"Misi, paket!"
Hening, tidak ada jawaban atau balasan apapun dari bangunan besar segi lima di depannya.
"Pakeeeett!!"
Kedua kali, masih hening seolah suaranya kurang keras untuk di dengar oleh seseorang di dalam.
"WOY PAKET!!"
Beruntung, teriakannya yang ketiga membuahkan hasil. Meskipun dibalas oleh suara dari orang yang entah sejak kapan berdiri di belakangnya.
"Euy."
Suara pelan dari sang gadis sukses membuat kurir paket itu terlonjak kaget dan buru-buru menoleh ke belakang. Mendapati (Name) yang berdiri tak jauh darinya.
"Paket saya ya, kak?" Tanya sang gadis menatap bungkusan di tangan pria di depannya.
"I-iya kak... Atas nama Yeon (Name)?"
Si pemilik nama mengangguk dan mengambil paket miliknya dari tangan sang kurir.
"Gomawoyo, Ahjussi." Setelah berkata begitu, (Name) masuk kedalam sambil melihat keterangan yang tertempel di bungkusan paketnya sambil berjalan.
Meninggalkan abang-abang paket yang berdiri kebingungan dengan ucapan terimakasihnya.
Iya, dia memakai alamat blue lock untuk memesan barang lewat toko online. Pray for abang kurir yang harus naik turun gunung.
"Benar paket ku, kan?" Tanyanya pada diri sendiri sambil terus melangkah, tak menyadari dia salah melewati pintu masuk.
Bodohnya, (Name) baru menyadari kesalahannya ketika dia tidak melihat Bachira sama sekali disana.
Soalnya, setiap (Name) terlihat berjalan di lorong gedung, Bachira pasti selalu bisa menemui dan menganggunya. Jadi sekarang ketika dia mendapat keheningan, rasanya agak aneh.
"Loh? Aku salah masuk kah?" Tanyanya pada diri sendiri sambil melihat sekeliling lalu berhenti melangkah. Setelah dia benar-benar mengetahui kalau dia salah melewati pintu masuk, (Name) menghela nafas kasar dan berbalik arah ke tempat semula dimana ia masuk tadi.
Ketika rasa penasarannya tidak bisa ia tahan lagi, (Name) membuka bungkus paketnya sambil berjalan. Tanpa memperdulikan sekitar dimana sekarang waktu latihan untuk tim disana sudah tiba. Yang berarti (Name) bertemu dengan salah satu tim yang menempati gedung itu.
Yang namanya (Name), setiap kali dia jalan dia tidak pernah fokus pada sekitarnya. Fokusnya pasti akan tertuju pada sesuatu yang ada di tangannya. Makanya, tidak heran dia sering kali membuat orang-orang kesal dengan kebiasaan menyebalkan itu.
Dan yang sudah terjadi seperti sebelum-sebelumnya, dimana eksistensinya mampu menarik perhatian orang-orang yang ada di dekatnya.
Lagipula, bukankah melihat gadis pendek berkuncir dua yang memiliki wangi coklat pekat di tubuhnya adalah hal yang kurang wajar di lingkungan blue lock? Bagaimanapun juga tempat ini dipenuhi oleh laki-laki penggila sepakbola. Makanya, mendapati ada gadis seperti (Name) disini sesuatu yang agak laen.
"Oh, ternyata benar punya ku." Ujarnya santai setelah membuka bungkusan paketnya.
Namun, langkah (Name) terhenti ketika seseorang berdiri menghalangi jalannya. Ah, bukan. Lebih tepatnya (Name) yang menghalangi jalan laki-laki tinggi itu menuju ruang latihan. Tapi tentu saja gadis ini tidak menyadari hal itu.
Karena perbedaan tinggi mereka, (Name) harus mengadah agar bisa melihat wajah sang pemuda yang berdiri di depannya.
Satu alisnya terangkat ketika (Name) dihadiahi tatapan tajam dari manik mata emerald dari pemuda itu. Padahal dia belum berbicara apa-apa.
KAMU SEDANG MEMBACA
𝐟𝐞𝐦𝐦𝐞 𝐟𝐚𝐭𝐚𝐥𝐞 || ʙʟᴜᴇ ʟᴏᴄᴋ
Teen Fiction"𝐒𝐡𝐞 𝐰𝐚𝐬 𝐚 𝐬𝐭𝐫𝐚𝐧𝐠𝐞, 𝐡𝐨𝐬𝐭𝐢𝐥𝐞, 𝐝𝐨𝐦𝐢𝐧𝐚𝐧𝐭 𝐭𝐡𝐢𝐧𝐠𝐬." Dia yang terobsesi pada perasaan putus asa, menemukan 'surganya' yang sengaja di buat oleh sang kakak. Tempat dimana orang-orang mempertaruhkan mimpi mereka dan mati-m...