situasi yang sama.

149 9 0
                                    

Mac dan anak² lain nya berhenti tepat di depan gedung yang dulu pernah mereka datangi.

"Udah gue duga." Ucap jevo sendiri.

"Kita masuk sekarang." Ucap Mac mendahului teman² nya.

.
.
.
.

"Arana?."

"Kak Mac!!"

"Kakak ngapain di sini."

"Harusnya Kakak yang tanya, kamu ngapain di sini?."

"Aku..aku..."

"Dia sama gue yang nyulik Ken kenapa?." Ucap seseorang dari ruangan yang sama tempat Ken di culik.

"Lo siapa? Dan kamu arana maksudnya apa?."

"Lo gak kenal gue?." Tanyanya menunjuk dirinya sendiri.

"Lo mantan nya Ziva kan?" Tanya jevo setelah sampai di atas.

"Ya Lo bener sih tapi Lo juga salah."

Semua orang di sana kebingungan kecuali arana dan orang itu.

"Dia mantan Ken dia Gian."

"Rafael Lo ngapain di sini." Ucap Mac kaget melihat keadaan rafael yang babak belur.

"Mereka berdua yang udah rencanain semuanya."

"Diem kalo Lo masih mau selamat."  tunjuk Rangga alias gian.

"Bajingan Lo setan!." Kali bukan Mac tapi lion.

"Gue pastiin kali ini Lo mati..." Lion tidak memberikan ampun pada Gian.

"Udah lion udah!!." Bentak mac menarik lion.

"Lo Mau apa kali ini." Tanya Mac.

Belum juga Mac mendengar jawaban dari Gian terdengar suara teriakan Ken. Dari kamar yang dulu dia di sekap.

"Ken!!!." Tapi saat akan berlari dia mendengar suara Shelly menangis.

"Selamatin Ken Lo bakal kehilangan anak Lo begitu juga sebaliknya Lo juga bakal kehilangan Ken kalo Lo selamatin anak Lo." Ucap gian tersenyum meremehkan.

Mac langsung berbalik dan menghajar Gian beberapa kali tapi kali ini dia tidak diam saja dia melawan.

Arana yang tau dia sudah terpojok mencoba melarikan diri.

Dia tidak ingin masuk penjara sia-sia tujuannya masuk penjara ya untuk membunuh geo.

"Mau kemana Lo." Ucap Fauzan yang ada di belakangnya.

Ken semakin berteriak histeris meminta tolong dan Mac masih menghajar Gian dia sangat amat khawatir dengan keadaan mac tapi dia harus bisa menghajar Gian.

Lion jevo dan Riko Dateng untuk menyelamatkan Ken tapi sial para preman menyerang mereka.

Sedangkan Fauzan malah sibuk melawan arana yang bahkan kemampuan nya bertarung sangat jauh dengannya dia hanya sedang mempermainkan Gadis itu.

Dengan sekali serangan arana langsung kesakitan tangannya di plintir oleh Fauzan

Dan yang terjadi pada Rafael adalah dia sudah melarikan diri untuk menemukan Shelly dan juga keponakan nya.

Mereka berdua masih ada di apartemen karena GPS yang dia pasang di kalung Niko sama sekali tidak bergerak keluar saja dari jarak apartemen alarm peringatan di ponsel Rafael akan berbunyi.







Di dalam kamar sana Ken terus berteriak dan melempar apa saja yang ada di depannya.

Teriakan minta tolong terus ia lontarkan berharap ada yang menolong nya.

Bayangan masa lalu selalu terlintas di pikirannya bahkan kejadian di bar pun terbayang olehnya.

Membaut ketakutan nya semakin bertambah tangannya sudah terluka karena melempar semuanya barang Yanga dan di sana tangisannya semakin lirih dia juga beberapa kali memukul kepalanya berharap rasa takutnya berkurang.





Samar samar dia mendengar suara mac tapi itu tidak mengurangi rasa takut nya.

Sampai tiba-tiba dia merasakan pelukan hangat dari seseorang.

"Udah gue disini jangan takut tenang...." Suara itu membuat perlahan ken menghentikan pukulan pada kepalanya.

"Shelly ...... Shelly ......" panggil nya di bayangannya ada Shelly yang sedang memeluk nya membuat dia tenang.
Sahabat nya itu Dateng di saat yang tepat.

Didalam bayangan nya Ken benar-benar memeluk Shelly erat sampai dia merasa tenang.

"Jangan tinggalin gue...." Setelah itu Ken pingsan dan bayangan Shelly menghilang.


"Mana kunci kamar itu." Tanya Fauzan pada arana.

"Gak gak akan gue kasih tau."

Mac yang sudah mengalahkan Gian segera berlari ke arah pintu itu dan beberapa kali mencoba mendobraknya.

Preman yang menghalanginya mereka juga sudah di kalahkan.

"Lo gak bakal bisa dobrak itu pintu Mac." Ucap Gian yang sudah lemah tak berdaya.

"Mau mati aja songong Lo." Ucap Lion yang emosi.

"Biar gue ken." ucap Fauzan dan mendorong arana ke lion.

"Nih pegang."

Beberapa kali Fauzan juga mencoba mendobrak nya tapi hasilnya nihil.

"Bego!." Ucap Gian menunjukan smrik nya.

"Arana mana kunci kamar nya." Ucap mac yang masih dengan sabar.

"Cari aja sendiri." Ucapnya memalingkan wajahnya dari Mac.

"Gue masih sabar ya arana." Ucap Mac masih menahan emosinya.

"Ambil nih kalo berani." Ucap arana membusung kan dadanya.

"Ayo ambil!"

"Wah gila nih cewe." Ucap jevo tak habis pikir.

"Kelainan kali nih cewe." Ucap lion yang semakin memperkuat plintiran nya pada tangan arana.

"Lo yakin." Bukan Mac yang mengatakan itu tapi Riko.

"Lo mau ngapain bego!." Bentak lion.

Gian hanya tertawa mengejek ke arah mereka semua setelah itu tak sadarkan diri
Riko semakin mendekat ke arah arana.

"Lo serius, depan pacar lo." Tanya Fauzan tak percaya.

.
.
.
.
.

Ending Chapter 17............

•OUR BABY S2•Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang