03. Mengalah

292 42 22
                                    









"Yang ini?"

"Terlalu formal nggak sih?"

"Apa yang ini?"

"Tapi kayak mau olahraga."

Kanin mengerecutkan bibir lucu karena bingung.

Kalau bukan karena chat Dean yang di kirim subuh tadi, Kanin tidak akan mungkin sibuk sendiri untuk memilih pakaian. Padahal biasanya juga tinggal pakai saja.



Dean

|Kaniiinnn~
Sorry kalo ngerepotin lo, biasanya kalo pagi Kalandra selalu di anterin sarapan.

|Ehm, dia kan sekarang nggak punya asisten terus gue juga bukan Manajernya lagi. Jadi tugas itu sekarang pindah ke elo dulu ya Nin.

|Tenang aja, entar pas gajian pasti di tambahin bonus sama Kalandra.



Tapi bukan karena di iming-imingi tambahan bonus ya, Kanin hanya merasa itu sudah menjadi tugasnya dan ini bisa menjadi kesempatan bagus untuk berbicara dengan Kalandra.

"Ngapain sih lo?"

"Astaga!"

Tiba-tiba Yesa muncul dan bersandar pada kusen pintu kamar Kanin yang sudah terbuka.

"Yesa! Kaget tau."

"Mau kemana sih ribet amat?"

Yesa ikut terheran karena Kanin hampir mengeluarkan seluruh pakaian di lemarinya dan menjejernya di atas kasur.

"Mau kerja lah."

Yesa menaikkan alisnya bingung.

"Katanya nggak perlu ke kantor?"

Padahal jelas-jelas tadi malam Kanin yang mengatakannya sendiri.

"Kan kerja nggak melulu ke kantor aja."

"Ishhh. Bilang nggak, mau kemana?"

Adakalanya, Yesa itu kalau tidak di jawab malah semakin menjadi-jadi.

"Mau nganter sarapan buat Kalandra, Sa."

Kanin masih melanjutkan mencari baju mana yang sekiranya cocok dia kenakan.

"Hah?"

Kanin berbalik menatap Yesa. Gadis itu menghela nafas lalu duduk di atas kasurnya yang aman dari jejeran pakaiannya.

"Kata Dean, biasanya yang nganterin asistennya atau kalau nggak Dean sendiri. Tapi sekarang kan dia lagi nggak punya asisten, terus gue Manajer barunya."

"Lo kasih aja asisten baru." Saran Yesa.

"Kata Dean susah nyariin asisten buat Kalandra."

"Iya juga sih. Gue juga pernah denger kalo katanya asisten Kalandra tuh pada kurang ajar sama privasinya dia. Jadi wajarlah, kalo agak trauma. Tapi kalo nggak ada asisten juga susah Nin. Nanti lo yang pontang-panting sendiri."

My Shooting Star | Zhang Hao - Karina aespaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang