extra part

649 57 1
                                    

Lea sudah siap dengan penampilan barunya-- sebenarnya gaya lama Lea sebelum ia berpikir untuk menjadi nerd. Well, Lea memang nerd. Hanya disekolah dan Lea ingin menjadi dirinya sendiri seperti yang ia lalukan diluar sekolah. Ia tersenyum kecil, mengingat hubungannya dengan Daniel yang sudah berjalan selama dua bulan.

Hari ini, Lea sudah siap dengan semuanya. Penampilan barunya, juga kejutan yang akan ia dan Daniel berikan ke penjuru sekolah-- bahwa mereka sudah menjalin hubungan selama dua bulan.

Lea merapikan rambutnya yang ia biarkan tergerai, kemudian turun kebawah, mendengar teriakan Ibunya yang mengatakan jika Daniel sudah menunggu. Senyumnya mengembang, ia pamit dan menghampiri Daniel yang berada diteras rumah.

Daniel melirik Lea dari atas sampai bawah, senyumnya mengembang, ia mengelus kepala Lea dan mengajak Lea untuk berangkat sekolah.

---
Seluruh mata memandang Lea dan Daniel dengan pandangan tidak percaya. Baru saja Daniel mengumumkan bahwa mereka berdua berpacaran, dengan sedikit pesan untuk tidak berdekatan dengan Lea-- yang kini terlihat cantik natural, membuat lelaki yang sebelumnya memandang Lea rendah, kini menatap Lea dengan memuja. Lea hanya tersenyum kecil menanggapinya.

"LEA!"

Lea berbalik, menatap Afa, sahabatnya yang terlihat berbinar menatapnya, kemudian memeluk Lea.

"Ayo kita ke kelas!"

Lea menatap Daniel, meminta persetujuan yang dibalas anggukan oleh Daniel yang kini sudah bergabung dengan teman-temannya. Kemudian Lea dan Afa berjalan beriringan, tak sedikit yang menatap mereka. Lea risih, ia paling tidak suka menjadi bahan perbincangan orang lain.

"Aku merindukan Eve dan Caroline!"

Sesampainya dikelas, Afa mengibaskan tangannya diwajah, dengan peluh yang menetes di pelipisnya.

"Mereka sedang jam belajar disana, tidak mungkin kita menelfon mereka."

"Ya, tidak mungkin. Omong-omong, Le."

"Hm?"

"Kau bahagia?"

Lea tersenyum lebar pada Afa, "tentu saja."

"Kau? Bagaimana rasanya berkencan dengan Alex?"

"Oh, shut up!"

Afa menutup wajahnya malu, sementara Lea tertawa melihat wajah Afa yang memerah.

Lea cukup senang dengan masa sekolahnya yang seperti ini, Lea tidak membutuhkan banyak teman atau ketenaran untuk membuatnya bahagia.

Cukup orang yang selalu berada disampingnya, mensupportnya dan memandang Lea apa adanya, bukan karena fisiknya. Dan yang paling membahagiakan, Lea mempunyai Daniel yang selalu berada disisinya.

My NeighborTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang