Di tengah luasnya padang gurun, berdiri sebuah kerajaan yang kokoh dan makmur.
Kerajaan tersebut dipimpin oleh seorang kaisar yang terkenal akan besar kekuatan tempurnya, kecerdikannya dalam memimpin negara, dan keahliannya menciptakan strategi perang.
Beliau adalah seorang kaisar yang sempurna. Dianggap rakyatnya sebagai keturunan para dewa yang bersedia turun ke Tevyat demi memandu para pengikutnya.
Rakyat beserta para bangsawan memujanya dan menyembahnya sebagai Tuhan mereka. Setiap harinya mereka mendoakan kaisar selalu panjang umur, agar kaisar mereka selalu membuat kemakmuran dan kemudahan untuk negara.
Sebagaimana ia adalah keturunan dewa. Dikatakan sang kaisar tidak pernah menua.
Wujudnya adalah seorang pria muda berparas sangat tampan.
Sang kaisar terkenal akan penampilannya, yang memiliki kulit sepucat porselain, rambut perak yang bersinar di bawah malam purnama. Perawakan gagah, tinggi. Senjata kesayangannya ialah sepasang pedang kembar yang di tempa oleh sahabatnya sendiri. Sepasang pedang kembar tersebutlah yang selalu menemani sang kaisar di masa sulit maupun masa senang.
Kerajaan sangat makmur dan wilayah kekuasaannya sangat luas. Kediamannya di huni oleh ribuan pelayan dan puluhan selir, juga menjadi kediaman 6 pangeran dan 4 putri. Istana yang berisikan harem nya itu di pimpin oleh permaisuri kesayangannya.
Sang permaisuri dulunya adalah seorang putri dari negeri asing yang jauh. Dikatakan kalau sang kaisar langsung jatuh cinta pada pandangan pertama ketika beliau berkunjung ke sana. Karena setelah mereka menikah Kaisar memberinya gelar "Dewi Bunga" yang menunjukan kecantikan tanpa batas yang dimiliki permaisuri nya.
Pernikahan mereka pun menjadi simbol kedamaian antara kedua negara besar. Masyarakat pun menjadikan hubungan cinta mereka sebagai contoh dari cinta sejati. Dikatakan. Cinta mereka bagai berada di bawah langit malam berbintang di sambut hangat oleh para dewa.
Selama pernikahan, kedua negara menjadi sangat makmur. Kesejahteraan yang diterima masyarakat terus berlimpah seolah di Tevyat sudah tidak ada lagi Dukkha yang artinya pada masa itu rakyat hidup tanpa takut akan tiga penderitaan manusiawi yaitu: penderitaan sakit, penderitaan mati, atau pun penderitaan menua.
Tetapi sayang berkah yang diberikan oleh para dewa tidak berlangsung selamanya.
Di saat permaisuri mengandung putra pertama mereka. Tabib kerajaan memberitahu apabila permaisuri membutuhkan sup yang terbuat dari daging rubah gurun untuk menjaga stamina permaisuri selama kehamilan.
Kaisar yang sangat mencintai istrinya lantas berangkat pergi berburu.
Tanpa menyadari takdir sedang mempermainkannya. Kaisar memasang jebakan dan berhasil menangkap seekor rubah gurun.
Tetapi rubah itu berbeda dari rubah lainnya. Hewan itu bisa meneteskan air matanya dan mengeluarkan suara yang menyedihkan seperti memohon agar ia dilepaskan.
Di hadapkan dengan hewan kecil yang kotor dan tak berdaya. Kaisar yang telah banyak membunuh demi kesejahteraan negaranya entah mengapa mengasihaninya.
Hari itu Kaisar mengampuni secuil nyawanya, membebaskan rubah itu dari jaring, lalu kembali ke istana dengan tangan kosong.
Keesokannya kaisar menemukan sebutir mutiara yang sangat langka di negeri berpasir. Pada jaman itu mutiara di anggap sebagai barang ajaib yang bisa menyembuhkan ribuan penyakit, dan apabila di proses dengan benar maka akan menjadi obat panjang umur.
Walaupun tidak tahu darimana asal barang gaib tersebut. Tetapi kaisar tetap menggunakan mutiara tersebut demi istri tercintanya.
Berkat mutiara tersebut tubuh permaisuri semakin sehat. Beberapa bulan kemudian permaisuri pun dapat melahirkan putra mahkota dengan selamat.
KAMU SEDANG MEMBACA
False Memories
FanfictionPairing: Alhaitam X Kaveh Summary: Kaveh yakin itu adalah pertama kalinya mereka bertemu. Tetapi bagaimana bisa dia merasa mereka telah saling mengenal? Bahkan dengan percaya diri dia bisa mengatakan kalau dia mengetahui semua hal mengenai anak b...