Baiklah, tanggapan yang bisa terbilang kasar sama sekali tidak terlintas di benaknya. Lagipula siapa yang mengira (Name) berani melontarkan kata-kata kasar pada orang asing?
Meskipun sang korban sendiri juga tidak seharusnya menatap seorang gadis tanpa sebab. Ah, tidak. Dari awal seharusnya dia tidak perlu perduli dengan apa yang (Name) lakukan. Tapi pemandangan yang menarik sedikit perhatiannya juga tidak bisa dilewatkan.
"Apa lihat-lihat? Mau sparing kah?"
Oke, dia menyesal sudah memandangnya terlalu lama. Ternyata tanpa sadar dia terlibat dengan satu orang aneh yang sepertinya merepotkan... Lagi.
Tanpa mengatakan apa-apa, lelaki bersurai Maroon itu membelakangi (Name) sebelum berjalan menjauh dari sana seolah tak terjadi apa-apa. Meninggalkan (Name) seorang diri yang kebingungan di tempat.
"Dih? Maksud amat."
Entah kenapa, sejak dia menginjakkan kaki di blue lock, (Name) selalu bertemu dengan orang-orang yang... Unik. Atau itu memang nasibnya saja. Dari berteman dengan orang-orang tak kalah unik di Korea, sekarang pindah server ke Jepang dengan spesies yang sama.
Apa ini bisa disebut keberuntungan? Tapi masalahnya (Name) tidak merasa begitu.
Teringat sesuatu, (Name) melirik ke arah tempat dimana laki-laki tadi berdiri seolah dia sedang mengingat-ngingat.
"Tapi iris mata itu... Tidak asing. Siapa lagi orang yang memiliki bulu mata bawah lentik ya?"
Tak kunjung mendapat jawaban, (Name) lebih memilih untuk tidak memusingkan hal yang menurutnya tidak penting sebelum dia berjalan dan memilih untuk mencari makan siang.
"Aku kangen teopokki ahjumma pinggir jalan."
Akhirnya siang itu dia habiskan dengan mengunjungi beberapa tempat makan, hitung-hitung agar lidahnya bisa kembali terbiasa dengan makanan khas Jepang.
Menghabiskan sebagian waktu diluar, (Name) kembali ke habitat awal sambil membawa beberapa kantung belanjaan dari jajanan pinggir jalan yang ia beli. Niatnya sih untuk menemani malamnya sambil marathon drama.
Sampai panggilan dari seseorang membuatnya berhenti melangkah, namun kali ini suara asing yang tidak pernah ia dengar sebelumnya membuat (Name) berhenti melangkah dan menoleh ke asal suara.
"Maaf, sepertinya kau tersesat? Tapi ini bukan tempat untuk perempuan."
Ah, salah paham rupanya. Ternyata untuk yang kedua kali (Name) salah pintu masuk dan malah bertemu anggota lain dari stratum yang belum pernah ia kunjungi.
Melihat laki-laki yang berdiri tak jauh di belakangnya, (Name) menatap sang lawan bicara dari ujung kepala sampai ujung kaki. Dan entah kenapa dari sekian banyaknya laki-laki yang sudah ia jumpai di blue lock, baru kali ini (Name) langsung merasa bahwa orang yang berdiri di belakangnya kini adalah orang baik, dilihat dari raut wajahnya yang... Adem.
Tanpa ragu, (Name) balik tersenyum kearah si pemuda.
"Tapi ini juga tempat ku."
Terdiam sebentar karena tak mengira ternyata di blue lock juga ada gadis sepertinya, laki-laki berkacamata itu masih terseyum ramah sebelum bertanya dengan nada ramah.
"Oh, benarkah? Maaf, salah ku."
(Name) mengangguk kecil sebelum tangan kanan ia ulurkan kearah sang pemuda, berniat mengajak berkenalan. Dan siapa tau, mungkin dia akan mendapat target baru.
"Aku Yeon (Name), siapa namamu?"
Membalas uluran tangan (Name), pemuda berkacamata itu balik memperkenalkan diri dengan ramah.

KAMU SEDANG MEMBACA
𝐟𝐞𝐦𝐦𝐞 𝐟𝐚𝐭𝐚𝐥𝐞 || ʙʟᴜᴇ ʟᴏᴄᴋ
Teen Fiction"𝐒𝐡𝐞 𝐰𝐚𝐬 𝐚 𝐬𝐭𝐫𝐚𝐧𝐠𝐞, 𝐡𝐨𝐬𝐭𝐢𝐥𝐞, 𝐝𝐨𝐦𝐢𝐧𝐚𝐧𝐭 𝐭𝐡𝐢𝐧𝐠𝐬." Dia yang terobsesi pada perasaan putus asa, menemukan 'surganya' yang sengaja di buat oleh sang kakak. Tempat dimana orang-orang mempertaruhkan mimpi mereka dan mati-m...