"Salwa kemana?"
Regi baru saja keluar dari kamar Renjun dan kini ia sedang berada di ruang tv bersama sang istri. Pukul 7 malam ini si bungsu belum terlihat dirumah dan Regi tampak khawatir anak perempuannya belum pulang.
Wendy langsung mengecek ponselnya dan tidak ada pesan dari Salwa, "Tadi bilang ke aku mah ngehadirin temannya ulang tahun gitu, Mas." Jawab Wendy.
Regi menghela napas panjang, dia beranjak menuju kamar putra sulungnya. Saat membuka pintu, Renjun baru saja membuka laptop karena ada laporan hasil praktikum Kimia yang harus dia buat. Praktikumnya sih tadi siang dan laporan dikumpulkan minggu depan. Hanya saja Renjun tidak bisa jika menunda tugasnya, memang sih ini tugas kelompok mungkin dia akan mengerjakan sebagian saja dan sisanya teman teman kelompoknya.
"Mas? Adik kamu kemana ya?" Tanya Regi yang langsung menutup pintu kamar Renjun.
Renjun menggaruk kepalanya yang tak gatal, masalahnya dia juga tidak tahu kemana adiknya itu malam malam begini belum pulang. Dan tadi pun dia tidak bertemu Salwa di sekolah. Entah kemana anak itu Renjun tidak tahu.
"Enggak tahu aku, kenapa?"
"Belum pulang--kamu punya kontak teman temannya enggak?"
Renjun menggeleng, "Nggak tahu aku."
Tiba tiba saja suara motor terdengar. Regi dengan cepat langsung keluar kamar Renjun. Dari pintu kamar Renjun ia melihat Wendy didepan pintu rumah bersama Salwa seperti sedang berbicara dengan seseorang. Dengan cepat Regi langsung menghampiri mereka.
"Siapa?"
Wendy dan Salwa terperanjat saat mendengar suara Regi. Jantung Salwa benar benar berdegup kencang, fikirannya buyar dan keringat dingin keluar dari tangannya saat Regi berdiri didepan Haikal. Dengan senyum menawan itu Haikal tersenyum dan menyalami Regi. Regi merespon Haikal namun pandangannya dingin, ia menatap Haikal dari atas sampai bawah dan melirik ke garasi. Ia melirik motor Haikal, Vespa Metic berwarna biru telur asin.
"Jam berapa ini?" Tanya Regi dengan dingin.
"Jam setengah 8 malem, Om." Jawab Haikal.
"Dari mana?"
"Temennya Salwa ulang tahun, jadi saya anter Salwa pul--"
"Sampe malam gini?"
"Pa!"
"Salwa, Masuk!"
Mendengar intonasi Regi yang sedikit meninggi. Membuat Haikal dan Salwa diam. Wendy menutup matanya dan langsung menyuruh Salwa masuk. Dengan perasaan jengkel itu, Salwa langsung menuju kamar sang kakak.
"Kenapa kamu pulangin anak gadis malem malem gini?"
Haikal pernah dengar bahwa papa Renjun itu sangat galak. Dan kini dia menyaksikan sendiri betapa menyeramkannya papa Renjun jika sudah marah. Berbeda dengan Regi, Wendy mencoba menarik Regi untuk masuk ke dalam. Karena Wendy sendiri tidak enak, ini kali pertama Haikal kerumahnya dan harusnya ia berterima kasih pada Haikal mau mengantar Salwa pulang.
"S-salwa yang--"
"Lain kali jangan pulangin anak orang diatas jam 6!" Ucap Regi.
"Mas--Salwa yang minta jemput."
"Kenapa dia nggak minta jemput masnya aja?"
"Mas--"
"Nama kamu siapa?"
"Hah? H-Haikal om!"
"Sekolah dimana?"
"Disekolah yang sama dengan Salwa."
![](https://img.wattpad.com/cover/337863498-288-k808073.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
My Family is My Universe
Fiksi PenggemarApa sih yang dimaksud keluarga yang utuh? Aji, Tama, Regi dan Dion sudah berusaha membuat keluarganya utuh dan berusaha menjadi pelindung bagi keluarganya. Namun ternyata menjadi seorang suami yang baik belum tentu bisa menjadi ayah yang baik dan se...