Tujuh Belas

1.8K 96 8
                                    

Sudah genap satu bulan, satu bulan benar-benar 31 hari setelah kejadian dimana Reynald menghampiriku sepulang sekolah. Dan ternyata, ia tidak main-main dengan ucapannya itu. Sebulan ini, ia mendekatiku habis-habisan. Awalnya, Mabell, Laura, dan Jasmine bingung dengan sikap Reynald itu. Mereka tak henti-hentinya bertanya selama satu minggu penuh! Bayangkan bagaimana menyedihkannya aku saat itu.

Aneh memang, jika dulu aku yang selalu berjuang mati-matian selama empat tahun, kini berhenti berjuang. Dan malah Reynald yang kini melakukan hal itu. Mabell juga awalnya tidak setuju dengan itu. Ia bahkan mengirimi Reynald dengan surat kaleng yang berisikan agar Reynald berhenti mendekatiku. Unik memang, tapi aku suka.

Semula, aku juga tidak menanggapinya. Tapi, setelah 12 hari, lama-lama aku menyerah. Ya mau bagaimana? Gini-gini kan memang aku masih suka sama dia. Jadi aku gak bisa bener-bener ngejauhin dia.

Aneh dengan Ex, kini ia malah menjaga jarak dariku. Aku serius. Memang sih, terkadang aku masih berbincang dengannya. Tapi astaga, itu pun benar-benar bisa dihitung dengan jari.

"Ken, pulang bareng gue ya" ajak Reynald yang masih membuat pipiku bersemu merah. Padahal, ini sudah merupakan ajakannya yang ke dua belas (yang selalu ku iyakan tentunya). Iya iya, aku mengakui bahwa aku selalu menghitungnya. Bahkan aku menghitung sudah berapa kali ia mengajakku berbicara. Dan itu sebanyak seratus enam puluh satu kali.

"Tapi nanti gue mau ke toko buku dulu" jawabku.

"Ya udah, sekalian gue temenin" balasnya yang lagi-lagi membuatku menunduk, menyembunyikan mukaku yang bertambah merah.

"Tapi toko bukunya adanya di mall"

Reynald mengerutkan keningnya. "Emang kenapa kalo di mall?"

"Lo gak papa nemenin?"

Ia tersenyum, lalu mengacak-acak rambutku. "Ya gak papa lah, Ken. Sekalian nanti gue traktir makan"

"Tapi.."

"Ini ajakan kencan. Lo gak boleh nolak"

Lagi, aku tersipu malu. Astaga, ini bahkan belum sampai tiga menit aku berbicara dengan Reynald, tapi aku sudah tiga kali tersipu malu.

"Mana ada ngajak kencan kayak begitu" sindirku.

"Oh kode biar gue ngajaknya pake cara romantis gitu nih ceritanya?" tanyanya usil.

"Sekarang gue ngajaknya emang gak romantis. Tapi liat aja ya nanti, pasti kencannya bakal romantis" lanjutnya.

"Idih, gak mau ah gue. Alay"

"Sekarang ngomong alay, tapi nanti juga paling meleleh"

"Never in your wildest dream"

"Siapa coba yang dulu gue liatin aja langsung kejang-kejang?"

"GUE GAK KEJANG-KEJANG!" aku berteriak refleks. Membuat orang-orang yang berada di kelas langsung melihatku.

"Yah yang lagi deket mah beda" kata Laura.

"Yah yang mau pergi bareng lagi mah beda" timpal Mabell.

"Yah yang lagi romantis-romantisnya mah beda" sahut Jasmine.

Mereka itu, benar-benar. Lalu, aku tak sengaja melirik Ex yang menatapku aneh. Mukanya kasian banget tapi. Dan seperti menyadari lirikanku, ketiga temanku yang maha ajaib itu langsung melihat ke arah yang aku lirik. Kemudian, berkata serempak.

"YAH YANG LAGI JEAOLUS MAH BEDA" begitu kata mereka.

Apa sih maksudnya?

Eh.

StrongTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang