Part 2

153 24 5
                                    

Nanti ke depannya aku buat enggak langsung 4 keluarga ya gaes:)



♡♡♡









Hari senin memang hari yang membuat Janu mager parah. Pukul 6 saja dia belum bangun, sementara Shilla sudah mengetuk kamar Janu beberapa kali. Mau di gedor gedor tapi takut Janu marah, mengingat hubungan mereka tidak baik akhir akhir ini.

Janu masih berpacaran dengan guling bersarung spongebob kesayangannya, sebenarnya dia mendengar panggilan Shilla ya hanya saja dia malas untuk sekolah. Hari ini ada ulangan Geologi.

"Janu?"

Janu tersentak kala suara bariton sang ayah menggema dikamarnya. Janu langsung membuka matanya dan bangun, kedua matanya langsung menangkap Aji berdiri diambang pintu kamarnya.

"Upacara."

Janu mengucek kedua matanya dan berjalan sempoyongan menuju kamar mandi. Jam menunjukan pukul 6 lewat 10 menit, dan ini berarti dia harus cepat cepat mandi. Jangan sampai senin ini dia terlambat lagi, sudah 2x hari senin dibulan ini Januar terlambat masuk dan tidak mengikuti upacara.

"Januar! Sarapan dulu!"

Janu langsung keluar kamar dan berangkat ke sekolah. Ia tidak mau terlambat lagi. Pasti dijalan ini macet sekali, jadi Janu tak mau mengambil resiko. Lebih baik dia berangkat lebih awal saja.

Dan benar saja, jalanan sangat macet sampai Janu harus dengan lapang dada ikhlas untuk tidak ikut upacara lagi. Perjalanan dari rumah ke sekolah kalau tak macet bisa sampai 15 menit, tetapi kalau macet mungkin akan sampai 30 menit lebih.

Janu sepertinya harus meloncat tembok sekolah agar tak kena hukuman. Pemuda itu memarkirkan motornya diwarung belakang, tepatnya tempat dimana ia suka membolos. Kedua kaki panjangnya berlari kecil menuju tembok belakang dimana disebrang sama langsung ke gudang sekolah. Dan digudang sana juga sangat jarang anak osis, MPK atau guru yang berpatroli kesana.

Namun kedua mata Janu menangkap seorang gadis yang berada di warung bu Sri, sialnya rasa penasaran Janu mendobraknya. Tanpa berfikir panjang, Januar langsung menghampiri perempuan itu.

"Bu serius enggak ada anak yang kes--loh?! Lo ngapain disini?" Pekik gadis itu saat melihat Januar datang dengan setelan baju yang berantakan.

Rasa penasaran sialan!

Januar berhasil tertangkap oleh anak OSIS yang tengah berpatroli.

°°°°

"Serius, Sa. Aku bener bener nyesel!"

Tama bersimpuh di kaki Sahara saat Sahara sudah menyeret koper berisi baju bajunya. Kedua anaknya tak tahu jika orang tuanya ribut pagi pagi setelah mereka berangkat sekolah. Sahara tahu apa yang diperbuat Tama saat ia tak ada dirumah.

"Kalau sifatnya suka selingkuh, itu bakalan susah buat diilangin!"

"Sa! Anak kita gimana kalau kam--"

Sahara menghela napas panjang dan menatap Tama dengan tatapan muak, "Udah pada gede."

"Tapi mereka butuh kamu, Sa."

My Family is My Universe Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang