part 7

131 18 0
                                    

"Awalnya gue tolak dia, Har." Ucap Shilla.

Harsa masih setia mendengarkan Shilla cerita tentang kejadian tadi. Shilla menceritakan itu dengan sisa keberanian yang dia punya. Awalnya ia malu namun Harsa tetap memaksa Shilla untuk bercerita.

"La, tu bayangin sih tadi kalau adik lo nggak datang."

"Gue enggak tahu kalau Janu ada disana sama Tara."

"Dia nggak mungkin nggak sengaja."

"Dia sengaja, Harsa. Masa pas gue di koridor sebelum sampe kelasnya aja dia udah ngeliatin gue pas gue lewat depan dia eh tangannya tiba tiba pegang—"

"Ya ya ya! Nggak usah di jelasin lagi deh nanti giliran gue lagi yang tonjok tu bocah!" Ucap Harsa.

Shilla tersenyum sumir, "Bilangin ke Janu ya. Makasih." Lirihnya.

Kedua alis Harsa bertautan, "Loh? Kenapa nggak bilang sendiri aja? Kalian kan satu rumah!"

Andai semudah itu. Shilla juga ingin mengucapkan terima kasih secara langsung, namun dia yakin itu semua membutuhkan keberanian. Untuk memulai pembicaraan dengan Januar saja Shilla benar benar harus mengumpulkan keberanian. Setelah lama kelamaan didiami oleh Januar, Shilla jadi takut duluan untuk bicara dengan Januar.

"Gua takut." Ucapnya.

Harsa menghela napas panjang, "Kalau lo nggak coba. Mana bisa tau sih hasilnya, La? Adik lo masih perduli kok sama elu. Kalau nggak perduli nggak mungkin dia tanpa fikir panjang langsung ngehantem si Arsen?"

Pertanyaan Harsa membuat Shilla terdiam. Shilla mengira Januar sudah tak perduli padanya, namun saat ia di lecehkan, Januar menjadi garda terdepan untuk melindungi dirinya.

Sedangkan di tempat lain, bu Ida tengah bertemu dengan Aji, Regi dan orang tua Arsen. Renjun menjelaskan permasalahan itu semua tadi dan bu Ida langsung mengecek cctv dan ternyata benar apa yang di ceritakan oleh Renjun. Yang tadinya emosi Regi hampir naik kini mulai mereda melihat ternyata bukan anaknya yang salah. Renjun melakukan ini karena seorang gadis.

Tunggu dulu, apa katanya gadis? Renjun sudah besar berarti? Seperjalanan pulang dengan Renjun dan Salwa, Regi berfikir bagaimana bisa anaknya ini tertarik pada anak Aji?

"Mas?"

Renjun menoleh pada ayahnya, "Dalem, Pa?" Jawab Renjun.

"Kamu suka sama Shilla?"

Pertanyaan dari Regi membuat Salwa hampir tersedak minuman yang baru ia teguk.

"Papa kenapa nanya gitu?" Tanya Renjun.

Regi terkekeh dan mengelus pucuk kepala anaknya, "Ya pengen nanya aja. Kenapa emangnya?"

"Ya—ya nggak apa apa sih."

"Jadi jawabannya apa? Kalau kamu biasa aja kamu nggak akan seemosi itu loh sama Arsen."

"Itu karena Arsennya aja yang brengsek!"

Mendengar anaknya mengumpat, sontak Regi menoleh sekilas dan melihat ayahnya memasang wajah terkejut itu Renjun langsung meminta maaf.

"Temen aja Pa, kan aku dari kecil sama dia."

Regi tertawa renyah, "Novan sama Nalen juga teman kalian dari kecil tapi mereka cuma diem aja."

Kali ini Renjun seperti tertangkap basah sedang mencuri. Masalahnya ini Papanya yang bertanya seperti itu bukan Mama. Kalau Wendy yang bertanya, Renjun akan terang terangan mengaku kalau dia sudah menyimpan perasaan pada Shilla sejak kelas 9 SMP.

"Biasa aja Pa, kan aku nggak pernah jalan berdua sama dia. Kalau keluar juga pasti barengan sama si kembar." Jawab Renjun.

"Ya kamu nggak pernah izin sama Papa kalau mau jalan sama Shilla."

My Family is My Universe Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang