bagian 3

8.8K 567 27
                                    

𝐚𝐞𝐬𝐩𝐚 - 𝐓𝐡𝐢𝐫𝐬𝐭𝐲
_______

Duduk termenung dengan secangkir coklat hangat di tangan. Berlian menatap kosong pemandangan langit sore di balkon apartemen tempat tinggalnya saat ini. Seharusnya hidup baru ini milik adiknya. Dan dirinya seharusnya masih dengan rutinitas sorenya. Memotret langit senja dari berbagai sudut kota.

Tapi kini dirinya malah jadi tahanan. Di penjara oleh lelaki bernama Zafran Prayudha di sangkar emasnya. Duduk tanpa tahu hidup ke depannya seperti apa. Semua rencana setelah kuliahnya bubar jalan. Berlian tak tahu harus darimana dirinya menata kembali.

Sebulan lalu ketika dirinya masih berbincang santai dengan adiknya tiba-tiba papa menghampiri. Ikut larut dalam obrolan hingga merembet membicarakan rencana perjodohan.

"Papa beritahu. Besok Adhitya sahabat lama papa mau kesini. Sama istri juga anaknya. Mau tau buat apa?"

Berlian dan Ruby saling pandang. Seolah tau arah pembicaraan ini akan kemana. Meski nama itu asing di dengar tapi mendengar kedatangannya dengan istri dan anak tak akan salah pasti soal perjodohan. Lalu mereka beralih lagi menatap seksama ayah mereka. Surya Natakesuma.

"Benar. Perjodohan kalian. Bukan berarti kalian satu suami ya. Jadi, nanti anaknya Adhit bakal milih salah satu di antara kalian untuk dipilihnya sebagai istrinya. Lalu kenapa udah milih aja gak ada pendekatan dahulu? Sebenarnya papa udah ngasih CV kalian berdua buat di seleksi. Tinggal nunggu besok aja dia pilih yang mana," jeda sebentar. Papa Surya terlihat mengambil nafas sebentar untuk melanjutkan lagi pembicaraan ini. Baik dirinya ataupun Ruby tak ingin menyela sampai papa Surya benar-benar menyelesaikan pembicaraan.

"Nah, kalian berdua apa gak dikasih kesempatan untuk menolak? Jawabannya tidak. Kalian gak sedikit pun ada pilihan untuk menolak. Baik Berlian maupun Ruby harus menerima perjodohan ini. Berlian juga harus menerima jika dilangkahi. Dan Ruby jangan khawatir bukankah kuliah kamu tinggal dua semester lagi? Menikah tanpa dulu mendapat gelar sarjana papa rasa gak apa-apa."

"Dan juga ini. Foto Zafran. Biar kalian ada bayangan bagaimana rupa lelaki itu," Surya menyodorkan sebuah foto. Seorang lelaki berkulit madu dalam gambar seolah memanggil untuk segera dilihat. Dan Ruby yang pertama kali mengambil lalu memperlihatkan juga pada kakaknya. Dan kakak beradik itu meneliti seksama foto lelaki yang akan dijodohkan akan mereka berdua.

"Ganteng and rich." Komentar Ruby setelah melihat foto Zafran. Sedang Berlian hanya terdiam. Tak ingin berkomentar seperti adiknya. Dirinya malah ingin bertanya untuk memastikan hal ini pada papa nya.

"Papa emang mau kemana? Udah ngurusin perjodohan aku sama Ruby aja. Papa benar-benar sehat kan? Gak ada penyakit yang papa sembunyikan dari kita?"

Dan Surya malah tertawa kencang. Sulungnya ini memang paling khawatir akan kesehatan dirinya.

"Papa gak akan kemana-mana. Papa hanya gak mau semuanya terlambat. Mama udah di surga dua tahun lalu. Dan umur papa ke depannya kan gak tau masih panjang atau enggak. Jadi, berhubung umur kalian juga udah pada matang papa rasa dipercepat lebih baik,"

Dan Berlian juga Ruby akhirnya hanya pasrah akan keputusan ayah mereka. Mereka tanpa mempersiapkan diri siap tak siap harus menerima.

Hari perjodohan tiba. Berlian dan Ruby sudah duduk dengan tenang. Hidangan juga sudah tersaji. Tinggal menunggu tamunya saja. Bahkan Surya sudah menunggu di depan teras rumah.

Tak lama suara kendaraan beroda empat terdengar. Baik Berlian juga Ruby sama-sama berpegangan tangan seolah saling menguatkan.

"Langsung duduk Dith, Zan dan kamu calon mantu anggap aja rumah sendiri," dengan ramah Surya menggiring keluarga itu duduk di sofa. Ruang keluarga di kediaman Surya Natakesuma yang biasanya damai kali ini terasa tegang bagi Berlian. Merasakan remasan di telapak tangan Berlian kira Ruby juga merasakan apa yang dirinya alami.

𝐏𝐞𝐧𝐠𝐚𝐧𝐭𝐢𝐧 𝐏𝐞𝐧𝐠𝐠𝐚𝐧𝐭𝐢 (End) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang