11: prepare

1.5K 188 12
                                    

Lea dan Afa kini sedang berada di Mall besar di kawasan Fort Lauderdale dan ini adalah kali pertamanya Lea menginjakan kaki nya disini. Bahkan ini Mall pertama yang pernah ia kunjungi selama di Florida. Afa sampai terbahak-bahak ketika Lea mengatakan ia tidak pernah mengunjungi Mall manapun disini.

Hah, apa itu lucu? Lea rasa itu normal-normal saja untuk orang yang tidak menyukai keramaian.
Tadi saat di UKS, mengetahui Lea tidak sakit melainkan menghindari cibiran-cibiran yang di keluarkan oleh anak-anak kelas nya, mata Afa berbinar seketika dan mengajak Lea untuk mengantarnya membeli kado untuk Alex yang beson berulang tahun.

Lea mendengus beberapa kali saat ia melihat Afa yang masih saja berdiri di etalase bagian boneka dengan jari-jari lentik nya yang ia mainkan di dagu. Benar-benar manusia laknat dan bodoh, sebenarnya ia sedang mencari kado untuk seorang laki-laki tampan dan juga popular disekolah atau untuk anak kecil berumur 5 tahun?

Dengan perasaan kesal, Lea menghampiri Afa dan memukul bahu sahabatnya. Afa meringis, ia membalikan tubuhnya sambil cemberut.

"Apa?" Afa berkata judes, ia sedang dilema dengan pilihan kado apa yang akan ia berikan untuk Alex dan Lea mengganggunya.

"Apa? Oh, ayolah. Sudah hampir satu jam kita berada disini dan kau belum menemukan apa yang kau cari?"

"Alex adalah laki-laki yang sempurna, maka aku harus memberikannya hadiah yang lebih dari sempurna." kata nya sedikit menaiki dagu.

Lea memutar bola mata dan menjulurkan lidah berpura-pura muntah, "terserah."

Lea memilih untuk melihat-lihat accecoriess penuh warna-warni yang berada di depannya dengan sesekali ia mengambilnya untuk melihat barang itu lebih detail.

Seketika pandangannya jatuh pada miniatur gitar (a/n: cek multimedia) yang menarik perhatiannya, ia mengambil gitar mini itu dengan mata berbinar. Ini benar-benar lucu, cepat-cepat ia mengambil satunya lagi--entahlah, mungkin ia akan memberikannya satu kepada orang yang ia sayang-- dan membayarnya ke kasir.

Kemudian Lea termenung, sejak pertama kali ia melihat miniatur gitar itu. Pikirannya melayang membayangkan Daniel yang akan terlihat senang jika Lea memberikan miniatur gitarnya pada Daniel.
Cepat-cepat Lea menggeleng, kenapa harus Daniel?

Lea menghampiri Afa dan menarik-narik ujung seragam Afa.

"Aku ingin pulang." Lea berkata dengan wajah memelas.

Afa membalikan tubuhnya lagi dengan wajah memohon. "Aku belum menemukan kado untuk Alex, bantu aku."

"Aku tidak tahu apa yang Alex suka."

Afa terlihat berfikir, sedetik kemudian ia menatap Lea seakan-akan ia baru mendapat ilham. "Dia menyukai basket."

Ingin sekali Lea melemparkan kepala Afa kedinding dan mencabik-cabik tubuh Afa dengan kedua tangannya, yang benar saja. Mereka sudah berada disini selama satu jam, di tempat accecoriess! Tentu saja mereka tidak akan menemukannya disini.

"Bodoh, tolol, moron." Lea mengatakan segala keluh kesal nya dengan mengguman. "Genius, kenapa kau mencarinya di toko pernak-pernik?"

Afa cengengesan dan menggaruk rambutnya. "Lalu kemana?"

Dengan kesal, Lea menarik lengan Afa menuju sport station yang jarak nya lumayan jauh dari tempat accecoriess tadi. Lea melepaskan genggaman nya dan menyuruh Afa memilih sepatu apa yang akan cocok di pakai oleh Alex.

"Disini mahal." Afa cemberut.

Lea memutar kedua bola mata nya jengah, lalu mengambil sesuatu dari dompet nya. "Pakai kartu kreditku."

My NeighborTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang