🌱

116 6 7
                                    

Pertemuan antara keduanya dimulai sejak mereka mengunjungi taman main kecil dekat rumah yang luasnya tidak seberapa, tapi tetap jadi lokasi favorit para bocah untuk main kala itu.
Salah satu dari mereka terluka, dan salah satu dari mereka pula yang cekatan mengobati luka tersebut.
Semenjak hari itu, para tetangga selalu melihat mereka main atau sekedar jalan bersama - toh, rumah mereka bisa dibilang sangat dekat.

Sampai SMA pun, keduanya tidak pernah lepas dari pandangan satu sama lain.

Satu sekolah? Jelas, Mafu sampai mendatangi ibu Soraru ketika Soraru tidak mau memberitahu SMA pilihannya.
Pergi dan pulang pun selalu bersama, kecuali salah satu dari mereka ada kegiatan di sekolah dan harus pulang lebih sore.
Sayang mereka tidak satu kelas, biasanya baru bisa ketemu dan ngobrol ramai-ramai kalau sudah jam istirahat saja.

Lingkup kelompok teman mereka tidak jauh berbeda dengan teman SMP lainnya - tidak aneh-aneh, tapi kadang tetap menggila bersama.
Kelompok sepermainan Mafu dan Soraru sudah hafal betul dengan daya tempel Mafu kepada Soraru.
Mereka melihat Mafu sebagai puppy ketika ada di depan Soraru - namun di depan yang lainnya, Mafu tidak terlihat seimut itu—

Mafu dan Soraru ditempatkan di kelas yang berbeda untuk tahun ini.
Tapi tenang! Persebaran teman-teman di dua kelas ini merata, jadi mereka tidak akan kesepian.

☾︎

Standar, biasa saja, hari ini akan segera berakhir!
Langkah kaki Mafu terasa ringan usai menaruh tumpukan catatan kelas bersama Sakata di ruang guru.
Kini tengah dalam perjalanan kembali ke kelas, Mafu melihat pucuk kepala biru kesayangannya dari belakang.
Itu Soraru!

"Soraru-san–"

"Sebentar, Mafu!! Soraru lagi ngga bisa diganggu sekarang!"

"Eh, emangnya kenapa??"

"Shhh! Liat sendiri itu!"

Bersembunyi di balik dinding, Mafu dan Sakata menyaksikan sahabat mereka - Soraru - sedang mendapatkan pengakuan cinta!

"Tapi ini 'kan bukan Valentine... dan masih jam kelas?"

"Bilang suka 'kan bisa kapan aja, Mafu! Masa kudu nunggu Valentine, lama banget nunggu ampe Valentine tahun depan lagi..."

"Huh..."

Dari kejauhan Mafu mengamati wajah lawan bicara Soraru yang mulai memerah sewaktu Soraru bertanya apa keperluan sang gadis sampai harus bicara berdua saja.
Gadis itu terlihat baik dan cantik, kalau Mafu tidak salah ingat, bisa jadi gadis ini tipe yang Soraru cari.

"Anu, Soraru-san, um, aku suka Soraru-san... mungkin kalau Soraru-san bersedia, kita bisa jalan di hari Sabtu?"

Ada jeda sebentar sebelum Soraru membalas perasaan sang gadis dengan jawaban 'tidak'.

"Um, makasih banyak buat perasaan kamu, tapi maaf aku ngga bisa."

"O-oh, ngga apa, Soraru-san! Um, kalau boleh tau, apa ada alesannya...?"

"...ada orang yang kusuka sekarang."

"Di sekolah ini...?"

"Un. Dia sekolah disini juga."

"B-begitu..."

Sebelum Soraru beres bicara dengan gadis itu, Sakata sudah menarik Mafu kembali ke kelas lewat jalan lain.

"...ada yang Soraru-san suka? Kok aku ngga tau?"

"Eh, Soraru ngga pernah cerita??"

"Emangnya Soraru-san pernah cerita ke Sakatan?"

"Ngga sih, hehe."

Bikin kaget saja, pikir Mafu.
Tapi seriusan, Soraru dan dirinya tidak pernah ngobrol tentang orang yang disuka, mentok cuma sekedar tipe kesukaan saja.

jam jamTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang