Chapter 35

1.5K 166 31
                                    

By; Rara506

______

Tatapan Linford masih kosong saat Vernon mencium bibir milik nya dengan rakus nya. Perasaan yang dulu selalu muncul setiap mendapatkan sentuhan dari Vernon sekarang menjadi sebuah rasa sakit yang setiap detik nya selalu bertambah karena diri nya berdekatan dengan Vernon.

Pria itu sumber semua rasa sakit yang sekarang ia rasakan, Linford yang begitu mencintai Vernon dengan segala usaha yang diri nya berikan untuk mendapatkan cinta pria itu sekarang malah mendapatkan sumber rasa sakit yang mungkin tidak akan pernah bisa di obati oleh apapun itu.

Vernon melepas ciuman milik nya saat merasakan tidak ada balasan apapun, padahal biasa nya Linford paling bersemangat untuk membalas ciuman milik nya tapi sekarang? Pemuda itu hanya diam dengan tatapan kosong dan juga hancur menjadi satu, tidak ada lagi tatapan jahil ataupun tatapan penuh cinta yang Linford berikan, sekarang hanya ada tatapan kosong penuh rasa sakit didalam nya.

"Lin?"

Vernon menatap khawatir kearah Linford karena pemuda itu hanya diam sejak tadi tanpa mengatakan satu kata pun, ia takut ada masalah yang terjadi pada bayi yang sekarang ada didalam perut Linford karena tingkah pemuda itu.

"Udah puas mencium gue? Kenapa nggak sekalian lo setubuhi gue disini? Gue kan emang pelampiasaan lo disini, jadi wajar aja kalo lo mau ngelakuin semua ini sama gue," lirih Linford dengan sangat pelan bahkan hampir berbisik, batin nya terasa sangat tersiksa sekarang.

Bertahan akan membuat ia semakin sakit namun jika pergi pun Vernon bajingan ini tidak membiarkan diri nya.

"Kamu salah paham, saya melakukan semua itu hanya karena ingin kamu tenang, tidak lebih. Saya juga sadar jika sekarang bukan waktu nya kita melakukan semua itu," jawab Vernon yang masih berusaha membuat Linford mengerti.

Ia ingin mempertahankan pernikahan ini untuk anak mereka, diri nya tidak ingin anak mereka nanti nya tumbuh tanpa kasih sayang kedua orang tua nya, Vernon tidak ingin anak nya tumbuh dengan keluarga yang tidak lengkap. Vernon berharap Linford mengerti semua itu karena ia sendiri paham jika sekarang yang tengah berada dihadapan diri nya, pemuda yang sangat labil.

Otomatis cara berpikirnya akan sangat berbeda dengan pria dewasa seperti diri nya atau wanita dewasa diluar sana.

Linford terkekeh dengan pelan mendengar perkataan Vernon barusan, "lo ingin gue memahami semua yang lo katakan, sedangkan lo sendiri tidak pernah mengerti semua yang gue katakan sama lo. Selama dua bulan bersama, tidak ada kemajuan apapun didalam hubungan ini jadi buat apa kita lanjutkan semua nya lagi?, dan gue sangat yakin kalo lo emang nggak berniat bercinta sama gue karena tadi di tempat nya jalang itu lo udah mendapatkan kepuasan kan?"

"Lin kamu mengerti lah, saya tidak ingin anak kita merasakan keluarga yang tidak lengkap jika kedua orang tua nya berpisah,"

Linford menatap kedua tatapan Vernom sejenak sebelum menatap kearah lain karena ia merasa sangat muak untuk melihat wajah Vernon.

"Lo nggak perlu mikirin masa depan anak ini karena itu adalah tanggung jawab gue, lo cuman orang yang kebetulan menjadi ayah biologis nya aja, tidak lebih. Lebih baik anak ini tumbuh menjadi anak tanpa tau siapa ayah kandung nya dari pada nanti dia tumbuh bersama dengan anak haram nya jalang itu. Gue nggak mau ngelihat kasih sayang buat anak gue terbagi, yang malah akan membuat dia merasakan sakit. Cukup gue aja yang ngerasain semua sakit ini, anak gue jangan sampai merasakan semua ini."

Vernon terdiam karena memang ia tidak bisa menjamin kebahagiaan anak nya dengan Linford nanti akan mendapatkan kebahagiaan yang penuh karena masih ada anak nya bersama dengan Laura.

Drrt...drtt drttt..

Baik Vernon maupun Linford sama-sama menatap kearah handphone Vernon yang berada diatas nakas, tertera nama Laura disana membuat Linford langsung mengalihkan tatapan milik nya dengan kedua tangan yang terlihat meremas seprai rumah sakit dengan sangat erat.

Vernon menatap Linford sebentar sebelum mengangkat panggilan telpon masuk dari Laura, ia berjalan sedikit menjauh agar Linford tidak bisa mendengar perkataan yang Laura katakan sekarang.

"Ada apa? Apa ada yang kamu inginkan?"tanya Vernon saat panggilan telpon ia angkat, terdengar suara isak tangis membuat Vernon langsung merasa panik. Takut terjadi hal yang tidak diinginkan pada bayi yang sekarang ada didalan kandungan wanita yang sangat ia cintai itu.

"Ver..a-aku pendarahan Ver..kamu kapan kesini?..rasa nya sangat menyakitkan.."

Vernon langsung mematikan sambungan secara sepihak sebelum membalik tubuh nya karena sekarang ia ingin langsung pergi kerumah sakit dimana Laura berada sekarang, untuk melihat kondisi yang terjadi pada wanita itu.

Linford menatap Vernon sejak tadi, semua perubahan wajah pria itu bisa ia lihat tadi membuat Linford yakin bahwa sekarang wanita jalang itu tengah bertingkah.

Disatu disisi yang berbeda Linford merasa senang karena kemungkinan terbesar setelah Vernon kembali dari sakit nanti, pria itu pasti akan setuju dengan tawaran cerai yang ia berikan, namun disisi yang berbeda ada perasaan iri terhadap wanita jalang itu karena dia bisa mendapatkan cinta Vernon secara sempurna. Sedangkan diri nya sendiri yang sudah melakukan bagitu banyak hal untuk mendapatkan balasan malahan tidak mendapatkan hasil apapun selain rasa sakit.

Kesalahan apa yang pernah ia lakukan di masalalu dulu sehingga bisa mendapatkan semua ini, Linford merasa sangat lelah sekarang. Ingin menyesali semua yang terjadi seperti nya itu tidak ada guna nya lagi, terlebih sudah ada satu sosok yang lain tengah tumbuh bersama dengan diru nya membuat Linford tidak bisa sepenuh nya menyalakan takdir yang terjadi, kesalahan ini semua karena disebabkan oleh keserakahan diri nya sendiri karena ingin mendapatkan cinta Vernon, tapi malah semua nya berbanding terbalik dengan keadaan yang terjadi sekarang.

"Lin,"

Vernon menatap Linford yang sejak tadi melamun, sejak semua ini terjadi pemuda yang awal nya sangat ceria itu berubah menjadi pendiam dan tanpa perkataan apapun.

"Lo bisa pergi. Nggak usah mikirin keadaan gue, karena tanpa ada nya lo disini gue biasa aja. Liat muka lo malah buat gue mual, mungkin anak ini juga tidak menyukai sosok dihadapan diri nya sekarang, karena aura bajingan nya terlihat sangat kentara."ujar Linford tanpa menatap kearah Vernon sedikit pun, membuat Vernon yang malah mendapatkan jawaban seperti itu langsung berjalan keluar untuk segera mendatangi rumah sakit Laura sekarang.

"Goblok, gini kalo babi dikasih nyawa, bawaan nya bikin orang emosi dan juga sakit hati. Dengan mudah nya lo percaya anak ini tidak ingin melihat wajah ayah nya, padahal asli nya dia sangat ingin mendapatkan sentuhan dari ayah nya. Gue senang karena sekarang gue bisa pergi tanpa hambatan sedikitpun dari lo. Gue bakalan bawa anak ini bersama dengan gue, dan membesarkan nya sendirian tanpa lo."

Bersambung..

MARRIED FOR BUSSINES  {TERBIT}Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang