Lia sudah bersiap dengan dress warna matcha yang panjangnya sedikit di bawah lutut. Ia sekai lagi memastikan penampilannya, mempoles lipcream pada bibir tipisnya. Malam ini dirinya akan pergi ke Mall sesuai dengan ucapannya tadi.
Mengambil tas selempang branded berharga fantastis, ia pun segera keluar dan menghampiri suaminya yang telah menunggunya.
"Ayo, aku sudah siap" ujar Lia membuat Arnov mengalihkan perhatiannya pada wanita itu.
Arnov tertegun sejenak, Lia-nya benar-benar sangat cantik. Ah, ia jadi ingin mengurung wanita itu untuk dirinya sendiri.
Pria itu menggeleng menyudahi pikiran gilanya, ia pun bangkit dari duduknya dan berjalan keluar menduhului Lia tanpa mengatakan sepatah katapun.
"Astaga, suami siapa sih?" gerutu Lia sambil mengekori jalan Arnov.
Wanita itu sudah tidak terlalu kaget dengan sifat Arnov yang seperti itu, karena sepertinya pria itu memang memiliki gen dingin sedari lahir.
Mereka pun memasuki mobil dan segera melaju menuju tempat tujuan.
Suasana di dalam mobil begitu hening, baik Lia maupun Arnov sama-sama terdiam. Mungkin mereka menciptakan keheningan untuk mendapatkankan ketenangan.
Lia menyenderkan kepalanya pada kaca mobil, matanya melirik ke arah luar untuk melihat para aktivitas pengendara yang saling berebut jalan. Para pejalan kaki yang mulai memenuhi trotoar sebab ini waktunya jam pulang kerja.
Beberapa menit mereka pun sampai di salah satu mall terkenal di New York. Keduanya tidak langsung keluar sebab Lia menatap aneh pada Arnov yang menghela nafas kasarnya.
"Kenapa?" tanya Lia.
Bukannya menjawab, Arnov malah meraih paper bag yang berada di tempat duduk belakang. Ia mengeluarkan sebuah hoddie berwarna putih.
"Kemari" titah Arnov dengan wajah datar dan suara dinginnya.
Lia mengernyit bingung, "Kenapa?."
"Kemari Lia" suara dingin Arnov yang begitu menusuk indra pendengarannya dan tak lupa tatapan tajam yang menghunus.
Wanita itu pun mendekat ke arah suaminya.
Arnov mulai memakaikan hoddie putih tersebut pada Lia, dirinya tersenyum miring kala wanita itu terlihat menggemaskan dengan hoddie yang dibeli bawahannya tadi
"Arnov, kenapa harus pakai ini?" protes Lia, oh ayolah dirinya tadi sudah berdandan sebaik mungkin.
Bukankah dirinya terlihat sangat aneh memakai hoddie kebesaran yang panjangnya hampir selutut dan jangan lupakan dress matcha yang atasnya telah tertutupi hoddie ini.
"Jangan banyak protes, Lia" balas Arnov, pria itu keluar dari mobil dan membukakan pintu untuk Lia.
Mereka pun keluar dan mulai memasuki area mall mewah yang tengah ramai pengunjung.
Lia menggenggam tangan kanan Arnov, matanya menjelajahi penjuru tempat itu untuk menemukan barang menarik yang ingin dirinya beli. Sedangkan Arnov hanya memperlihatkan wajah datarnya, auranya begitu tidak mengenakkan untuk orang-orang sekitar.
Wanita itu menghampiri toko penjual perhiasan dan jepitan, atensinya tertuju pada sebuah jepitan mutiara yang begitu cantik. Ia membolak-balikkan benda itu sambil tersenyum, Arnov memperhatikan istrinya dari belakang. Namun senyum Lia memudar melihat harga yang sedikit mahal menurutnya.
Para pekerja yang melihat Arnov berada di sana membungkukkan tubuhnya saat mereka ingin menyapa pria itu memberikan tatapan tajamnya seolah menyuruh mereka untuk bersikap biasa saja.
KAMU SEDANG MEMBACA
ARNOVEA: Second Life His Wife
Teen FictionSecond Life Story Emilia Seraphine menangis tersedu-sedu kala dirinya semakin tenggelam dalam kabut gelap dan kobaran api. Di akhir hidupnya ia baru saja melihat suaminya menikah dengan sahabat terbaiknya, Alana Carolline. Andai saja Lia tidak terla...