Chapter 8: Motive

1K 137 11
                                    

♛ 𝐇𝐀𝐏𝐏𝐘 𝐑𝐄𝐀𝐃𝐈𝐍𝐆 ♛

HINATA menyajikan tiga cangkir teh hijau di atas tatami karena tidak ada chabudai di tengah-tengah mereka. Minuman tersebut cocok untuk menemani diskusi mereka di suasana awal musim gugur. Intensitas cahaya matahari tidak seterik di musim panas. Daun-daun mulai berubah warna menjadi kuning hingga oranye. Bunga Sakura mulai berguguran. Pemandangan di luar rumah tersebut terlihat dari washitsu, tempat mereka berkumpul saat ini. Hinata duduk di seberang Sasuke dan membiarkan Kina berada di sisi lainnya.

Kodon Kina adalah seorang pemuda yang sebentar lagi akan menginjak usia dua puluhan. Dia ditemukan disekap di sebuah gubuk tua di dalam Hutan Nantō. Perawakannya sedikit mirip dengan Sasuke, rambut dan iris matanya berwarna hitam, mungkin saja kepribadian mereka juga tak jauh berbeda. Selain mirip secara fisik, kondisi keduanya pun sama, yaitu hidup sebatang kara. Hinata tidak sanggup untuk membayangkan jika dirinya ada di posisi itu.

"Apakah kau tahu peristiwa meresahkan yang sedang terjadi di Rōkoku no Sato?"

Kina berdehem sekali untuk membersihkan tenggorokannya yang terasa gatal. "Sepertinya itu tentang peristiwa menghilangnya diriku. Meski tidak nyaman untuk mengatakannya. Aku sangat terkenal di desa ini. Menghilangnya diriku mungkin saja membuat warga desa khawatir."

Sasuke mendengus ketika mendengar itu. Jika Sasuke mengungkapkan fakta tujuh tahun lalu, tidak akan ada nada kesombongan sedikit pun dalam perkataan pemuda itu. Namun, Sasuke sudah berjanji pada Reishi untuk tidak memberi tahu fakta yang sebenarnya pada Kina.

"Aku tahu bahwa Kina-san sangat terkenal karena aksi heroik Anda, tetapi sepertinya Kina-san belum tahu bahwa saat ini Anda dan Rōen dianggap sebagai pelaku pembunuhan berantai. Mereka percaya Kina-san sedang bersembunyi bukannya diculik."

"Apa?!"

"Jumlah korban sudah mencapai lima orang," lanjut Hinata.

"Sendō Jiryū adalah korban pertama." Sasuke menggunakan kalimat tersebut untuk mulai menggali informasi dari orang yang selama ini ia curigai sebagai saksi kejadian pembunuhan pertama. Sasuke sudah menahan rasa penasarannya dari kemarin malam. Dan sekarang adalah waktu yang tepat untuk memulai investigasi.

Ekspresi terkejut Kina tidak bisa disembunyikan. Lambat laun wajahnya mulai memerah karena menahan amarah. "Yang benar saja! Sial! Mana mungkin aku melakukan hal seperti itu. Itu jelas rumor tanpa bukti. Aku melihat sendiri, Sendō Jiryū dibunuh oleh laba-laba raksasa."

Sasuke menilai setiap perubahan mimik wajah Kina. "Kalau begitu ceritakan apa yang terjadi sebenarnya!" perintah Sasuke tanpa basa-basi.

Sepatah demi sepatah kata mulai keluar dari mulutnya. Ingatannya memutar ulang peristiwa yang menjadi awal mula kekacauan yang menimpa dirinya. Untunglah peristiwa itu masih tertanam jelas dalam ingatannya.

Ada beberapa subjek dalam cerita Kina. Pria berambut hijau dan pria berambut cokelat, keduanya adalah tokoh antagonis dengan identitas misterius. Kemudian ada Sendō Jiryū, orang yang membantu Kina, tetapi malah terbunuh oleh laba-laba raksasa.

Sasuke menarik kedua sudut bibirnya. Instingnya yang tajam selalu akurat dalam memprediksi sesuatu, dan asumsinya sekarang di dukung oleh pernyataan Kina. Pelakunya bukanlah Rōen, tetapi laba-laba raksasa. Dalam kekacauan Rengyodo, tidak hanya ada bekas perkelahian, tapi juga jejak pencuri yang mengincar resep obat Saigenzai dan Kotarō. Pastinya banyak orang yang ingin memiliki resep obat tersebut mengingat manfaatnya yang luar biasa. 

Sasuke menyela cerita Kina, "Jelaskan lebih detail bagaimana hewan raksasa itu membunuh Sendō Jiryū!"

"Laba-laba raksasa itu berwarna ungu dengan corak oranye. Setiap ujung kakinya seperti cula badak. Di kepalanya ada dua antena seperti antena kecoa. Hewan itu mengeluarkan jaringnya untuk menjerat Sendō Jiryū. Menggigitnya hingga tewas. Setelah itu aku melihat mayat korban menjadi kering seperti mumi," jelas Kina dengan mendetail.

IKIGAI [on-going]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang