⁰⁵

6 0 0
                                    

Sesuai janjinya kemarin, Gana mengajak anak dan istrinya untuk jalan-jalan. Gana memutuskan untuk membawa keluarganya ke Bandung, yang dekat saja yang penting Vei dan Akira senang.

Selagi Vei menyiapkan berbagai keperluan yang akan mereka bawa, Gana baru saja selesai memandikan Akira.

"Ndak mau! Jelek!" Seru Akira saat Gana hendak memakaikan baju berwarna pink dengan motif bunga-bunga.

"Kenapa? Ini bagus loh." Ucap Gana heran, perasaan baju Akira nggak ada yang jelek deh. Akira menggeleng kuat-kuat, "mau kelinci!" Serunya lagi. Kemudian berlari menghindari Gana hanya dengan memakai celana dan kaos dalam.

"Akira, sini sayang. Pake baju dulu, nanti kamu masuk angin." Gana berdiri untuk mengejar putrinya, sayangnya anak itu tidak mau berhenti dan terus menjauh dari Gana. Membuat pria itu lelah.

Pinggangnya sakit.

"Nih, baju kelincinya. Heran banget deh anak kamu suka banget sama kelinci." Gerutu Vei sambil memberikan baju berwarna putih dengan motif kelinci pada Gana. Pria itu tersenyum tipis, "biarin ajalah. Akira! Sini! Nih, baju kelincinya."

Akira berlari kecil kearah Gana, menatap baju yang Gana bawa. Anak itu mengangguk senang, merentangkan tangannya keatas - mengisyaratkan Gana untuk segera memakaikannya baju. Gana tertawa, setelah memakai pakaiannya pria itu menciumi Akira berkali-kali.

"Kamu bawa Akira ke mobil aja dulu, aku dikit lagi selesai ini." Ujar Vei kepada suaminya.

"Oke."

Setelah mengecek barang-barangnya lagi, barulah Vei membawa tasnya dan tak lupa untuk mengunci pintu. Wanita itu bergegas masuk kedalam mobil, setelah semuanya siap, Gana segera menjalankan mobilnya.

Rencananya mereka akan pergi ke Dago, untuk tujuan pertama mereka yaitu Taman Hutan Raya, itu keinginan Gana sendiri karena dia ingin refreshing dengan melihat keindahan alam. Walaupun sempat di cibir Vei karena menurutnya tempat itu biasa saja, tapi biarlah.

Kalau Akira ingin pergi ke istana - yang sebenernya itu adalah resto. Tapi tidak apa, itu akan menjadi tujuan kedua mereka setelah puas melihat alam dilanjut dengan makan siang.

Kalau Vei hanya mengikuti kemana dua orang ini pergi, tapi dia juga sempet minta ke Gana kalau dia ingin ke suatu tempat yang mengandung unsur kesenian gitu, ya pokoknya yang sejenis itulah. Nanti tinggal dicari lagi.

"Kamu nggak sekalian mau pulang?" Tanya Gana sambil menatap istrinya sebentar, kemudian kembali menatap jalanan. Vei terdiam sebentar, kemudian menggelengkan kepalanya. "Nggak. Nanti aja bareng Melvin."

Vei asli orang Bandung, lahir dan besar disana. Kemudian kuliah di Jakarta dan membawa Melvin, dan kini kedua orangtuanya tinggal di Bandung. Sebenernya bukan hanya itu alasannya dia tidak ingin mengunjungi orangtuanya -

"Kamu berantem lagi sama mereka?" Tebak Gana.

Vei mendengus, "semenjak kerja tiada hari tanpa aku berantem sama mereka, mas. Aku lagi males aja. Nanti ajalah sekalian sama Melvin, lagian waktunya juga pasti nggak akan cukup." Gana hanya mengangguk, tidak berniat bertanya lebih lanjut lagi.

Vei sedang malas untuk bertemu dengan orangtuanya, kalau dia pulang sekarang pasti dia akan di cecar dengan berbagai macam pertanyaan. Kenapa ke Bandung gak bilang-bilang? Kerjaan kamu emangnya udah selesai sampai bisa jalan-jalan? Melvin sama kamu kok jarang ngabarin Ayah Bunda sih? Dan sebagainya.

Makanya Vei nggak dulu untuk bertemu orangtuanya.

"Jangan keseringan marah sama Ayah Bunda, kasian mereka kan udah berumur juga. Sering-sering jengukin, nanti kalau bisa aku anter." Ucap Gana.

ʳᵘᵐᵃʰ ˢⁱⁿᵍᵍᵃʰTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang