11

460 19 10
                                    

Lost Memories But.. Not really.

Di atap Rumah sakit, Ares yang duduk di kursi roda memandang langit bersama Adik nya, Apollo.

".... Kak, cuaca hari ini cerah ya?" tanga Apollo memecah keheningan di antara mereka.

Ares mengangguk dan melihat ke depannya, pemandangan kota yang begitu ramai dan sibuk, mengingatkannya pada Pertemuannya dengan Hades 1 minggu lalu.
.
"Si... APA..."

"..." Hades terkejut mendengar ucapan Ares.

"Ares, kau apa yang terjadi?"

"Kak, syukurlah kakak baik-baik saja, aku khawatir sekali... Kakak tertabrak Mobil saat jalan-jalan berdua bersama ku, dan pria ini ialah pemilik mobil yang Menabrak kakak," jelas Apollo mengarang sebuah skenario, tak sepenuhnya bohong tak sepenuhnya benar.

"....." Hades mengigit bibir bawahnya dan mengikuti alur yang dibuat Apollo.

"benar yang dikatakan Apollo, dan tak disangka saya Menabrak keponakan jauh saya sendiri, Nak, perkenalkan nama saya Hades, pamanmu, kakak laki-laki ayahmu. Hades," Hades tersenyum menyembunyikan kesal dan sedih nya serta kelegaan atas apa yang menimpa Ares.

".... Apollo... Aku terkena... Kanker, perut?" pertanyaan Ares itu sontak membuat suasana sedih disana menjadi canggung.

Bagaimana menjelaskan pada Ares bahwa dia sedang hamil? Apa bilang ke dia saja seuujurnya? Kan kanker gak bikin perut jadi besar.

"soal itu kak... Kakak hanya kembung.." jelas Apollo, berharap kakaknya menerima kebohongan nya yang Aneh.

"... Oke.."

.

Ares yang mengingat kejadian itu, memikirkan wajah Hades terus.

"paman kita itu, Hades, tampan juga ya, lebih tampan dari ayah kita," gumam Ares.

"eh? Kakak apa tadi?" tanya Apollo.

"... Hades-san baik dan tampan, ia bertanggung jawab sekali meski aku sudah membaik, ia tetap mengunjungi ku," jawab Ares menatap gelang yang diberikan Hades 3 hari lalu.

'kalau saja kau ingat bagaimana brengsek nya dia kak, kau tak akan berkata seperti itu,' batin Apollo.

"Oh ya kak, ingin ma-"

"Ares!"

Apollo menoleh ke sumber suara, Hades datang membawakan sebuket bunga dengan senyum di wajahnya.

"Paman!" panggil Ares dengan senyuman  membuat Apollo sedikit jijik menatap senyum kakaknya untuk bajingan di depannya.

"bagaimana kabarmu? Hari ini aku membawakan mu Waffle, kau mau makan? " tawar Hades berjalan ke arah Ares.

"mhh! Boleh!" Ares mengangguk.

Apollo ingin sekali rasanya merobek bajingan di depannya ini, dia yang membuat kakak nya begini...  Beraninya dia, Apollo mengigit bibir bawahnya menahan amarah.

"Agh!" tiba tiba saja perut Ares sakit.

"kau baik-baik saja? Ares?" panggil Hades.

"Perutku, sakit.. Sekali.." gumam Ares.

"Apollo! Aku akan segera membawa Ares ke ruangannya, kau bawa kursi rodanya.." Hades mengangkat Ares dan pergi ke ruangannya.

"kau kan bisa mendorong saja bego," gumam Apollo mendorong kursi roda kakaknya.

.

"... Saya khawatir Ares akan segera melahirkan," ucap sang dokter yang menangani Ares.

"Kau serius?! Usia kehamilan kakakku bahkan belum. Genap 7 bulan!" Apollo mencengkeram kerah dokter itu.

ImpregnantTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang