11

838 155 14
                                    

Tawa kecil namun sedikit menganggu terus-terusan terdengar dari sebelah kiri Ego. Duduk dengan tenang dan menonton pertandingan tim Z melawan tim V sepertinya hanya angan-angan karena daritadi (Name) tak henti terkekeh sendiri melihat pertandingan yang tersaji.

Terlalu terbawa suasana, (Name) bahkan sampai tidak sadar kalau dia mengigit kuku jempolnya. Seringai puas dan nafas yang menjadi lebih berat, jantung yang berdetak lebih kencang serta iris mata lebar yang menatap intens. Pemandangan langka yang sudah lama tak terlihat oleh Ego kalau dia boleh berkata jujur.

Adiknya yang satu ini memang agak lain. (Name) benar-benar terlihat seperti seorang maniak ketika dia mendapat sesuatu yang bisa meningkatkan adrenalin bahkan gairahnya.

Menaruh kaki kanan diatas kaki kiri, (Name) memiringkan kepala sedikit dan membuat manik keunguanya tertutup oleh beberapa helaian poni.

"Aahhh... Bagus... Indah sekali... Ekspresi itu..."

Mau tak mau, Ego bisa mendengar segala gumaman gila sang gadis yang duduk di sebelahnya. Mau komplain untuk diam pun tidak bisa, (Name) sedang dalam zona tidak bisa diusik. Sia-sia saja jika Ego menyuruh (Name) diam, karena kata-katanya tak akan masuk ke telinga sang gadis.

Ya, gadis gila yang menggunakan keputusasaan orang lain sebagai aphrodisiac. Jangan heran jika (Name) bisa terlihat sedikit menyeramkan jika sudah bersangkutan dengan itu.

Orang sinting mungkin sebutan yang paling cocok untuk menggambarkan situasi (Name) saat ini.

Lenguhan lembut yang samar-samar terdengar akhirnya keluar dari mulut (Name). Terlalu fokus pada satu hal membuat nafasnya sampai terengah-engah sedikit.

Mengigit bibir bawah dengan seringai puas yang sama, (Name) menoleh kearah Ego.

"Aku.Mau.Lebih."

Mutlak tak terbantahkan.

Gawat, sisi (Name) yang sangat dihindari oleh Ego mulai muncul kepermukaan ternyata. Dan tanpa menoleh balik, Ego membenarkan letak kacamatanya sebelum membalas perkataan (Name) dengan satu-satunya jawaban yang ia selalu katakan pada (Name) dalam situasi seperti ini. Karena jawabannya memang hanya ada satu.

"Baiklah."

🌸🌸🌸

Suara heels yang beradu dengan lantai terdengar di sepanjang lorong yang dilewati. Tak jauh dari tempat (Name) berjalan, samar-samar suara tangisan dari beberapa tim yang kalah dari seleksi pertama menarik perhatiannya.

Melirik dari ujung mata, dia disuguhkan oleh para pemuda yang harus pulang kala tim mereka kalah di seleksi kali ini.

Di satu sisi ada orang-orang yang berjalan dengan tertunduk kala terpuruk karena mereka harus berhenti bermain sepakbola, sedangkan di sisi lain ada (Name) yang tersenyum melihat hal itu.

"Ahahaha... Impian yang hancur, sungguh pemandangan yang indah."

Lanjut berjalan menuju ruang makan, (Name) sedikit di kejutkan oleh kehadiran laki-laki yang memiliki gaya rambut menutupi kedua mata.

Diam-diam dia mencoba mengingat dimana dia pernah melihat pemuda yang sepertinya tak asing ini. Meskipun tak membutuhkan waktu lama bagi (Name) ketika otaknya berhasil mengingat betul siapa orang yang berdiri tak jauh darinya.

'Oh, si wibu.'

Namun jika di lihat-lihat lagi, kenapa gaya rambut unik itu membuat (Name) teringat dengan kenalannya di Korea sih?

𝐟𝐞𝐦𝐦𝐞 𝐟𝐚𝐭𝐚𝐥𝐞 || ʙʟᴜᴇ ʟᴏᴄᴋTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang