Perhatian: Yang mau baca chat random Arnov dan Lia bisa kunjungi di IG: wp.tantriii, jangan lupa follow juga
_
Hari ini Arnov memutuskan untuk bekerja dari rumah, dirinya tengah berada di ruang kerja mansion bersama setumpuk berkas yang harus dirinya cek dan tandatangani. Di temani secangkir kopi buatan istrinya, ia begitu fokus dengan kertas-kertas penghasil uang itu.
Arnov menggeram marah kala melihat kecerobohan para karyawannya, bagaimana bisa perusahaan musuhnya hampir diterima kerja sama dengan perusahaan miliknya.
Pria itu melempar berkas tersebut ke tempat sampah dengan kasar, Arnov bukan tipikal orang penyabar terhadap suatu kesalahan tetapi jika dengan Lia ia akan bersikap berbeda lagi.
Tok....tok.....tok
Pintu terbuka, menampilkan seorang pria berjas hitam yang seumuran dengan Arnov.
"T-tuan ad_"
Prang
Sebuah cangkir yang masih berisi kopi dilempar hampir mengenai wajah Leo, jika saja pria itu tidak gesit menghindar sudah dipastikan jika wajah mulusnya akan terluka.
"Pecat karyawan yang melakukan kesalahan" titah Arnov dengan wajah datar dan aura menyeramkan.
"Baik tuan."
Segera mungkin Leo keluar dari ruangan milik iblis itu hingga dirinya melupakan tujuan utamanya.
Arnov meraup wajahnya kasar, hanya satu kesalahan yang di lakukan karyawannya membuat moodnya sangat buruk. Sepertinya bertemu Lia akan membuat amarah dan rasa kesalnya hilang.
Pria itu keluar dari ruangannya, mencari keberadaan istri mungilnya. Memang hari ini Lia tidak bekerja sebab Leria masih bisa menangani masalah butik sendiri.
Ia meng-kode para maid untuk membersihkan pecahan cangkir yang ada di ruang kerjanya.
Langkah kaki Arnov menuju dapur, ia melihat sebuah tubuh mungil tengah berkutat dengan peralatan dapur. Pria itu menghela nafas, ia tidak suka jika istrinya berada di dapur. Menurutnya dapur merupakan ancaman yang harus Lia hindari untuk mencegah terjadinya kecelakaan.
"Baby Lia" suara serak Arnov mengalun di pendengaran Lia.
Wanita itu membalikkan tubuhnya menghadap ke arah Arnov, pinggang mungilnya dibungkus oleh tangan kekar milik Arnov.
Pria itu menggesekkan hidung mancungnya pada dahi Lia, "Sedang apa, hm?."
"Mau buat cake chocolate" jawab Lia sembari melepaskan tangan Arnov yang masih berada di pinggangnya.
"Beli aja atau biar para koki yang membuatnya" ujar Arnov kembali memeluk Lia dari belakang.
Wanita cantik itu menggeleng, "Nggak mau, pengen buat cake soalnya."
"Bahaya baby Lia, biar koki aja ya?."
"Nggak mau ih, apa juga yang bahaya ini tuh cuma buat cake bukan mau bunuh-bunuhan."
"Dan lagi, jangan panggil kayak gitu, geli."
Melihat wajah cemberut istrinya, Arnov terkekeh pelan.
"Badanmu memang seperti bayi, sangat mungil. Saat aku peluk saja tubuhmu tidak terlihat" Arnov berkata demikian membuat Lia semakin kesal.
Sebenarnya bukan badannya yang kecil tapi badan Arnov yang terlalu besar, menurutnya.
"Kau menyebalkan, Arnov."
Lagi lagi Arnov terkekeh pelan, lihatlah ketika bersama dengan Lia amarah dan rasa kesalnya seketika hilang.
Arnov menjauhkan baskom aluminium yang telah terisi beberapa bahan adonan cake yang siap di aduk. Hal itu membuat Lia kesal, wanita itu berusaha meraih baskom tersebut dengan susah payah.
KAMU SEDANG MEMBACA
ARNOVEA: Second Life His Wife
Teen FictionSecond Life Story Emilia Seraphine menangis tersedu-sedu kala dirinya semakin tenggelam dalam kabut gelap dan kobaran api. Di akhir hidupnya ia baru saja melihat suaminya menikah dengan sahabat terbaiknya, Alana Carolline. Andai saja Lia tidak terla...