bagian 38

3.4K 246 69
                                    

"Zafran. Jangan gegabah. Malam nanti kita akan membuat strategi dulu sebelum mendatangi kediaman Javier dimana pria itu menahan istri kamu. Semuanya harus terencana dan terperinci. Ini semua juga demi keselamatan istrimu." Sepenggal pesan Joshua setelah mereka tiba kembali di Indonesia tepat di waktu matahari mulai beranjak naik ke puncak. Misi pencarian Berlian dengan aksi nyeleneh Satya membuat keempatnya pulang lebih cepat dari rencana awal.

Begitu Jeremy menghapus jejak rekaman mereka agar orang kepercayaan Javier tak bisa mengendus sedikit pun hal janggal kejadian waktu itu, mereka berempat langsung pulang lagi ke Indonesia. Mereka mengistirahatkan diri pun waktu di dalam pesawat.

Setelah mendapatkan apa yang mereka inginkan. Dengan terungkapnya dimana Berlian benar-benar bagai angin segar bagi Zafran. Meski kekesalan senantiasa hadir begitu tau Zafran dan istrinya begitu dekat ternyata.

Padahal waktu itu dirinya sudah di Bandung. Ada petunjuk jika dirinya mau mengorek lebih dalam. Tapi, takdir seolah masih belum berpihak padanya untuk segera menemukan istrinya.

Dan Zafran masih tak percaya Javier bisa segila ini. Setelah ditelusuri semua rahasia Javier dari masa lalu pun terungkap. Tentang pekerjaannya sampingannya yang  tak bisa dibenarkan. Termasuk kebohongan Javier tentang wanita yang mengaku dihamili oleh sepupunya itu.

Javier begitu pandai menyimpan bangkai. Bertahun lamanya. Dari keluarganya sendiri. Tapi, bangkai akan tetap tercium meski disembunyikan serapat mungkin.

Dan Zafran makin tak bisa berdiam diri. Dirinya harus cepat-cepat mendapatkan kembali istrinya. Dan mengindahkan pesan Joshua.

"Loh, loh loh. Kok kita ke arah tol? Kita mau langsung kemana bang?" Satya keheranan begitu Zafran membawa mobil Jeep Rubicon merah mentereng ini menuju arah tol. Dengan tujuan yang bisa Satya lihat ke arah Bandung.

Bandung? Ini gak seperti apa yang dipikirkan Satya sekarang kan?

Menjemput istri bang Zafran tanpa persiapan gitu? Alias nyawanya jadi taruhannya!

"Lo gila sih. Bang putar balik cepat! Lo gak denger apa yang dibilang bang Josh? Kita harus nyusun strategi dulu bang. Gak bisa kita kalau tanpa rencana dan digoreng dadakan kayak tahu bulat gini."

"....."

"Bang? Congean lo? Bang dengerin gue bang! Nyawa gue bang gimana nantinya..." Satya sudah ketar-ketir duluan. Menghadapi Javier yang pastinya dengan anak buahnya yang bejibun, Satya merasa ini akhir dunianya.

Menyesal dia dulu waktu kecil diajarin silat tapi malah ogah-ogahan.

"Nanti gue ganti sama nyawa kucing," timpal Zafran setelah sedari tadi terdiam tak menanggapi ucapan Satya.

"Ah sialan lo! Gue belum kawin bang.
Masa udah diajak ke arena perang,"

"Kenapa harus gue bang?"

"Kenapa gak bang Josh aja."

"Bang gue masih mau hidup."

"Bang Zaf, gue aja belum nagih hadiah misi kemarin. Ini udah ditambah misi yang lebih berat lagi. Nyawa bang! Nyawa ini masalahnya......" Satya tak hentinya mengoceh dengan perasaan risau. Mana yang bersangkutan malah tenang-tenang aja lagi.

Melirik sinis pada Zafran yang akhirnya Satya menyerah dan memilih melihat ke arah keluar dari jendela mobil. Duduk dengan melipat kedua tangannya di dada setelah semua perkataannya tak ditanggapi membuat wajahnya makin masam.

Zafran dengan keputusan impulsif yang selalu merugikannya.

Sedang si oknum yang membuat anak manusia ketar-ketir akan nyawanya tetap fokus dengan kemudinya.

𝐏𝐞𝐧𝐠𝐚𝐧𝐭𝐢𝐧 𝐏𝐞𝐧𝐠𝐠𝐚𝐧𝐭𝐢 (End) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang