bagian 19.1

4.8K 266 22
                                    

𝘿. 𝙊. - 𝙎𝙤𝙢𝙚𝙗𝙤𝙙𝙮
_________

Flashback

"Kita mau kemana?" Mata bambi miliknya menatap jalanan asing yang dilalui mobil yang dikendarai ayahnya. Membuka kaca mobil lalu menopang dagunya dengan segera angin semilir melambai lembut di pipi bulatnya.

"Nanti kamu tau kok sayang," balas Zania dengan mata yang berbalas tatap dengan suaminya. Tersenyum lembut. Lalu melihat ke belakang dimana Zafran duduk sendiri dengan antengnya.

"Halus tempat yang selu . Zaflan bakalan ngajak pulang kalau tempatnya bosan," Gigi geripisnya terlihat. Dan lidah cadelnya masih melekat. Zafran berumur lima tahun memang semenggemaskan itu. Dengan rambut yang dipotong pendek rapi dan poni lima sentinya. Lalu kulit berwarna tan karena aktivitasnya yang sering bermain di lapangan. Tapi, pemuda cilik itu masih menawan berkat tangan telaten ibunya. Zania Dwi Armitha.

"Papa jamin, kamu bakalan suka ke tempat ini."

Dan keluarga itu tiba di kediaman Surya Natakesuma. Sahabat Adhitya semasa kuliah dulu. Mereka sengaja berkunjung setelah sekian lama tak bertemu. Dulu, terakhir kali bertemu waktu Berlian masih bayi.

Mata bambi Zafran berbinar begitu tau rumah ini memiliki halaman yang luas dengan tanaman bunga mendominasi. Ada ayunan juga.

"Zafran mau kemana?" Langkah Zafran yang ingin menuju ayunan itu terhenti mendengar suara ayahnya terdengar.

"Ayunan...." mata bambi Zafran memelas. Seolah meminta kedua orang tuanya untuk mengijinkannya untuk bermain.

"Nanti sayang. Kita masuk dulu ya? Izin dulu sama yang punya rumah," tangan Zania mengajak tangan mungil Zafran untuk membalas ajakannya.

Zafran pun pasrah dan membalas ajakan ibunya. Keduanya saling menggenggam tangan dan mulai berjalan ke arah pintu utama. Dengan Adhitya di depan dan keduanya yang mengikutinya dari belakang.

Begitu asisten rumah tangga mempersilahkan masuk, dua orang dewasa dan satu pemuda kecil itu pun mengikutinya sampai ketiganya pun duduk di sofa ruang tamu menunggu sang tuan rumah hadir.

Dan yang ditunggu pun datang dengan senyum ramah yang hangat. Surya makin gagah di usia matangnya dan Sofia yang memancarkan aura bahagia dengan perut buncitnya. Cantik dengan dress putih dan motif bunga aster kecil. Dan tangan yang juga menggandeng makhluk mungil yang cantik.

Membuat Adhitya dan Zania bangkit dari duduknya. Zafran pun mengikuti apa yang dilakukan kedua orang tuanya.

"Wah, kedatangan tamu kehormatan saya," seru Surya lalu berpelukan ala lelaki dengan Adhitya. Menjabat tangan dengan Zania lalu si bocah kecil bergigi geripis itu pun ingin bersalaman juga. Mencium tangan pria dewasa seumur ayahnya seperti yang diajarkan ibunya.

"Mirip kamu banget Dith," kelakar Surya dengan menepuk pelan kepala Zafran.

"Ini pasti Zafran," Sofia lalu mencubit gemas pipi bulatnya.

"Iya. Aku Zaflan. Wah, pelut tante besal," matanya berbinar lucu menatap perut buncit Sofia.

"Disini ada adik bayi," beritahu Sofia yang membuat kening Zafran terlipat. Bagaimana bayi bisa di dalam perut? Apa bayi itu bisa bernafas dan bermain?

"Ayi. Dik akuh," gadis kecil yang digandeng Sofia ikut berceloteh. Membuat Zafran menyadari ada makhluk lain. Gadis tercantik yang dirinya lihat.

"Maksudnya, bayi ini adik aku," Sofia menerjemahkan perkataan anak sulungnya yang masih belum fasih berbicara.

Pertanyaan mengenai mengapa bayi bisa di dalam perut menjadi teralihkan. Zafran sepertinya tertarik dengan gadis berbaju biru dengan gambar elsa itu.

Dirinya lebih mendekati gadis cilik itu. Hanya sepundaknya. Zafran harus menunduk dan gadis bergigi rapi ini mendongak. Dan tak sangka gadis ini tersenyum lebar. Manis sekali. Sampai Zafran terpesona.

𝐏𝐞𝐧𝐠𝐚𝐧𝐭𝐢𝐧 𝐏𝐞𝐧𝐠𝐠𝐚𝐧𝐭𝐢 (End) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang