Chapter 3 : What's Your Dream?

79 13 72
                                    

🌸 Happy Reading 🌸

Semilir angin yang membawa aroma garam menerpa wajahnya. Beberapa ponian rambutnya berkibar tertiup angin. Ia menoleh pada seorang gadis yang duduk di sebelahnya, menatap ke arah depan dimana ombak saling mengejar. Ponian rambutnya yang telah memanjang menutupi pelipis sampai rahang gadis itu. Membuatnya terkesima dengan gadis itu.

Tak disangka, ada seorang gadis yang mampu membuatnya terlena dengan tujuan utamanya di sini. Ia pikir ia tidak akan tertarik atau bahkan jatuh hati padanya. Namun sekali lagi, kehendak hati tidak ada yang dapat menebaknya.

"Kak,"

Gadis itu memalingkan wajah padanya. "Apa impian Kak Nami?" tanyanya.

Kerutan di antara kedua alis gadis itu muncul, "Tiba-tiba kamu nanya gitu?"

Riki menganggukkan kepalanya dengan dengusan geli serta senyuman tipis. Entah memiliki maksud atau tidak dari pertanyaannya itu.

Kini mata gadis itu bergulir pada langit biru yang cerah di atas sana, seakan memikirkan sesuatu. "Aku pengen jadi... Radiografer." ucapnya dan kini matanya bergulir pada lelaki itu lagi. "Kalo kamu apa?"

Lelaki itu diam. Matanya bergulir ke arah pasir putih yang mereka duduki bersama di tepi pantai. Mulutnya tertutup rapat seakan ia menjadi bisu seketika. Namun, hatinya tetap menjawab pertanyaan gadisnya.

"Aku mau jadi idol. Tapi aku ga bisa kalo harus putus dari Kak Nami."






























Pipip! Pipip!

Mata pumanya terbuka dan menyipit ketika cahaya matahari menyingsing melalui celah gorden kamar asrama. Lelaki itu kemudian duduk dari posisinya, menyibakkan ponian rambutnya yang semakin memanjang lalu mengusap wajahnya pelan.

Ia menghela nafas panjang, dan menggerutu dalam hati saat mengingat mimpi tentang sang mantan.

Mimpi itu lagi, pikirnya.

Ya, entah sudah berapa kali ia bermimpi tentang gadis yang pernah mengisi hatinya itu. Semenjak ia berpisah dari gadis bernama Lee Nami, entah berapa banyak mimpi tentangnya. Padahal sudah berapa bulan semenjak ia putus dari Nami?

Mungkin hampir satu tahun. Namun waktu selama itu sepertinya belum cukup baginya untuk melupakan cinta pertamanya.

Mengenyahkan pikirannya, lelaki itu kemudian turun dari ranjangnya sembari menyambar kaos hitam guna menutupi dada serta perutnya yang terekspos. Mampir sejenak ke kamar mandi—untuk mencuci wajahnya dan menyikat gigi—lelaki itu kemudian pergi ke tempat dimana ia dan teman-temannya biasa berlatih.

Di ruang yang masih kosong dan gelap, dia berdiri di sana sendirian. Menghadap cermin besar yang memenuhi satu sisi dinding. Ia melakukan peregangan lebih dulu sebelum memulai latihan.

Hanya perlu waktu satu menit pemanasan, Riki—atau lebih dikenal sebagai Ni-ki—memulai latihan di pagi hari ini. Ditemani oleh lagu yang dilantunkan oleh grupnya sendiri, ia menggerakkan tubuhnya dengan lihai. Bakatnya semakin terasah semenjak ia debut menjadi seorang idol. Ia bahkan mendapat pujian dari beberapa artis senior baik diluar agensi maupun di dalam agensi. Sepertinya memang sudah takdirnya ia menjadi idol.

Tetapi, bersama Lee Nami bukanlah takdirnya.

Lelaki itu tiba-tiba menghentikan gerakkan tubuhnya. Musik masih berdentum keras di ruangannya, ia tidak melanjutkan kegiatan paginya setelah kembali mengingat mantan kekasihnya. Entah mengapa, minatnya berlatih seakan lenyap setelah ia sekali lagi tertampar kenyataan.

Cruel Summer [Nishimura Riki]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang