"tolong" suara lirih seorang wanita yang begitu jelas di telinga Khansa, namun dia tidak bisa melihat apapun karena kabut putih menutupi indra penglihatanku.
"Tolong, aku." Suara itu benar-benar mengelabuinya dan tidak ada kata lain selain kata ' tolong'. Khansa melihat ke kanan dan kekiri, lalu mencoba melangkah kedepan sambil mengusir kabut yang menutupi jalannya.
"Kau siapa?" Ia berteriak sambil mencari arah sumber suara itu.
"Tolong aku, temanku." Suara itu menjawab panggilan Khansa, namun seseorang yang memiliki suara itu belum menampakkan dirinya.
"Kau siapa? Dan sekarang aku dimana? Tempat apa ini?" Khansa melihat sekeliling dan mencari orang misterius itu. Dia tidak tahu kini ia sedang berada dimana? tempat itu seperti hutan belantara yang dipenuhi kabut putih dan pohon pinus yang menjulang tinggi.
Srek. Seseorang berjalan dari arah depan, suara kaki melangkah dengan langkah yang pendek menuju kearah Khansa. Setelah mencoba memfokuskan pengelihatannya Khansa melihat seseorang dibalik kabut, seperti seorang wanita yang memakai gaun putih dan ia berjalan mengarah kearah Khansa sambil memegangi gaunnya.
"Kau siapa?" Khansa mencoba melihat wajah seorang wanita yang kini berdiri tidak jauh darinya.
"Tolong aku, temanku." Lirih wanita itu.
"Memangnya kau kenapa? Apa yang bisa ku bantu?" Khansa benar-benar tidak bisa melihat wajahnya, kini yang ia hanya bisa lihat setengah badan wanita itu karena wajahnya tertutup oleh kabut yang entah kenapa tidak mau pergi dan mengumpul disekitar wanita itu.
"Dirimu punyaku, aku mohon selesaikan, aku tidak mau disini tempat ini begitu menyeramkan aku takut disini." Suara wanita itu gemetar.
Gadis aneh~ tiba tiba khansa mendengar suara daksa, namun suara itu terdengar samar.
"Daksa." Gumamnya, sambil menengok kearah belakang, namun yang ia lihat hanyalah kegelapan dan pohon-pohon besar.
"Tolong aku, temanku! Tolong, jangan biarkan aku disini.!"teriaknya dengan gematar dan ketakutan.
Khansa berbalik lagi kearah wanita itu, dan dibalik kabut dia sedikit melihat wanita itu dengan samar. Wanita itu mengulurkan tangannya kearah Khansa, namun ketika Khansa ingin melangkahkan kakinya untuk membalas uluran tangan wanita itu lagi-lagi suara Daksa terdengar ditelinganya.
"Gadis aneh, kau tuli yah."kini suara Daksa sedikit jelas di telinganya, dan kata terakhir Daksa membuat Khansa sedikit kesal, lalu ia memutarkan tubuhnya ke arah belakang lagi.
"Aku mohon, tolong aku.!" Wanita itu kembali menahan Khansa yang ingin berlari menghampiri Daksa. Ia berbicara dengan suara kencang dari tempat ia berdiri.
"Gadis aneh, kau benar-benar memiliki penyakit gangguan pendengaran?! Apa kau dengar aku, gadis aneh!?" Lagi-lagi suara Daksa membuat Khansa menghentikan langkahnya. Namun, kali ini suaranya begitu jelas di telinga, Daksa benar-benar membuat Khansa kesal dan ingin cepat menghampirinya.
KAMU SEDANG MEMBACA
TWO DREAM ROPES-||REVISI
Mystery / ThrillerMenemukan keindahan dikabut kegelapan rasanya berbeda dibanding keindahan yang sering ditemukan pada cahaya yang terpancar. Beberapa mimpi mungkin menakutkan, dan Aku paham betul apa itu imajinasi, namun waktu itu aku tidak percaya dengan apa yang t...