~00~

87 20 7
                                    

laki-laki yang sangat menyukai kacang

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

laki-laki yang sangat menyukai kacang.

Luz De

Na..nana..na..na. Khansa menari-nari kecil ketika menuruni anak tangga sambil membawa buku ' ketiga seni yang satu ' . Dia berjalan sambil melompat kecil dengan menjinjing buku itu, saat ini ia ingin sarapan pagi. Namun, saat Khansa ke ruang makan ternyata Daksa sudah mendahuluinya. Dia sudah duduk dimeja makan, dan melihat Khansa yang sedang berjalan mengarahnya.

"Tumben sekali kau bangun pagi? Dan tadi apa yang ku dengar, kau bersenandung? " Tanya Daksa, sambil menatap wanita didepannya yang sedang menarik kursi.

"Jangan merusak pagiku dengan ocehanmu." khansa sambil mengambil posisi duduk.

Daksa menempelkan kedua tangan untuk menompang dagunya. " Apakah kau sangat bahagia hari ini? Karena tidak biasanya aku melihatmu seperti ini." Daksa menaikkan alisnya.

"Ya, aku memang sangat bahagia hari ini. Jadi jangan merusak kebahagiaanku walaupun hanya sedetik." Khansa mengambil posisi seperti Daksa, menompang dagu diantara kedua tangan sambil menatap Daksa.

"Kau bahagia karena kedatangan Arsa?" Daksa menyenderkan tubuhnya ke sandaran kursi.

"Mungkin iya, karena itu salah satunya."kata Khansa sambil tersenyum kearah Daksa dalam posisi tidak berubah.

Daksa menatap Khansa sejenak, lalu dia- "mbak, masak lebih banyak untuk hari ini karena nanti akan ada tamu yang datang. jangan sampai merusak kebahagiaan nona karena gagal menyambut tamu." Saat mengatakan kalimat terakhirnya Daksa memicingkan mata kearah Khansa.

"Baik." Jawab salah satu pelayan, ia membungkukkan tubuhnya 90° kearah mereka. Lalu, setelah itu para pelayan langsung melaksanakan tugasnya yang diberikan oleh Daksa.

"Sekarang kau yang mengatur urusan dapur?" Tanya Khansa sambil menaruh serbet diatas pahanya.

"Aku hanya berusaha membuatmu tidak kecewa, pelayanan juga penting saat menyambut tamu." Kemudian Daksa melahap sepotong roti.

"Ternyata kau ada kemajuan sebagai tugas seorang asisten pribadiku." Khansa tersenyum miring, lalu dia mengoleskan selai ke roti yang ada di tangannya.

"Buku apa itu?" Daksa menyadari keberadaan buku ' ketiga seni yang satu ' yang khansa letakkan disamping tangan.

"Ini-" ketika Khansa ingin menjelaskan tentang buku itu, namun seorang pelayan laki-laki datang kearah mereka.

"Maaf non, di depan ada tuan Sei." Ucap pelayan laki-laki itu sambil menunduk.

"Tidak menyangka bahwa pemuda itu telah sadar dari komanya." Bisikan beberapa pelayan wanita yang seketika menghentikan pekerjaannya ketika mendengar nama Sei.

Khansa melihat kearah beberapa pelayan saling berbisik membicarakn pemuda yang bernama Sei. " Siapa Sei?" Tanya Khansa kepada pelayan laki-laki itu.

Namun pelayan itu diam, dan tidak menjawab.

TWO DREAM ROPES-||REVISITempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang