🍪

105 13 6
                                    

craving for clingy and sticky sweet(???) mfsr these days, i'm a sucker for that, i just want them to be lovey dovey and happy sometimes www (-w-)
as i don't know when i will be back again... pls take care and enjoy!








classic butter cookies and love letter

"Eh?"

"Soraru-san ingat, 'kan?"

Sekelebat kenangan masa lalu pun muncul, Soraru terdiam sejenak sembari kedua tangannya digenggam oleh lawan bicaranya yang kehadirannya tak disangka-sangka.

|

'Uh, Soraru-san!'

'Mm? Ada apa?'

Sore hari sepulang sekolah, Soraru mendapati tetangga kecilnya yang masih SD menghampirinya.
Ketika sudah berhenti di depan Soraru, tangan kecil itu memberikan sepucuk surat disertai beberapa tangkai bunga taman warna-warni yang dipetik asal.

'I-ini buat Soraru-san, tolong dibaca!'

Soraru mengambil surat dan mengantongi 'buket' bunga mini yang Mafu beri dalam kantong gakurannya.
Berjalan sebentar ke arah taman yang punya ayunan, Mafu juga ikut.
Selagi berayun di ayunan, surat mulai dibaca dan Soraru cukup kaget akan isinya, tapi cuma bisa memberi senyuman kecil pada Mafu yang menunggu jawabannya dengan penuh harap.

'Mafumafu, kita masih kecil, belom boleh.'

'Uh, gapapa! Yang penting Mafu jadi orang pertama yang suka dan ajak Soraru-san menikah nanti!'

Ukh, sebetulnya anak ini belajar kata 'menikah' dari mana, sih? Waktu Soraru seumuran Mafu, yang ia pikirkan cuma main di sore hari sampai matahari terbenam!

'...kalau Mafumafu dan aku udah besar, terus Mafumafu jadi anak yang keren dan lebih tinggi dariku... mungkin aku bisa pertimbangkan.'

'Eh?? Beneran??'

'Un.'

'Asyik! Beneran, ya, Soraru-san!'

'Iya, astaga, aku harus ngomong berapa kali? Sekarang ayo pulang.'

'Nanti dulu! Kita harus janji kelingking!'

Soraru menghela nafas dan cuma mengikuti keinginan bocah di depannya – yah, walau Soraru juga masih bocah.

'Janji, nanti kalau udah besar... Mafu bakal menikah sama Soraru-san!'

'Un, un...'

'Hehe.'

'Ayo sekarang pulang.'

Sepanjang jalan pulang, Mafu setia mengaitkan jari kelingkingnya dengan milik Soraru sampai mereka harus berpisah – walau rumah mereka cuma berjarak sepuluh langkah.

'Dadah, Soraru-san!'

Soraru pikir Mafu cuma main-main hari itu, ini cuma fase seperti yang ia lewati waktu seumuran Mafu.
Tapi sepertinya agak lain, Mafu betul-betul serius.

|

Soraru merinding, ia baru ingat kalau ia sudah menjanjikan sesuatu yang berat pada seseorang yang tidak ia sangka akan menemukannya di saat yang paling tidak disangka.
Iya, tidak disangka, karena Soraru baru saja hendak pulang dari kerjaannya menjadi kasir di salah satu minimarket dekat satu universitas ternama – tahu-tahu pria jangkung tampan dengan style serba gelap sudah mendekatinya saat hendak menyeberang jalan.

"Soraru-san ngga lupa sama janji kita dulu, 'kan?"

Genggaman Mafu makin erat, duh, apa anak ini tidak sadar kalau mereka masih di jalur pedestrian tempat orang lalu-lalang?

jam jamTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang