Welcome To Borneo

223 3 0
                                    

Liburan sekolah telah tiba, namun liburan kenaikan kelas 3 ini sungguh berbeda dengan tahun-tahun sebelumnya. Mama ingin mengajakku berlibur bertemu Oma dan Opa di Kalimantan. Kata Mama, aku terakhir ke Kalimantan ketika masih umur 2 Tahun. Memang benar sih Aku tidak mengingat bahwa aku pernah ke Kalimantan sebelumnya.

Mama dan Papa lebih Banyak mengajak aku liburan ke Jakarta ataupun Salatiga kampung Halaman Papa untuk bertemu Eyang Putro dan Putri. Sedangkan Oma dan Opa juga sering menemui kami di Jakarta apabila kami berlibur, hal ini juga berkaitan dengan Bisnis Opa yang menuntut untuk ia sering ke Jakarta.

Mendengar ide tersebut dari Mama aku awalnya berkeberatan, karena sebelum Liburan dimulai sebenarnya aku dan Pram sudah merancang beberapa rencana permainan selama Liburan. Namun pada akhirnya aku tidak bisa berbuat apa-apa, apalagi ternyata Pram juga harus berlibur ke Jawa berkumpul di Rumah Kakek Nenek nya.

Menjelang hari keberangkatan, malam hari aku merasa tidak nyaman, aku jengkel karena semua rencana yang telah disusun buyar. Aku sama sekali tidak tahu apa yang akan aku hadapi di Rumah Opa dan Oma, aku pastinya tidak bisa membawa buku Rahasiaku, apalagi bermain iket-iketan sendiri seperti biasanya, aku juga tidak tahu apakah disana ada super Nintendo sehingga aku bisa membawa game favoritku. Akhirnya satu satunya yang bisa aku lakukan untuk mengobati kekecewaan adalah membawa beberapa komik Asterix favoritku.

Keesokannya pagi-pagi sekali aku dan Mama diantar Papa ke Bandara di Ibukota Provinsi, kurang lebih 3 Jam perjalanan dari kota tempat kami tinggal. Liburan kali ini Papa tidak ikut, karena ada kesibukan katanya. Perjalanan yang akan Aku dan Mama tempuh akan cukup melelahkan karena terlebih dahulu kami harus terbang ke Jakarta sebelum nantinya akan dilanjutkan dengan penerbangan ke Kota asal tempat kelahiran Mama. Tepat menjelang senja akhirnya kami tiba di Rumah Oma dan Opa. Karena kelelahan malam itu setelah makan aku langsung tidur.

Benarlah dugaanku, sejak dari hari pertama tak banyak hal menyenangkan yang bisa aku lakukan terlebih lagi aku sering diajak Mama untuk bertemu dan reuni dengan sahabat sahabatnya ketika Remaja. Mama cukup gemar mengadakan acara kumpul-kumpul dan pesta kecil, apalagi secara finansial keluarga Mama boleh dibilang berlebih.
Satu hal yang hampir selalu terucap dari teman-teman Mama ketika bertemu aku adalah.

- "Aduh Ester, mirip banget sama kamu ya.. "
- "Haduh ini bulu matanya tebel lentik kaya mamanya.. aduh Es, anakmu ini kok cakep ya"
- "Ya Tuhaaaan, kalo rambutnya panjang bener kaya kamu waktu muda ya Es, ini sih cantik bukan ganteng"
- "Duh imut banget kaya Mamanya waktu kecil"

Ya, kurang lebih statement statement itulah yang muncul dan sering aku dengar ketika berlibur ke Kalimantan. Beberapa hal lain yang kuingat adalah untuk pertama kalinya dalam hidup, aku diajak opa ke rumah ibadah sesuai dengan agama Mama, hal yang tidak mungkin dilakukan apabila Papa ikut berlibur, bahkan bukan hanya sekali tetapi 3x selama aku liburan waktu itu. Secara akta kelahiran aku mengikuti agama Papa, namun kata mama dan papa nanti ketika dewasa aku bebas memilih jalan yang aku imani.

Dikeluarga intiku Agama bukan lah yang utama sepertinya, dikarenakan perbedaan Agama Mama dan Papa maka keduanya berusaha menjadikan rumah senetral mungkin dari hal hal yang berbau Agama, termasuk ketika nilai Ulangan ataupun Raporku untuk pelajaran Agama mendapat nilai "merah" , maka Mama dan Papa tenang tenang saja.

Back to the laptop, cerita tentang pengalaman Liburan saya, first week banyak sekali saya bertemu dengan sahabat-sahabat Mama, and as I mentioned before, banyak mereka yang bilang bahwa saya adalah photo copy nya Mama. Termasuk salah satu sahabat Mama, entah aku harus memanggilnya Om Boy atau Tante Connie.

Siang itu aku ikut Mama hang out bersama beberapa temannya ketika SMA, kami makan siang di Salah satu Restoran favorit Mama yaitu Restoran "Bakso Sapi", ya nama restoran dan menunya adalah sama. Aku juga ingat bahwa ada Baliho kecil berbentuk Sapi di depan Restoran tersebut.

Saat sedang asyik bercanda dan tertawa (saya sih bete waktu itu), Mama tiba tiba bertanya kepada salah satunya yang bernama Tante Ida:

Mom: " Da, Boy apa kabar? Masih kaya dulu kah?"

Tante Ida: "Eh namanya bukan Boy lagi, sekarang namanya Connie lho, sempet nikah juga Ama Bule, tapi ya ga disini nikahnya, lu tau kan ya maksud gw" kata Tante Ida sambil tertawa kecil dan sedikit menutup wajahnya.

Mom "Hah Seriusan Lu, nikah dia? Ganti Nama? ganti onderdil ga?" Mama sedikit terbelalak dan dilanjutkan tertawa terbahak-bahak.

Tante Ida: "Ya iyalah ganti Onderdil, Lha Mantan Lakinya Punya Jabatan tinggi di Pertambangan yang itu tuh", sambil menunjuk suatu arah dengan jarinya.

Mom: "Wow, amazing. Dimana sekarang dia?".

Tante Garin: "Kadang disini kadang di Jakarta, disini punya bisnis beberapa Salon franchise gitu", teman mama yang lain menimpali.

Tante Tanti: "Mantan lakinya tajir, sebelum Balik ke U.S, Connie dimodalin abis2an. Tinggalannya Banyak" teman mama yang lain menimpali.

Mom: "Issshhh, tajir donk ya sekarang dia". Ujar mama sambil tersenyum.

Selanjutnya emak-emak rumpi itu lanjut membahas hal-hal yang aku sendiri tidak paham, aku kembali tenggelam membaca Komik yang sengaja aku bawa.

Beberapa hari kemudian di suatu pagi ketika sedang tiduran di atas kasur sambil mencoret-coret buku gambar, tiba - tiba aku dengar suara Mama setengah berteriak dengan Nada Tinggi:

Mom : "haaaiiiiii Booooyyy, apa kabar ????, Kaget gw kirain siapa!"

Someone : "Hai say, apa kabarrr??" Suara seseorang yang belum aku tau siapa, suaranya cenderung berat namun lembut dengan nada gemulai.

Selanjutnya aku kembali fokus pada buku Gambar, suara Mama dan orang yang ditemuinya hanya terdengar samar-samar. Hingga akhirnya suara Mama terdengar lagi memanggilku.

Mom : "Cha.. Echa... Sayang turun dulu bentar, ada temen Mama!".

Lalu aku beranjak Turun untuk memenuhi panggilan Mama.

Sin-TrenTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang