Anak Perempuan Mama

303 6 4
                                    

Banyak orang bilang bahwa Don't Hate something too much because you'll never knows what will happened next. Statement itu sepertinya berlaku untuk Hanny. Hanny?, Hanny yang mana?. Yeaapsss, Hanny nama olok-olokan yang aku terima dari para berandalan kecil itu, nama yang pada akhirnya aku lekatkan pada diriku sendiri setelah 3 tahun lamanya dari sejak pertama kali nama itu terlontar dari mulut salah satu berandal kecil.

Okay, back to the story tentang Liburan lagi. Mama membuka salah satu lemari di sudut kamar lalu dengan kedua tangannya memilah-milah baju yang ada. Didorong rasa penasaran aku yang sebelumnya tidur terlentang bergerak ke tepi bawah tempat tidur dan menelungkupkan badan sambil bertopang dagu.

Me : "Mama lagi cari apa sih?"

Mom: "Baju ulang tahun Mama waktu umur 6 tahun"

Me : "Buat apa ma?"

Mom : "Buat kamu pake!" Sambil melirik kepadaku dan tertawa.

Me: "Hah buat aku?"

Mom: "iya buat kamu, mama penasaran kalo kamu di dandanin baju cewek apa mirip mama waktu kecil"

Me: "ish.. masa buat anak coba coba" aku menirukan salah satu jargon iklan dengan nada bercanda.

Mama tertawa mendengar candaanku dan terus membolak balik isi lemari, hingga akhirnya mengeluarkan sebuah baju dress berwarna abu-abu dan membolak-balik baju tersebut ditangannya. Baju itu terbuat dari bahan yang mengkilap dengan bagian bawah dilapisi 2 lapis bahan transparan serta hiasan pita di bagian pinggang dan punggung, ujung bawah dress tersebut juga dihiasi bordiran yang tidak terlalu ramai. Jujur aku terpana dan suka melihat baju tersebut.

Mama berjalan menuju sisi kamar yang lain, dari sebuah meja besar yang berisikan memorabilia dirinya, mama mengambil sebuah foto berukuran 12R. Entah kenapa Mama seolah terhenti sejenak memandangi foto tersebut, menarik nafas sangat dalam lalu berbalik melangkah menuju kepadaku.

Mama kemudian berjongkok berlutut di tepi tempat tidur tepat di depanku.

Mom: "Ini salah satu baju favorit mama waktu kecil, baju waktu ulang tahun yang ke-6, (ucapan mama terhenti sejenak), Echa mau ga coba pakai?"

Mama mengucapkan itu dengan tersenyum, namun bulir-bulir air tidak bisa bersembunyi pada tepian kelopak matanya.

Me: "Mau!" Jawabku singkat seraya segera melompat turun dan berdiri disamping mama. (What a wonderful opportunity!!).

Mom: "Dibuka dulu bajunya" ujar mama lembut sambil mulai melepaskan dress itu dari hanger pakaian.

Aku dengan hati hati melepas kaus dan celana yang aku kenakan dan hanya menyisakan celana dalam yang melekat. Aku lipat seadanya pakaianku serta meletakkan nya di tepian tempat tidur. Setelahnya aku membalikkan badan menghadap Mama yang sudah siap dengan dress itu ditangannya.

Mom : "Angkat tangannya ke atas sayang!" Pinta Mama kepadaku

Mama membantuku mengenakan dress tersebut, dengan hati hati Mama merapikan dress yang aku kenakan agar fit pada badanku. Lalu mama menuntunku menuju ke depan cermin di salah satu sudut kamar.

Didepan cermin aku kembali terpana atas apa yang aku lihat, aku benar-benar terlihat cantik mengenakan dress tersebut. Once again, I'm totally confused by my own body chemistry, something was growth between my groins (simpelnya.. titit ku ereksi lagi).

Mama melilitkan pita pada area pinggang, dan membuat simpul dibelakang punggungku, aku belum bisa melihat simpul yang dibuat mama, namun aku yakinlah bahwa itu cantik dan rapih, seperti yang mama biasa ajarkan kepadaku. Finally she pulled the zipper behind my back.

Mom: "coba tangannya kaya gini" mama mencontohkan kedua telapak tangannya yang berhimpitan tepat di atas ubun ubun.

Aku mengikuti permintaan Mama, lalu aku melihat mama memutar tubuhnya secara perlahan seperti seorang balerina yang menari.

Sin-TrenTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang