05

1.5K 301 24
                                    

Pagi hari dimana (Name) baru saja selesai mandi dan ingin sarapan di ruang makan, dia berjalan sambil main handphone. Alisnya terangkat setelah mengetahui ia mendapat banyak sekali pesan dan panggilan tak terjawab dari kenalannya di Korea.

"Si anak mapia ini ada masalah apa sih..."

Dan karena fokusnya tertuju pada handphone di tangan kanan, (Name) tidak lihat kearah depan yang mengakibatkannya menabrak punggung seseorang di depan pintu masuk ruang makan.

"Ghuu-" Dia mundur beberapa langkah sambil mengusap keningnya.

"Maaf, aku tidak lihat." Keningnya seketika mengerut, menatap pemandangan di depannya yang menurutnya aneh. Dimana ada laki-laki bersurai ungu sedang menggendong temannya di punggung.

'Orang-orang disini kenapa aneh-aneh.' Pikir (Name). Tapi dia segera menghilangkan pertanyaan tidak berguna di dalam kepalanya.

"Oh, wangi coklat. Reo, kau menyembunyikan coklat?" Tanya laki-laki bersurai putih itu. Ternyata dia bangun hanya karena mencium sesuatu yang manis.

Dia menyadari keberadaan (Name) dan menoleh kearah sang gadis yang masih berdiri di tempat. Begitupula dengan temannya.

'Di Blue Lock... Ada gadis?'

"Kalau begitu permisi." (Name) melangkah pergi terlebih dulu. Mata laki-laki bersurai keunguan itu sedikit melebar ketika menyadari wangi manis yang dia cium daritadi ternyata berasal dari (Name) dan bukan khayalan nya saja.

Pertanyaan mulai memasuki kepalanya. Mulai darimana (Name) datang, dan kenapa gadis sepertinya bisa ada ditempat seperti ini.

"Gadis itu manis, aku suka wanginya." Ujar pemuda bersurai putih yang masih digendong.

Sementara gadis yang dibicarakan kembali sibuk dengan handphonenya dan lagi-lagi tak memperhatikan suasana sekitar. Yah... Dia terlalu malas untuk mengurusi hal yang tidak ada hubungannya dengannya.

Memakan sarapan sambil membaca cerita lewat handphonenya seperti yang selalu dia lakukan, (Name) tidak menyadari seseorang berlari menghampirinya.

"(Name)!"

Dia bisa langsung tau siapa orang itu tanpa harus menoleh sekalipun. Habisnya suara anak itu sudah sangat melekat di kepala (Name) sih.

"Jangan ganggu, aku lagi baca au." Ucap (Name) tanpa mengalihkan pandangan dari handphone.

"Lihat apasih? Kan akunya disini." Bachira mengambil paksa handphone dari si pemilik sambil menjulurkan lidah meledek.

"Kembalikan, Megu-" Saat itu, (Name) baru sadar kalau meja tempatnya makan sudah ramai oleh anggota tim Z. Makanya dia berhenti berbicara karena terkejut.

"Oh, gadis yang kemarin?" Tanya si botak biksu.

"Kau juga sarapan disini ya, (Name)." Tanya Isagi yang duduk di sebrangnya.

"Pagi, (Name)." Sapa Kunigami yang entah kapan sudah ada di sebelah kanan (Name) sedangkan Bachira di sebelah kirinya.

"Tunggu, kan masih ada meja lain? Kenapa harus disini?" Tanya (Name) bingung. Ucapannya benar, padahal masih ada banyak meja kosong disana, tapi kenapa mereka malah memilih duduk dengan (Name)?

"Tidak masalah kan? Lagipula lebih ramai lebih seru." Balas Bachira.

Sungguh, ini semua karena ulah setan kuning ini yang terus-terusan menempeli (Name) di mana-mana.

(Name) hanya bisa mendecih kesal, pasrah pada keadaan.

"Untukmu." Ucap (Name) lalu memberi mangkuk kecil berisi sayuran rebus miliknya pada Isagi.

𝐟𝐞𝐦𝐦𝐞 𝐟𝐚𝐭𝐚𝐥𝐞 || ʙʟᴜᴇ ʟᴏᴄᴋTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang