13. End?

447 15 0
                                    

Memang apa hal yang bsia membuat Ares hancur? Dia punya segalanya.. Oke mungkin tidak segalanya, ia kurang kasih sayang kedua orang tua, tapi itu tidak masalah.

Apakah itu karena suaminya yang direbut+ tidak.. Justru sebaliknya, Ares merasa ia yang telah merebut kekasih Orang.

Jadi pantas saja kan ia mendapat ganjarannya?

Di tangannya janin mungilnya yang buruk rupa bagai monster, masih bernafas.

Ares terdiam, memang apa yang harus ia katakan, ini semua kutukan seperti yang Hades katakan.

"Maaf.. Karena aku, kau terlahir seperti ini.." Hanya kalimat itu yang bisa Ares ucapkan pada janin kecil nya itu.

".. Aku harap kau mau memaafkan ku.. Karena kan meninggalkan mu yang cacat ini di dunia yang hancur ini." Ares berkata lagi.

Diluar sangat ribut, Apollo sibuk bertengkar dengan Hades, tak ada satupun yang peduli pada Ares saat ini.

Bahkan ketika ia menyelinap pergi dari kamarnya, suster maupun dokter tak ada yang peduli, seolah menganggapnya tak ada. Ares jadi berpikir apa ia sudah mati?

Ia berjalan dengan pelan menuju ke atas Atap rumah sakit. Begitu pintu menuju atap dibuka, langit biru cerah menyapa nya.

Ares duduk sejenak di bangku yang ada disana.

Setelah beberapa saat, Ares yang  menghilang pun di ketahui oleh para dokter dan melapor ke Hades dan Apollo yang sibuk bertengkar.

Apollo keluar rumah sakit mencari kakak nya, Hades mencair di lama rumah sakit.

Perasaannya mengatakan bahwa Ares ada di sini, dan benar, begitu ia tiba di atap rumah sakit. Ares berdiri di pinggiran atap ia bersenandung, lagu masa kecil yang ia sering dengar.

Bukan dari ibunya Hera, melainkan dari pengasuhnya, "Kau datang?" seolah thau keberadaan Hades tanpa berpaling Ares bertanya.

"Kau sedang sakit.. Turun.." Perintah Hades, ia berjalan mendekati Ares yang masih menatap langit dari ujung sana.

"Hades.. Aku, tau cara mematahkan kutukan Kronos.." Ares mengabaikan perintah Hades, ia berbalik dan menatap Hades.

".... Apa maksudmu?" Hades kebingungan ia terhenti ditempatnya.

Ares tersenyum, baru kali ini Hades rasa ia melihat Ares tersenyum dengan tenang dan bahagia, "Anak kita.. Putri kecil kita.. Akan selamat.. Selama ada pengorbanan.. Dia akan kembali normal.." Ares berkata lagi.

"pengorbanan?! Apa maksud mu?!" Hades mulai panik ia berharap apa yang ia pikirkan saat ini tak akan pernah terjadi.

Ares melangkah mundur perlahan semakin ke ujung. Ia menatap ke bawah rumah sakit, Tinggi tapi ia tak takut justru ia lega melihatnya.

"Maaf karena telah menghancurkan hidupmu.. Sampaikan juga ke Minthe ya.. Tolong jaga putri kita baik-baik.." Pesan Ares ia tersenyum sekali lagi.

"tunggu! Ares jangan!!" Hades berteriak dan berlari ke arah Ares.

Ares mendongakkan kepalanya menatap ke langit, ia berjalan mundur hingga kakinya tak menapak lagi dan terjun bebas ke dasar.

'apa langit memang se biru ini ya?' lama waktu nya yang singkat Ares bisa melihat ekspresi Hades yang kaget tangannya ingin meraih namun tak sampai.

Ares tersenyum, tak ada kenangan berharga yang bisa ia ingat, ia yakin ayahnya pasti senang dengan kematiannya, ibunya apalagi. Mungkin marah dan kecewa tapi hanya sementara.

Mata Ares terfokus pada langit biru dna burung yang melintas, '.... Indah nya.. Dunia ini, di penghujung waktu ku.. Aku akan dilupakan seiring waktu berjalan, namun itu benar benar.. Hal paling menyenangkan...' Batin Ares ia tersenyum puas dan menutup matanya.

.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.

.

Pemakaman Ares berlangsung selama 2 hari, dihadiri oleh keluarga besar dan Hades, teori Ares benar, butuh pengorbanan untuk menyelamatkan putri kecil mereka, ketika Ares terjatuh ke dasar.. Darah mengalir menciptakan sebuah genangan di bawah mayatnya, Hades tak tahu apa yang terjadi, dia hanya bisa terdiam, orang orang di bawah panik dan ketakutan, para Staff rumah sakit mengevakuasi mayat Ares dibawah.

Hades terdiam, ia termenung, perasaan apa ini?? Kenapa.. Baru sekarang ia merasakannya kehilangan...

"Begitu rupanya.. Kau jahat sekali.. Ares.. Kutukan nya Memberikan perasaan bersalah abadi padaku sekaligus menyelamatkan anak kita.." Hades tertawa seorang diri di atas atap rumah sakit, air matanya mengalir namun ia terus tertawa entah sedang bersedih atau senang, tiada yang tahu.

Kematian Ares begitu mendadak, Apollo yang balik ke rumah sakit terkejut, ia mencoba menolong kakak nya itu namun nihil. Keajaiban terjadi kepada anak kakak nya. Janin yang tidak sempurna dan cacat itu sembuh dan berkembang hingga mirip seperti bayi baru lahir.

Ia tak tahu bagaimana menerima Smeua ini, Apollo kembali kepada ibunya menghabiskan sisa hidupnya bersama ibu dan kembaran nya.

Hades? Dia tetap menjalankan perusahaannya namun, perasaan bersalah selalu menghantuinya, ia memecat dan melarang Minthe dari hidupnya, ia menggunakan seluruh waktunya untuk bekerja lagi dan lagi, meninggalkan bayinya dengan Ares pada pengasuh.

Seminggu berlalu dan semua kembali normal, seakan melupakan Ares untuk selamanya.

Tapi memang ini yang diinginkan Ares ketenangan untuk dirinya sendiri.

.

20 tahun kemudian...

"SERAAAA!!!"

Brukk...

Seorang pemuda dengan wajah khas orang Asia itu terjatuh dari kasurnya, wajah tampannya mencium lantai kayu.

"Bangun sera! Pak Jin sudah menyuruh kita kumpul di lapangan Hotel!" Temannya membantunya berdiri.

"Hah? Alamak!!" Dengan segera Sera mengambil seragamnnya dan berlari ke kamar mandi.

"Ya ampun.." temannya menggelengkan kepala.

Selesai mandi anak itu berlari ke lapangan, Suriah coklat nya masih basah akibat mandi tadi, dengan seragam yang kurang rapi ia melapor.

"Sera Miyazaki! Melapor untuk bertugas!" anak itu bernama sera, mata amber nya begitu menunjukkan semangat di dalam hidupnya.

"bertugas! bertugas!!! Cepat! Kalian membuat saya malu! Pak Hades sudah menunggu kita!" Jin, memarahi Sera namun menunjuk jarinya ke teman teman sera.

"ah lelah pak.. Santai.." Sera menyahut, ia melirik ke gedung besar yang nantinya akan menjadi tempat study tour mereka, perasaan familiar seolah menerpa dirinya.

".. Hades.." gumam Sera, mata amber nya bersinar sejenak sebelum akhirnya padam.

END.

Mungkin mendadak dna gantung bagiku untuk mengakhiri cerita ini, namun. Kalau aku lanjutkan aku tka tau bagaimana kacau nya nanti cerita ini.

Untuk beberapa hal yang menjadi misteri akan ku bahas pada buku sekuel ini nanti, dengan tokoh utama berbeda, Sera.

Aku berterima kasih pada Smeua yang telah membaca buku ini sampai Akhir.

Endingnya gantung banget ya?? Oh ya donk, aku sedikit bingung untuk mengakhiri buku ini, sebenarnya ini buku pun aku berencana membuatkan End dalam 13 Chapter sejak awal dan yap..

End di chapter 13.

Itu saja yang ingin kusampaikan
Sekian dan terima kasih untuk kalian yang sabar menunggu dan membaca Impregnant hingga siap.

Aku Xxertien mengucapkan banyak terima kasih, dan maaf bila ending cerita ini begitu ngegantung.

Sampai jumpa di karya ku yang lain dan sekuel buku ini~ (kalau aku tidak kena wrtiterblock)

Thx U~~

ImpregnantTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang