🍦🔔

122 11 5
                                    

(ice cream complex × wedding dress inspired ww, enjoy!)



Aah, kalau sudah malam begini, siapa sih yang mau datang ke kedai es krim? Ditambah cuaca mulai condong ke arah dingin, kecuali orang itu benar-benar suka es krim, pastinya tidak ada pelanggan yang akan datang ke kedai milik kakaknya ini.
Mafu bersiap untuk menutup kedai, membawa papan promosi yang ia gambar sendiri dengan kapur kembali ke dalam kedai.
Dingin, musim dingin akan segera datang, lihat saja para pejalan kaki yang lalu lalang - semua memakai jaket dan syal.

'Di gedung belakang ruko ini sepertinya sedang ada acara, kalau mungkin ada anak kecil dan keluarganya yang datang... yah, mungkin itu jadi pelanggan terakhirku hari ini.'

Mungkin sebuah pesta sedang berlangsung? Beberapa lagu sedikit terdengar samar, kemungkinan pesta formal? Pesta pernikahan mungkin?
Ah, bukan urusan Mafu.

Selagi Mafu menyapu lantai, pintu kedai terbuka, ada yang datang!

"Selamat datang! Mohon tunggu sebentar-"

Mafu tidak menyangka ia akan kedatangan pelanggan di jam-jam closing begini, apalagi di musim gugur dimana makan mochi panas dengan sirup kecap miso akan lebih nikmat dibanding makan es krim.
Memandangi calon pelanggan di depannya, didapati seorang pemuda yang tingginya kurang lebih sama dengan dirinya, pakaian yang dikenakan pemuda itu begitu rapi - sepertinya baru pulang dari sebuah acara formal - ah, jangan-jangan beliau salah satu tamu di gedung serbaguna? Bisa jadi!

Mata Mafu membelalak sejenak kala berhadapan dengan sang pelanggan lebih dekat.
Mata pemuda ini nampak sembab, bahkan jejak bulir air mata masih segar tertoreh di pipinya dan mengalir dari manik gelapnya.

"Uh, selamat malam, mau pesan apa? Rekomendasi kami hari ini rasa cokelat-vanilla dan brown sugar!"

Pemuda tersebut mendongak sejenak menatap ke arah daftar menu yang terpampang lebar di dinding belakang Mafu, ia masih berusaha menghentikan air mata kembali jatuh.
Apa sesuatu habis terjadi?

"Um, kalau begitu, satu scoop cokelat-vanilla..."

"Pakai cone atau cup?"

"Ah, pakai cup saja."

"Baik, 350 yen!"

Pemuda di depan Mafu mengeluarkan dompet, mengambil kartu debit dan menyerahkannya pada Mafu.
Sambil menunggu Mafu menyelesaikan transaksinya, pemuda itu memandangi dompetnya agak lama - mungkin ada foto yang ia amati begitu lekat?

"Maaf sudah menunggu, transaksinya sudah selesai. Es krimnya akan kuantar, tuan boleh duduk dulu saja."

"Eh? Oh, oke, terima kasih..."

Pemuda itu nampak bingung, karena biasanya penyajian es krim tidak perlu menunggu lama, plus hanya dirinya seorang yang ada di kedai ini sebagai pelanggan – tapi ia menurut.
Usai mengisi cup pertama, Mafu mengambil cup kedua, mengisinya dengan es krim rasa dark chocolate dengan taburan chip cokelat, dan menutup cup tersebut dengan lid yang sesuai untuk cup kecil.

"Permisi, satu cokelat-vanilla dan satu dark chocolate."

"Eh? Saya tidak pesan ini..."

"Ini gratis, tidak apa-apa."

"...tapi kenapa...?"

Ukh, Mafu yakin sekali pertanyaan ini akan keluar dari mulut pemuda yang ada di depannya - tapi ia tidak tahu cara merangkai kata yang baik!

"Um, karena... ini menjelang jam tutup!"

Pemuda itu diam sebentar sebelum wajahnya nampak agak memerah dan buru-buru mengambil es krim yang Mafu tempatkan di meja, hendak pergi - eh, bukan itu yang Mafu maksud, jangan pergi!!

jam jamTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang