Bab 4 : Tetangga Sebelah Rumah

413 69 8
                                    

Halo semua...

ada yang kangen Rina dan Vano?

Setelah sekian lama, akhirnya update lagi

Happy reading

***

***

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

***




Seperti biasa, Rina menatap sendu rumahnya yang masih gelap tanpa satu pun lampu yang menyala. Waktu sudah menunjukkan pukul 18.00, sudah masuk maghrib juga, tetapi rumahnya seperti tak ada tanda-tanda kehidupan. Papanya sangat sibuk di rumah sakit, sedangkan kakaknya baru pengabdian di rumah sakit pelosok Kalimantan. Kedua anggota keluarganya itu memang super sibuk dengan urusannya masing-masing sampai lupa jika masih ada Rina yang selalu menunggu kedatangan mereka di rumah.

"Rumahnya masih sepi, ya? Papah belum pulang?"

Rina menoleh. Seorang wanita paruh baya yang terlihat masih sangat cantik itu menyapa Rina seperti hari-hari biasa. Rina yang memang sering pulang sore menjelang malam, selalu bertemu dengan wanita baik hati tetangganya itu yang selalu membuang sampah di tempat sampah depan rumah.

"Iya, Tante." Rina pun menjawab demi kesopanan. Sedikit banyak, dia sangat terbantu dengan kehadiran tetangganya yang baik hati itu. Dibanding dengan keluarganya sendiri, keluarga Tante Fara lebih banyak membantu saat Rina dalam kesulitan.

"Kamu sudah makan?"

Rina hanya menggeleng yang membuat raut Tante Fara berubah cemas. Wanita paruh baya itu keluar dari area halamannya, kemudian mendekati Rina.

"Ke rumah Tante dulu, yuk. Kebetulan orang rumah pada mau makan malam." Tante Fara mengajak Rina dengan mata rusanya yang membulat.

"Eh, nggak usah, Tan. Aku makan di rumah saja. Sebentar lagi Papah juga pulang, kok."

"Jangan sungkan, Na. Tante hari ini masak banyak, loh. Si Vano tiba-tiba pengen ayam kremes. Kamu juga suka ayam kremes, kan? Kesukaan kalian selalu sama. Tante jadi selalu ingat sama kamu kalau masak kesukaan Vano."

"Beneran nggak usah, Tan. Kalau aku makan duluan, nanti kasihan Papah nggak ada yang nemenin." Rina menolak ajakan Tante Fara dengan halus.

"Ck, papahmu itu masih saja gila kerja. Nggak pernah belajar dari masa lalu." Tante Fara menggerutu. Ia sudah sangat hafal sifat papa Rina itu. Sejak awal menikah, mereka sudah bertetangga. Kebetulan, papa Rina adalah teman sekolah Tante Fara dulu.

"Ya udah, Tan. Aku masuk dulu, ya. Mau mandi. Lengket semua badannya."

Terdengar helaan napas panjang dari Tante Fara. "Ya sudah. Kamu langsung mandi dan istirahat, ya. Kalau berubah pikiran, pintu rumah Tante selalu terbuka lebar buat kamu."

Rina tersenyum lebar. "Iya, Tan. Makasih."

"Eh, atau biar Vano saja yang nanti nganter ayam kremes ke rumah."

SMK (Suka saMa Kamu)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang