rafael

130 11 0
                                    

Sekarang Ken dan juga Shelly sudah berada di hotel.

"Maaf ya sayang kita jadi nginip di hotel gini."

"Kenapa kita gak pulang aja kan deket?."

"Sayang papa mau ngomong serius sama kamu, kamu kan anak pinter kan." Ucap ken diangkuki shelly.

"kita mulai hari ini dan seterusnya gak bisa balik lagi ke rumah Daddy." Ucap Ken.

Seketika itu juga wajah Shelly nampak sedih dan akan menangis.

"Hey jangan nangis ya sayang princess nya papa." Ucap Ken Memeluk Shelly bukan niat awal Ken untuk menyakiti perasaan Shelly Ken mengatakan ini agar Shelly terbiasa dan tidak terus merengek nantinya untuk menemui Mac intinya Ken mau mulai hari hanya ada tentang dia kan Shelly saja tanpa Mac.

Dia juga ingin Mac fokus dan sadar akan kesalahannya tanpa ada gangguan Ken maupun Shelly di hadapannya.

Dan kenapa mereka masih ada di kota ini karena pesawat yang Ken naiki adalah pesawat yang salah, tujuannya memang sama tapi tiket yang dia punya berbeda dengan pesawat yang dia naiki.

Pesawat Ken sudah berangkat sejak tadi dan ternyata Ken salah memeriksa jam keberangkatan pesawat yang pada malem hari ia lihat jam 07.30 tapi nyatanya pesawat itu berangkat jam 06.30 memang salahnya karena memesan tiket dengan pikiran yang kalut malam itu.

"Kenapa kita harus pergi ninggalin daddy sendirian, apa Daddy mengusir kita apa karena Shelly nakal."

"No....no bukan itu sayang, ini tentang papa dan Daddy bukan karena cantiknya papa gini aja gimana kalo sekarang kita jalan jalan ke pantai mau?." Tanya Ken dan mood Shelly tiba-tiba kembali membaik.

.
.
.
.
.
.
.
.

Akhirnya mereka sampai
Di pantai yang terkenal disini yaitu pantai kuta Bali.

Tanpa basa basi lagi
Keduanya langsung bersenang-senang bermain pasir dan lain-lain.

.
.
.
.

"Tuan Ken?." Panggil seseorang Dan Ken langsung mengenali suara itu dan menoleh kearah sumber suara.

"Rafael kalian disini juga?." Tanya Ken pada Rafael yang sedang mengendong Niko.

"Niko halo Main yuk!!!" Panggil Shelly antusias.

Rafael langsung menurunkan Niko dan membolehkannya bermain pasir.

Untungnya hari sudah sore jadi tidak terlalu panas jadi Rafael dan Ken bisa memperhatikan mereka dari jauh dan bisa mengobrol.

"Tuan apa tuan pergi dari rumah?"

"Jangan panggil tuan gue bukan bos lo." Ucap Ken menoleh ke arah Rafael.

"Tapi...."

"Gak usah tapi tapi kita seumuran lagian benarkan gue kan bukan bos Lo."

"Dari mana Lo tau gue kabur dari rumah?." Tanya Ken dia terlihat gugup.

"Eh..... Anu... itu....eh..... apa.... Saya tau dari grup kantor iya itu soalnya pa Mac meminta karyawan kantor mencari tuan eh maksud nya Lo ken." Ucapnya gugup.

"Serius?." Tanya Ken sedikit khawatir.

"Hem jadi kenapa tuan eh maksudnya kenapa Lo mutusin pergi dari rumah ninggalin tuan Mac sendirian?." Tanya Rafael.

"Yang jelas dia yang udah rusak kepercayaan gue." Ucap Ken dia tidak ingin mengingat Mac maupun Ziva lagi.

"Apa tuan berselingkuh?." Tanya Rafael dan Ken langsung kaget.

"Lo cenayang ya...." Tanya Ken

"Jadi bener tuan selingkuh?." Tanya Rafael balik.

"Entah lah." Jawab Ken menaikan bahunya.

Karena sebenarnya juga dia ragu apa Mac benar-benar selingkuh atau dia yang terlalu salah paham.

Tapi dia juga tak bisa menghilangkan fakta kalo Ziva hamil bahkan dia sampai membawa testpack dan positif.

"Tuan eh.... Maksudnya Lo sekarang tinggal di mana?."

"Gue sih masih tinggal di hotel sekarang belum tau juga bakal berapa lama yang pasti gue bakal cari tempat tinggal lah."

"Udah tau mau tinggal dimana?." Tanya Rafael.

"Kayanya balik jaman SMA lagi sih alis nge-kos lagian gue juga berdua doang sama Shelly." Jawab Ken dan mengendong Shelly yang ada di depannya.

"Gue balik duluan ya, tapi inget Lo ya jangan bilang siapa² kalo gue disini." Ucap Ken dan akan pergi tapi ditahan rafael.

"Gimana kalo Lo pindah ke arpatemen gue aja." Ucap rafael dan menarik Ken.

"Maksud Lo satu apartemen sama Lo?." Tanya ken.

"Iya..." Jawab Rafael mengangguk dan masih memegang tangan Ken.

"Engga deh..." ucap ken dengan cepat dan melepas tangan Rafael.

"Terus Lo mau Shelly tinggal di tempat yang kurang nyaman gitu, tenang aja gak akan ada yang tau lo sama gue." Ucap rafael.

"kita sebelahan kok."

"Maksud Lo?."

" Unit Apartemen Lo sama gue sebelahan gitu loh." Ucap Rafael

"Kebetulan dulu nyokap bokap beli dua unit apartemen buat gue dan Kakak gue tapi ternyata suaminya milih buat beli rumah dan tinggal di sana, alhasil tuh apartemen kosong dan gue cuma Dateng buat bersihin doang tuh unti Satu lagi gue tempatin." Ucap Rafael panjang kali lebar.

"Emm gimana ya gak enak gue........"

"Udahlah jangan kebanyakan mikir kalo mau sekarang kita pergi ke sana." Ucap Rafael.

"Gue... gue.....Bayar bulanan nya ke Lo berapa nih?" Tanya Ken

"Gak usah lah...."

"Yaudah gak jadi gue punya kok uang buat cari tempat tinggal gue sendiri."

"Yaudah yaudah Lo bayar 500rb aja perbulan tapi gue gak maksa Lo bayar ya."

"Ternyata enak ya ngomong pake Lo gue gini." Ucap Rafael lagi.

"Ya iyalah lagian Lo juga sih kaku banget jadi orang." Ucap Ken.

"Gue gak kaku cuma harus bersosialisasi lagi aja." Ucapnya.

"Coba kalo masih ada Shelly kan." Gumam Rafael pelan.

Dan langsung menoleh ke arah rafael.

"Lo kenal Shelly?." Tanya Ken kaget.

"Hah Shelly apaan?."

"Lo bilang Shelly tadi, gue gak budek ya!"

"Salah denger kali lo yuk balik yuk kita kan harus ambil barang-barang Lo dulu di hotel."

.
.
.
.
.
.
.

Ending chapter 11...........

•OUR BABY S2•Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang