanya kami melakukan hal lain seperti bermain game membaca buku, menonton Film dan banyak lagi seperti anak kecil lain seumuran kami.

Sin-TrenTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang