♛ 𝐇𝐀𝐏𝐏𝐘 𝐑𝐄𝐀𝐃𝐈𝐍𝐆 ♛
HINATA mendudukkan dirinya di samping Sasuke dengan memberikan celah yang cukup lebar di antara keduanya. "Jumlah dan kondisi korban saat ditemukan sama seperti yang dijelaskan Kepala Desa, kecuali korban keempat yang ditemukan tanpa kepala dan belum diketahui identitasnya sampai sekarang, tetapi yang pasti dia adalah seorang pria."
Hinata menjeda ucapannya untuk memberikan Sasuke kesempatan berkomentar. Namun, pria Uchiha itu tetap menutup mulutnya. Mata onyx-nya yang tajam terus menatap lurus ke arahnya, seolah-olah memberi isyarat agar ia melanjutkan ucapannya.
"Rengyōdō, rumah Kepala Desa, di depan rumah sakit, dan Hutan Hokutō. Secara berurutan mayat korban ditemukan di sana."
"Rumah Kepala Desa? Siapa korbannya?" Hal itu menarik perhatiannya, mungkin karena ia menaruh kecurigaan pada pria bernama Hibiki.
Misi ini makin rumit. Tidak sesuai dengan ekspektasinya. Sasuke kira ia hanya perlu bertarung melawan Rōen atau membantu Kina untuk menyegel monster kuno itu. Namun, ia justru harus berhadapan dengan misteri pembunuhan berantai. Mungkin ini karma baginya karena sudah meremehkan misi ini.
"Menurut Satoru-san, polisi yang bertugas menjaga pos, saat itu Hibiki-sama menyaksikan sendiri anaknya terbunuh."
Sasuke mencerna semua informasi itu. Jadi, ada kemungkinan bahwa apa yang pria tua itu katakan benar karena tidak mungkin seorang ayah tega membunuh anaknya sendiri? Lantas, apakah Rōen sudah muncul dan berevolusi? Namun berdasarkan apa yang dirinya lihat, Kuil Kodon sudah dipugar sehingga layak untuk digunakan kembali dan tidak ada tanda-tanda Rōen yang lepas kendali, seperti kekacauan atau kerusakan bangunan.
Sementara itu di Rengyōdō, tempat tinggal tersangka, terdapat tanda-tanda bekas perkelahian, lemari-lemari penyimpanan obat terbuka, dan botol-botol berisi obat tergeletak di bawahnya. Itu tampak seperti jejak pencurian atau tindakan yang disengaja. Pelakunya jelas manusia yang sedang mencari sesuatu di Rengyōdō, bukan Rōen yang lepas kendali. Lalu siapakah sosok dibalik bayangan hitam tadi?
"Korban pertama, Sendō Jiryū. Korban kedua adalah anak Kepala Desa. Korban ketiga ditemukan di depan rumah sakit. Dan korban keempat di Hutan Hokutō." Sasuke bergumam sendiri, lalu menoleh ke samping untuk melihat sang gadis Hyuuga. "Siapa yang menjadi korban ketiga?"
"Ano, itu ... aku tidak sempat menanyakannya." Hinata menyesali hal itu, tetapi karena siapa pun dapat mengunjungi rumah sakit tanpa alasan, korbannya mungkin bukan tenaga medis, pasien, atau pemangku kepentingan.
"Lalu kapan mayat-mayat itu ditemukan?"
"Satoru-san tidak ingat. Aku akan mencari bantuan lain."
Sasuke menganggukkan kepalanya. Ia mengalihkan perhatiannya kembali ke satu-satunya pohon sakura yang tumbuh di halaman belakang rumah. Kelopak-kelopak berwarna merah muda sudah mulai berguguran di musim panas ini.
"..., Sasuke-kun!" Hinata meninggikan suaranya untuk menarik perhatian Sasuke yang sedang tenggelam dalam pikirannya sendiri. Hinata berharap Sasuke tidak kecewa dengan hasil pekerjaannya hari ini.
"Hn."
"Apakah kemarin malam Kepala Desa menyebutkan ada beberapa saksi yang melihat peristiwa pembunuhan itu?" Hinata bertanya untuk memastikan sesuatu dan mencocokkan dengan informasi yang diperolehnya hari ini.
"Hn." Gadis Hyuuga itu memandangnya dengan tatapan bingung. "Kau tidak salah dengar," lanjut Sasuke.
Hinata mengangguk. "Namun berdasarkan apa yang diucapkan Satoru-san, saat ini Hibiki-sama adalah satu-satunya orang yang diketahui pernah menyaksikan kejadian mengerikan itu. Lalu siapa saja yang lainnya? Mengapa Kepala Desa bisa berbicara seperti itu?"
KAMU SEDANG MEMBACA
IKIGAI [on-going]
Fanfiction[𝐒𝐞𝐦𝐢-𝐜𝐚𝐧𝐨𝐧] 𝐒𝐚𝐬𝐮𝐡𝐢𝐧𝐚 𝐅𝐚𝐧𝐟𝐢𝐜𝐭𝐢𝐨𝐧 Hinata tiba-tiba harus menjalankan misi dengan sang mantan Nuke-nin. Mereka pergi ke sebuah pulau bernama Rōkoku no Sato. Disana mayat seperti mumi satu persatu ditemukan mengikuti sebuah p...