Sembilan

2K 101 1
                                    

-Kenny POV-

Oke, hari ini hari Senin dan sekolahku memulai upacara jam 06.30 sampai jam 07.30. Tapi, ini udah jam 06.45 dan aku baru bangun dari tidur (gak) cantikku. Ya, ketiga saudara menyebalkanku itu udah pada berangkat karena kita pernah bikin perjanjian, kalo jam 06.15 belom siap berarti ditinggal dan harus berangkat sendiri. Sementara kedua orang tuaku sedang berada di luar kota. Ugh, membayangkan nasibku ke depan aja aku udah kesel setengah mati. Jadi, aku langsung mandi makan dan bersiap siap berangkat sekolah jalan kaki karena mobilku yang ntah rusak apa masih dibengkel. Dan sepedaku juga rusak.

Sekarang udah jam 7.15 dan gerbang sekolahku pasti masih ditutup. Baru dibuka kalo upacara udah selesai. Jadi aku harus nunggu 15 menit di depan gerbang. Ah membosankan, untungnya aku membawa handphone.

Baru aja aku selesai ngedumel gak jelas, aku ngeliat sesosok cewek di depan gerbang sekolah yang artinya dia juga telambat. Yes, dapet temen ngobrol. Tapi kayaknya aku belom pernah liat orang itu. Mungkin murid baru? Ah gapapa, bisa nambah temen.

"Hai" sapaku ke cewek itu yang membuat ia yang sedang asik dengan handphonenya langsung menoleh kepadaku dan tersenyum, "hai juga"

"Lo telat juga?" tanyaku.

"Iya nih. Bosen dari tadi. Untung aja tiba-tiba lo dateng, jadi paling gak gue ada temen ngobrol deh walaupun kayaknya kita belom kenal ya?" jawabnya yang juga disertai pertanyaan.

"Iya kita belom kenal. Gue juga baru ngeliat muka lo. Murid baru?" tanyaku penasaran.

"Iya gue murid baru. Eh tapi walaupun gue murid baru, gue tau kok lo siapa"

"Loh?"

"Ya ya. Lo Kenny kan? Kenny Avolia Robertson. Kelas XI IPA-2. Deket sama Mabell, Laura, Jasmine" jelasnya yang membuatku ternganga.

"Kok lo tau?"

"Ck. Lo sama temen-temen lo berempat itu terlalu famous di sekolah ini tau. Semua pasti tau sama kalian"

"Bahkan gue baru tau tentang hal itu. Ah abaikan, jadi nama lo siapa?"

"Ah iya. Gue Jennifer Claudia Everton. Panggil aja Jenny"

"Well, Jenny-Kenny lucu ya"

"Iya ya bener. Kita ditakdirkan bersama mungkin"

"Pengen banget?"

"Biasa aja sih" jawabnya sambil menyeringai. Dan untuk sepersekian detik aku merasa takut melihat seringaiannnya. Begitu... lebar? Entahlah. Mungkin karena aku baru pertama melihatnya.

"Iyadeh. Lo kelas apa deh? Jurusan lo IPS ya? Soalnya kalo IPA harusnya gue udah pernah ngeliat lo" tanyaku berusa menyingkirkan rasa takutku yang aneh ini.

"Iya gue kelas XI IPS-3. Gue baru pindah dari Australia" jelasnya dan lagi-lagi membuatku ternganga. Entah kenapa aku selalu kaget tiap ada orang yang baru pindah dari luar negeri. Seperti Ex contohnya.

"Australi? Wah keren! Tapi Bahasa Indonesia lo lancar"

"Dulu gue emang tinggal di Indonesia. Tapi pas kelas 7 pindah"

"Oh gitu. Terus--"

"WOY KEKEN! TELAT LO YA? LAGIAN DIBANGUNIN GAK BANGUN-BANGUN. BANGUN JAM BERAPA LO?" sebuah suara menyebalkan yang aku tau jelas suara siapa memotong ucapanku.

"Berisik lo, Le, berisik. Bangun jam tujuh kurang lima belas nih tadi gue" ucapku kesal.

"Yeu mampus kan lo jadi telat" balasnya menyebalkan.

"Ih dibilang berisik. Lagian kok lo bisa ke situ? Maksudnya, upacara kan di depan sono, gerbang agak jauh di belakang murid murid" tanyaku bingung.

StrongTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang