"Hoaammm... Pa...pagi..." Membuka pintu kamar dengan lunglai, serta dengan penampilan yang sangat berantakan, (Name) berjalan mendekati Ego yang sedang duduk di depan banyaknya layar komputer besar.
"Selamat pagi, (Name)-chan." Ucap Anri sambil tersenyum.
(Name) melambai singkat sebagai balasan. Dengan mata yang masih tertutup, (Name) duduk di sebelah Ego. Entah dia sadar atau tidak kalau Ego sedang menjelaskan tentang sistem seleksi pertama. Round-robin.
Yang artinya tanpa sengaja (Name) ikut terlihat di layar monitor. Dan penampilan baru bangun tidurnya dapat dilihat oleh kedua tim yang sebentar lagi akan bertanding.
"Oh, (Name)-san?" Gumam Isagi yang terdengar oleh Bachira.
"Kak, geseran dong. Aku mau lanjut tidur disini." Bahkan suaranya sampai terdengar.
Kini, para laki-laki itu terkejut secara bersamaan. Tentu saja terkejut. "Kak" Katanya? Kakak!? Jinpachi Ego mempunyai adik!? Dan adiknya itu (Name)!?
"Hah! Kakak!?"
"Mu-mustahil!"
"Otak ku tidak berotak."
Terganggu oleh suara berisik, (Name) melihat satu layar besar di depannya. Yang menampilkan ruangan tim Z serta para pemainnya yang sedang bersiap.
"Loh, Isagi?"
Dari sekian banyaknya orang disana, yang pertama kali ter notis oleh (Name) adalah Isagi. Jadi wajar saja jika sekarang tatapan bingung penuh tanya dan kesal tertuju pada Isagi.
"Ah, kau akan bertanding ya? Semangat deh." Ucap (Name) enteng sebelum kembali merebahkan diri di lantai.
Untuk beberapa saat suasana menjadi hening, sebelum akhirnya Isagi merasakan pundaknya di cengkram oleh seseorang dari belakang. Ah, dia memiliki firasat buruk tentang ini.
"Hei, Isagi. Kau berhutang penjelasan pada kami." Ucap laki-laki yang memiliki tampang sangar. Raichi Jingo.
Karna ulah (Name), terpaksa Isagi harus menghadapi beberapa pertanyaan kenapa (Name) terlihat dekat dengannya. Dasar gadis serampangan, tanpa dirinya sadari tingkahnya merepotkan orang lain.
🌸🌸🌸
Sudah puas pergi ke alam mimpi, (Name) bangun dari posisi tidurnya dan meregangkan kedua tangan sambil sesekali menguap.
"Huh? Pertandingannya masih lanjut?" Tanyanya ketika melihat sang kakak sama sekali tak beranjak dari tempat duduk.
"Kak... Kalau melihatnya sampai seperti itu, min mu bisa nambah." Cieee diem-diem perhatian.
"Oh iya, mana kak Anri?" (Name) menoleh ke segala arah, tapi tak menemukan orang yang dicari. Padahal baru saja dia ingin mengajak Anri makan siang bersama.
'Huh, yasudahlah. Nanti ku ajak makan malam bareng saja'
Dia beranjak pergi ke dapur yang sudah disiapkan khusus untuknya, (Name) ingin membuat coklat panas. Dibanding teh, (Name) lebih suka coklat sebagai teman ketika bersantai.
"Ah... Apa aku bikin coklat buat bocah-bocah itu ya? Pasti melelahkan setelah mati-matian bertanding." Ucapnya seorang diri. Dia mengadah menatap langit-langit, memikirkan tentang keputusan yang akan diambil.
"Yah... Tak ada salahnya kan?" Akhirnya setelah lumayan lama berfikir, (Name) membulatkan tekad untuk membuat beberapa coklat yang akan dia berikan pada anggota tim z nanti.

KAMU SEDANG MEMBACA
𝐟𝐞𝐦𝐦𝐞 𝐟𝐚𝐭𝐚𝐥𝐞 || ʙʟᴜᴇ ʟᴏᴄᴋ
Подростковая литература"𝐒𝐡𝐞 𝐰𝐚𝐬 𝐚 𝐬𝐭𝐫𝐚𝐧𝐠𝐞, 𝐡𝐨𝐬𝐭𝐢𝐥𝐞, 𝐝𝐨𝐦𝐢𝐧𝐚𝐧𝐭 𝐭𝐡𝐢𝐧𝐠𝐬." Dia yang terobsesi pada perasaan putus asa, menemukan 'surganya' yang sengaja di buat oleh sang kakak. Tempat dimana orang-orang mempertaruhkan mimpi mereka dan mati-m...