Bab 5

84 23 25
                                    

Setelah dari kedai coklat panas pada malam itu Khansa langsung beranjak tidur

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Setelah dari kedai coklat panas pada malam itu Khansa langsung beranjak tidur. lalu, saat dia menutup mata beberapa menit tiba-tiba dia kembali ke sebuah hutan yang gelap dan sunyi dengan kabut yang tebal mengambang diudara, dan tidak ada angin ataupun cahaya bulan disana. tempat itu seperti mimpi kemarin, Khansa kembali ke tempat dimana dia bertemu gadis misterius itu. Khansa berdiri diantara pohon-pohon pinus melihat kesana dan kemari, lalu dia mencoba berjalan dengan pelan sambil menyingkirkan beberapa ranting yang menghalangi jalannya. Saat itu Khansa sedikit takut, dan bulu kudukknha bangun ditambah dia merasa dingin. padahal saat itu tidak adapun udara yang lewat, dan bahkan daun-daun tidak ada yang bergerak. Khansa mencoba mencari cahaya, dia berjalan lurus dengan perasaan takut dan tubuh yang gemetar.

Srek. Suara langkah yang tidak asing terdengar di telinganya, Khansa menghentikan langkahnya dan berdiam sejenak. Saat beberapa detik dia berdiam, sosok wanita itu terlihat sedang berjalan mengarahnya. Khansa menyipitkan matanya mencoba menembus kabut supaya bisa melihat wajah wanita itu.

"hai temanku, kau kembali." Ucapnya dengan lirih.

"Ya, aku kembali." Ucap Khansa yang berusaha mengontrol diri agar tidak terlihat bahwa dia sedang takut.

"Kau harus menepati janjimu yang ingin membantuku saat kembali, apa kau ingin menepatinya?" Dia menunjuk kearah Khansa.

"Sebelum aku menepatinya aku ingin meminta persyaratan darimu, apakah kau akan menurutinya?" Tanya Khansa sambil menyilangkan kedua tangan didepan dada- dia memegangi kedua sisi bajunya dengan genggaman erat.

"Katakan." Dia mempersilahkan Khansa untuk mengatakan persyaratannya dengan memajukan tangannya.

"Aku ingin tahu sebenernya kamu itu siapa? Dan bolehkah aku melihat wajahmu?"tanya Khansa sambil mencoba mengintip dari sela-sela kabut yang mengumpul.

"Bukalah sebuah buku yang berjudul 'Ketiga seni yang satu' diantara buku-buku yang ada di kamarmu." Ucapnya.

"Memangnya buku apa itu?"

"Jika kau ingin mengetahuiku bukalah buku itu, kau akan tahu siapa aku"

Srek. Wanita itu berbalik badan lalu melangkah dengan kecil meninggalkanku yang di belakangnya.

"Aku belum selesai bicara denganmu, kau mau kemana?" Khansa berteriak kecil kearahnya.

Karena mendengar Khansa wanita itu menghentikan langkahnya."kita akan bertemu kembali karena kamu sudah berjanji padaku." Ucapnya, lalu dia melanjutkan langkahnya.

"Hei, Apa boleh tahu namamu!?" Khansa berteriak, namun wanita itu tidak berhenti ataupun menoleh kearahnya, dia mengabaikan suara Khansa.

TWO DREAM ROPES-||REVISITempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang