bagian 25

4K 269 39
                                    

𝐄𝐗𝐎 - 𝐁𝐞𝐞𝐧 𝐓𝐡𝐫𝐨𝐮𝐠𝐡
________

Seminggu lalu......

Ruby sudah siap untuk bekerja. Memberi kesan yang baik, dirinya berdandan paripurna. Memakai kemeja warna merah muda dengan bawahan celana bahan berwarna hitam. Rambut aslinya telah tertutupi dengan rambut palsu warna ginger bergelombang. Wajah mungilnya pun sudah ia poles dengan riasan menor memanipulasi usianya.

Tersenyum manis di cermin dan merasa puas akan penampilannya, Ruby pun bangkit dan mencangklong tas yang baru ia beli tadi malam. Termasuk semua yang ia pakai memang masih baru. Tentu, uang pemberian dari Xavier ia gunakan untuk investasi awal. Kalau keterima kerja sudah pasti uangnya akan berlipat kan?

Keluar dari apartemen dengan tersenyum cerah. Di mana waktu masih pagi buta. Ruby memang ingin menampilkan kesan baik untuk om-om bujangan itu. Kan jam tujuh harus sampai di kantornya. Pesan semalam yang Ruby ingat dan harus dirinya patuhi.

Masalahnya, begitu keluar dari gedung apartemen Ruby malah kayak orang linglung tak tau tujuan dan arah. Hanya karena bingung akan kendaraan apa yang harus ia pilih. Mau mobil tesla, sayang sekali mobilnya masih di showroom belum dirinya beli.

"Ini gue pilih gr*bcar atau ojol?" monolog Ruby dengan wajah yang mendongak. Berpikir keras.

"Mobil nyaman sih. Penampilan gue bakalan aman. Tapi takutnya macet, dan gue malah terlambat. Motor sat set, tapi rambut kece gue, pasti bakalan kayak singa mengaum. Mana warnanya udah sama lagi," Ruby masih bimbang akan pilihannya.

"Aah! Lebih bagus naik mobil si om bujangan lapuk sih. Gratis. Eh, beneran datang mobilnya?" padahal Ruby asal bicara. Tapi, beneran, mobil hitam metalik milik Aidan datang. Sekarang berhenti tepat di sampingnya. Dimana pemilik mobil keluar dengan gaya andalannya. Aura angkuhnya bisa gitu ya, ada di setiap langkahnya?

"Wih, udah siap ternyata. Saya pikir, kamu masih dalam mimpi," Aidan datang-datang langsung memberi celetukan khas. Khas yang membuat Ruby pasti merotasikan bola matanya.

"Gu-. Aku serius ya, mau kerja om. Bela-belain nih bangun pagi. Kan kata om jam tujuh kan?"

"Bagus. Ternyata kamu bisa patuh juga ya," ujar Aidan dengan senyum tipisnya.

"Terus, om kesini pagi-pagi buta apa maksudnya ya? Gak mungkin kan, mau jemput gue? Hahaha...." Ruby tertawa kecil akan mungkinnya ucapannya akan terjadi.

"Itu tau. Daripada lama-lama, mending sekarang berangkat," wajah Ruby jadi datar mendengar kebenaran akan ucapannya. Lah? Beneran jemput?

"Om, ini gue jadi anak emas atau gimana? Pake dijemput segala," Ruby menaikan alisnya heran.

"Geer. Saya jemput kamu, karena kasian. Anak pungut kayak kamu pasti bingung cari alamat. Daripada kesasar mending saya jemput. Terus, supaya kamu tuh gak telat. Waktu itu berharga ya," balas Aidan dengan wejangannya. Ruby hanya bisa melongo, ada orang seperti itu ya? Kok penjelasannya kayak gak masuk di akal ya?

Di kira dirinya bocil smp kali yang masih gak bisa nyari alamat. Padahal mah, Ruby dengan jiwa petualang nya sudah hampir berkeliling kota Jakarta. Tapi, bagian pestanya. Bukan nyari uangnya. Tapi, karena ini calon bos. Ruby harus belajar jadi anjing penurut. Yang manut akan perintah tuannya.

"Oh, gitu. Ya udah om, yuk kita berangkat," Ruby benar-benar segera masuk dengan mandirinya ke dalam mobil. Tanpa permisi dahulu sama yang punya kendaraannya.

Aidan yang sudah paham akan sifat perempuan itu pun hanya bisa tersenyum seperti logo kuman.

Meninggalkan area apartemen dengan keheningan panjang. Baik Ruby dan Aidan, keduanya memilih sama-sama menutup mulut.

𝐏𝐞𝐧𝐠𝐚𝐧𝐭𝐢𝐧 𝐏𝐞𝐧𝐠𝐠𝐚𝐧𝐭𝐢 (End) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang