~oo~
Cahaya sang surya datang melewati sela-sela jendela, satu bayangan terpotret disatu dinding. Bayangan anggun, dengan jelas ia menakhlikkan seorang gadis.
Di ruangan dengan dinding berdesain elegan bercorak klasik , di tambah cat berwarna emas yang dikolaborasikan dengan coklat itu terdapat seorang gadis yang tengah duduk menghadap cermin. Jika bisa dibayangkan- rambut terurai dengan berlayer dibagian bawah, bentuk tubuh yang elok dan indah, dan kulit putih berseri, gadis itu memakai baju berbahan benang wol yang disulam berwarna biru muda dengan bawahan rok putih berukuran seperempat. Sebagai aksesoris tambahan: gadis itu melingkarkan syal berwarna biru muda ke lehernya.
"Gadis aneh!" Seorang laki-laki masuk tanpa aba-aba atau tanda pintu di buka.
" Apa kau tahu ini tanggal, bulan, dan tahun berapa!?" Dia berteriak sambil berjalan terburu-buru.
Ia datang dengan tiba-tiba berteriak, dan membuat gadis yang sedang menunduk ke bawah terkejut.
"Kau sedang berakting dialog? Kenapa begitu serius seakan tanggal,bulan, dan tahun sesuatu yang luar biasa. Lihatlah kalender bukannya membuat keributan disini." Gadis itu membuang nafasnya, namun ia masih menatap gelang di tangannya yang baru saja di pakai. Dia berdiri dengan senyum sumringahnya, berniat akan menunjukkan gelang itu kepada laki-laki yang tengah berdiri di belakangnya.
"Ini serius! Kau pasti tidak akan percaya, gadis aneh." Ketakutan, dan panik menyerang tubuh laki-laki itu. Sedangkan Khansa begitu bingung dengan sikap aneh yang ditunjukkan oleh laki-laki dibelakangnya.
"Memangnya ada suatu hal serius yang terjadi? Kau sangat aneh." Khansa langsung membalikkan tubuhnya, dan apa yang terjadi?! Khansa melihat respon laki-laki itu kepadanya membuat dia bingung- seperti orang ketakutan dan langsung mendekat kearah Khansa.
"Apa kau tahu? Saat ini kita di tahun 1988!" Katanya, pupil matanya melebar.
"Tahun 1988? Mana mungkin." Khansa memasang wajah tak percaya , saat itu Daksa sungguh aneh- bagaimana mungkin tahun bisa mundur kembali? Khansa sempat mengira bahwa ini adalah trik Daksa kesekian kalinya untuk membodohinya.
"Jika kau tak percaya coba kau tengok kalender." Daksa meminta khansa untuk segera melihat kalender.
"Baik, aku akan periksa kalender, tapi awas saja kalau kau hanya membodohiku!" Khansa menunjuk kearah Daksa. Lalu ia berjalan keluar dari ruang rias, ia menelusuri lantai kamar berniat menuju tempat rak buku.
"Lihat- " ucapan Khansa terpotong ketika melihat angka didepannya "tidak mungkin?! Bagaimana bisa? 1988? " Khansa benar-bnar terkejut ketika melihat tahun di kalender itu, terpampang jelas bawah kalender menyatakan tahun saat itu adalah 1988.
"Apa aku bohong? Lihat, ucapanku benar bahwa sekarang adalah tahun 1988."Daksa menatap Khansa dengan raut wajah tidak percaya, dan sedikit syok.
Khansa membuka tutup matanya melihat kalender, apakah ini halusinasinya? atau sesuatu hal yang aneh?, Ini sungguh membuat dia bingung. Khansa pelan-pelan membolak balikkan kalender untuk memastikan bahwa yang ia lihat salah, namun sudah berkali kali ia bolak balikkan halaman kalender, tetap saja tahun itu mengatakan 1988. Daksa yang ada di belakangnya menatap Khansa yang masih tidak percaya- melihat Khansa cemas seperti itu membuat Daksa sangat khawatir, ia berusaha menenangkan Khansa dengan terus bertanya " mau sebarapa pun kau menyerbet halaman kalender tahun tidak akan berubah, dan kenyataan di depanmu." Daksa memasang wajah datar. Khansa membalikkan tubuhnya ke belakang- sungguh tidak menyangka bahwa yang dia lihat itu 1988 . Khansa menatap mata Daksa, sedangkan Daksa yang kini sedang di tatapnya menjadi salah tingkah- ia tidak berani menatap Khansa sedekat ini membuat pandangan matanya tidak bisa diam.
KAMU SEDANG MEMBACA
TWO DREAM ROPES-||REVISI
Mystery / ThrillerMenemukan keindahan dikabut kegelapan rasanya berbeda dibanding keindahan yang sering ditemukan pada cahaya yang terpancar. Beberapa mimpi mungkin menakutkan, dan Aku paham betul apa itu imajinasi, namun waktu itu aku tidak percaya dengan apa yang t...