Siangnya Kaveh makan di Cafetaria yang terletak di lantai 2 bangunan Akademiya. Seharian dia melihat banyak orang lalu lalang keluar masuk bangunan. Banyak dari mereka yang sepertinya bukan murid ataupun staff Akademiya.
Kaveh makan sendirian, mengambil tempat di sebelah jendela kaca. Pelan-pelan dia menikmati sepiring kari, mengunyah berlahan sambil mengedarkan pandangannya.
Tiba-tiba ada sesosok perempuan yang menarik perhatiannya. Hanya sekilas sudut matanya menangkap sosok tersebut di antara kerumunan orang. Kaveh yang dibuat penasaran sempat mencarinya sebentar namun masih tak menemukannya.
Entah apa yang membuatnya penasaran akan sosok tersebut. Kaveh tidak sempat melihat wajahnya tapi dia ingat melihat seorang gadis bersurai merah menyala. Padahal, jangankan dia mengenal seorang gadis berambut merah, Kaveh tidak punya banyak kenalan perempuan.
Akhirnya Kaveh menyerah. Dia melanjutkan makan siangnya sendirian sebelum dua orang laki-laki mendatangi mejanya dan seenaknya bergabung dengannya.
"Kudengar hari ini kau menjadi asisten senior Faruzan?" suara orang tersebut terdengar sangat familiar. Kaveh lantas mendongak mencari tahu siapa si pemilik suara tersebut.
"Oh Tighnari!" seru Kaveh sambil tersenyum. "Dan juga Cyno," imbuhnya pada orang di sebelah yang ia panggil Tighnari. "Iya. Aku barusan selesai membantu seminar yang diadakan senior Faruzan," jawabnya kemudian.
"Bukannya dia dari Haravatat? Memanggilmu yang dari Kshahrewar malah akan membuatnya terlihat seperti dia telah bergabung dengan Darshan kalian," sahut Tighnari sebelum menyuap sesendok Kari.
"Yah...." Kaveh tak bisa membalasnya. Dia tersenyum canggung seraya mengusap belakang lehernya. Senior mereka yang bernama Faruzan itu memang memiliki situasi yang agak unik.
"Oh iya. Mumpung kau ada di sini Cyno," karena bingung bagaimana mengomentari keputusan seniornya. Kaveh pun lebih memilih mengalihkan alur pembicaraan. "Seharian ini aku melihat banyak orang berkeliaran di sekitar Akademiya. Aku tidak ingat Akademiya mengadakan acara apapun."
"Mereka orang-orang dari Theater," jawab Cyno. "Beberapa hari yang lalu Akademiya mendapatkan proposal dari sistem. Tiba-tiba mereka mengajukan sebuah proyek pertunjukan Theater bertema legenda kuno. Sepertinya mereka ingin murid-murid Akademiya mendapatkan pengalaman menyenangkan," terangnya.
Semenjak Akademiya berdiri sekolah senantiasa ketat dalam segala hal. Akademiya selalu fokus pada pendidikan akademik para pelajar dan menganggap hal-hal diluar pembelajaran tabu. Namun melihat sekarang ini sistem adalah penyumbang terbesar untuk Akademiya, pasti sekolah terpaksa menerima proposal mereka.
"Alhaitam tidak memberitahu ku," gumam Kaveh kesal. "Lalu? Legenda mana yang akan dipertunjukan?" tanyanya lagi pada Cyno.
Tighnari pun mengangguk, setuju akan pertanyaan Kaveh. Seharian ini dia juga dibuat penasaran. "Menceritakan kisah para pahlawan yang menyelamatkan Lesser Lord Kusanali di Akademiya kemungkinan besar bakal membuat kontraversi. Jadi legenda populer mana lagi yang bisa diceritakan?" tanyanya mengimbuhkan.
"Bukan legenda populer," jawab Cyno sambil menggelengkan kepalanya. "Entah mengapa mereka mengambil sebuah kisah yang mengambil latar waktu jauh sebelum peradaban Sumeru. Kalau tidak salah......" Cyno lalu diam sebentar untuk mengingat-ingat.
Tidak lama kemudian. "Kisah siluman rubah dan kaisar," suara perempuan tiba-tiba datang mengimbuhkan. "Akhir-akhir ini ceritanya diadaptasi kan menjadi novel dan sekarang termasuk jajaran novel romance terlaris!" terang gadis itu dengan sangat bersemangat.
"Collei...." panggil Tighnari seperti menegur. "Sepertinya kau masih suka membaca begituan...." komentarnya setelah melihat buku dipegangan gadis tersebut.
KAMU SEDANG MEMBACA
False Memories
ФанфикPairing: Alhaitam X Kaveh Summary: Kaveh yakin itu adalah pertama kalinya mereka bertemu. Tetapi bagaimana bisa dia merasa mereka telah saling mengenal? Bahkan dengan percaya diri dia bisa mengatakan kalau dia mengetahui semua hal mengenai anak b...