Bab 39 : The Capt

167 37 11
                                    

Halo semua...

jangan lupa vote sebelum baca

happy reading

***





***

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

***



Project 2023 Binus

Eja left group

Haikal
Eh, ada yang left

Aeri
Eja gak sih?

Haikal
Iya, njiir...

Raihan
Eja? Serius?

Haikal
Heh, Raihan juga kaget? Tim kreatif gak ada yang tau apa gimana?

Raihan
Tim kreatif gak ada yang tau, njir.
Sumpah kaget banget.

MawarMelati
Kita tunggu Vano atau Asa konfirmasi.
Jujur gue kaget.
KAGET BANGET!!!!

Haikal
Capslock lo jebol?

MawarMelati
Gue kaget, Kal...
Jangan bikin gue tambah emosi, deh

Asa
Sabar dulu.
Jangan rusuh di grup

Vano
Gue gak akan jelasin di sini.
Habis istirahat siang, kita ketemu di tempat biasa.

Haikal
(Sedang mengetik)

Vano
Gak nerima pertanyaan di chat

Haikal
Yah.... Baru aja gue mau ngetik

Raihan
Sabar ege.
Ntar juga mereka jelasin.

Haikal
Ck, iya iya...

***

Vano meremat ponselnya. Kepalanya rasanya mau pecah. Masalah datang bertubi-tubi dan dalam waktu hampir bersamaan. Rasanya Vano ingin menyerah saja. Namun, saat mengingat Rina, dia kubur jauh-jauh keinginan bodohnya itu. Jika menyerah sekarang, Rina akan jatuh semakin dalam.

"Gimana, No? Dapat solusi dari Pak Adi atau Bu Fanny?"

Marvin datang kemudian mendudukkan diri di samping cowok populer itu. Setelah berdiskusi dengan Pak Adi dan Asa, Vano memang memilih menenangkan diri di lantai 3 gedung D yang memang selalu sepi karena anak jurusan Teknik Pemesinan lebih suka memakai laboratorium di lantai satu atau dua. Marvin sangat peka dan hafal kebiasaan teman sekaligus wakilnya di klub basket. Di saat-saat seperti ini, Vano akan mencari tempat sepi dan menyendiri. Cowok itu butuh tempat tenang untuk berpikir. Meski terkesan arogan dan keras, Vano adalah cowok yang penuh pertimbangan dan pemikir.

"Jawaban formalitas," ujar Vano tanpa mengalihkan pandangannya. Tatapan cowok itu masih lurus ke lapangan, memandang beberapa anak yang bermain basket.

Marvin mengangkat kedua alisnya. "Formalitas?"

SMK (Suka saMa Kamu)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang