Bab 2 : Proyek Bersama? Kiamat!

550 81 2
                                    

halo... masih nunggu kisahnya Rina dan Vano

Yuk, langsung saja

jangan lupa vote sebelum baca

Happy reading

***


***

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

***

Hujan deras di siang ini tampaknya tak cukup membawa hawa sejuk di ruang rapat. Meja rapat yang didesain melingkar agar pesertanya bisa saling bertatap muka untuk mempermudah komunikasi, justru menjadi ajang melempar tatapan tajam dan ucapan pedas.

"Kenapa lo nggak bilang kalau cowok itu juga diundang, sih, Ja?" bisik Rina tajam kepada Eja yang duduk di sampingnya.

"Mana gue tau, Na. Tadi gue cuma dititipi undangan. Itu pun belum gue baca dan langsung gu kasih ke lo." Eja sebenarnya sedikit merinding dengan bisikan Rina yang tajam dan menggetarkan telinga itu. Meski terlihat sangat ramah dan mudah bergaul, Rina adalah cewek tegas yang membuat nyali ciut. Tipikal cewek alpha yang memang ditakdirkan sebagai pemimpin.

"Tau gini, gue nggak usah dateng. Buang-buang waktu."

Eja menghela napas panjang, kemudian membuangnya. Jika sudah seperti ini, mau bagaimana lagi. Lagi pula, dia juga benar-benar tidak tahu. Eja benar-benar mengutuk siapa pun yang memberi ide untuk mempertemukan Rina dan Vano di situasi seperti ini.

"Asal lo tau, gue juga males banget ketemu lo." Vano mendengar gerutuan Rina dan membalasnya sengit. "Buang-buang waktu berharga gue. Tau gini, mending gue tidur di kelas. Males banget."

"Nggak ada yang nahan lo pergi kok? Keluar sana!"

"Oke! Gue keluar." Vano mengiyakan ucapan Rina. Ia lalu menoleh kepada Haikal yang sejak tadi duduk diam di sampingnya. "Cabut, Kal. Sial banget gue hari ini dua kali ketemu tuh cewek bar-bar."

Vano dan Haikal sudah bersiap hengkang dari ruang rapat, tetapi langkahnya tertahan oleh Pak Adi.

"Mau ke mana?" tegur Pak Adi tegas. "Duduk di tempat kalian tadi."

Meski urakan dan suka melanggar aturan, Vano bukan tipe anak yang membantah orang tua. Walau bagaimana pun, ia masih tunduk dan patuh kepada orang yang lebih tua darinya. Terlebih lagi, orang itu pernah berjasa. Vano akan membalas perbuatan baik orang lain berkali-kali lipat. Pak Adi pernah beberapa kali menyelamatkannya dari hukuman guru BK. Karena itulah, dia langsung kicep dan menurut saja saat diperintah Pak Adi.

Dengan raut kesal, Vano kembali duduk di tempatnya. Haikal pun hanya mengikuti temannya itu. Kalau bisa memilih, Haikal tidak ingin berada di sana. Dia adalah cowok pecinta damai, berada di arena peperangan abadi antara Vano dan Rina membuatnya gerah.

SMK (Suka saMa Kamu)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang