♛ 𝐇𝐀𝐏𝐏𝐘 𝐑𝐄𝐀𝐃𝐈𝐍𝐆 ♛
RUANGAN itu belum berubah, masih ada noda jelaga yang terlihat di dinding dan langit-langit. Satu-satunya perbedaan antara kemarin dan hari ini adalah suasana di dalam ruangan berubah tergantung siapa yang ada didalamnya. Sasuke dan Naruto duduk dihadapan Kepala Desa Palsu itu, sedangkan Kiyoka duduk di kursi tunggal. Pria paruh baya tersebut masih memainkan perannya dengan sangat baik, duduk dengan berwibawa dan berbicara dengan sopan. Jika saja Sasuke tidak memperhatikan setiap detail yang keluar dari mulut pria paruh baya itu, rencana jahatnya mungkin terus berlanjut.
"Anda pasti Uzumaki Naruto," ucapnya sambil tersenyum ramah. "Anda dijuluki sebagai Pahlawan setelah berhasil menghentikan Perang Dunia Shinobi Keempat. Jika putriku masih hidup, dia mungkin akan sangat senang bertemu denganmu."
Sasuke menahan diri untuk tidak menendang sahabatnya yang mungkin akan jatuh ke dalam perangkap Kepala Desa Palsu hanya dengan mendengar pujiannya. Naruto masih berada di atas awan. Pasalnya dia masih tersenyum lebar sambil menggaruk bagian belakang kepalanya yang tidak gatal saat mendengar pujian untuknya terus menerus.
"Kemenangan itu berkat kerja sama dari semua alian—"
Sasuke berdeham cukup keras untuk menghentikan obrolan tak masuk akal itu. Sasuke harus menyelamatkan Naruto dari tipu daya orang tua itu. Sasuke harus mengakui bahwa tindakan pria itu kemungkinan besar akan mendapatkan simpati Naruto. Dan Sasuke juga harus mengakui dengan tidak ada keraguan bahwa kebodohan Naruto saat ini tidak dapat lagi ditoleransi. Sebelum pergi ke kantor polisi, Sasuke telah merinci rencananya terhadap Kepala Desa Palsu itu, namun Naruto dengan ekspresi polos di wajahnya justru terhanyut oleh arus yang dikendalikan oleh pria tua itu.
"Sepertinya saya telah melupakan tujuan saya datang ke sini. Mengobrol dengan Anda sangat menyenangkan. Lain kali, aku ingin mendengar kisah heroik Anda secara langsung."
Naruto mengangguk dengan antusias. Sasuke bergumam di dalam hati, kau dapat mendengar ceritanya sepanjang perjalan menuju Penjara Kastil Hōzuki. "Sebenarnya aku yang meminta Ketua Tim Investigasi untuk mengundang Anda ke sini."
Pria tua itu mengangguk. "Jadi, apa yang ingin kita diskusikan di sini? Kalian sudah menemukan pelaku pembunuhan berantai?"
"Belum. Namun, setelah kami menemukan saksi lain, kami harus mengonfirmasi kembali kesaksian Anda karena pernyataannya bertentangan dengan jawaban Anda." Sasuke menikmati perubahan ekspresi Hibiki saat itu. Wajahnya yang tadinya tenang berubah menjadi gusar, dan butiran keringat mulai terbentuk di dahinya.
"Anda berpikir salah satu dari kami berbohong?" Hibiki tertawa hambar setelah melihat Sasuke mengangguk. "Sepertinya kau sudah tahu semuanya." Tidak ada lagi ucapan dan tingkah laku penuh sopan santun.
Sasuke menyeringai membuat Kudō Kiyoka dan Naruto bersiap-siap dengan kemungkinan terburuk yaitu pertarungan. "Hn, secara garis besar kami bisa menebak apa yang telah Anda lalui selama di desa ini, Pemimpin Bandit Mujina."
"Hah, Uchiha memang selalu merepotkan." Pria tua itu membuka gulungan segel. "Kuchiyose no jutsu." Seekor harimau putih besar mucul di tengah-tengah mereka, suara gaungan pertanda kedatangannya begitu nyaring.
Sasuke dan Naruto berkomunikasi melalui kontak mata. "Jangan membunuhnya, Dobe!"
Sementara Sasuke melawan Kepala Desa Palsu itu, Naruto melawan harimau raksasa dengan kebingungan. Bisakah Naruto mengalahkannya tanpa membunuhnya? Apa yang harus kita lakukan, Kurama? Naruto menghindari semua serangan harimau raksasa itu. Naruto menggiring hewan itu keluar dari ruangan sempit melalui jendela yang terbuka lebar.
KAMU SEDANG MEMBACA
IKIGAI [on-going]
Fanfiction[𝐒𝐞𝐦𝐢-𝐜𝐚𝐧𝐨𝐧] 𝐒𝐚𝐬𝐮𝐡𝐢𝐧𝐚 𝐅𝐚𝐧𝐟𝐢𝐜𝐭𝐢𝐨𝐧 Hinata tiba-tiba harus menjalankan misi dengan sang mantan Nuke-nin. Mereka pergi ke sebuah pulau bernama Rōkoku no Sato. Disana mayat seperti mumi satu persatu ditemukan mengikuti sebuah p...