1

819 60 27
                                    

Kaveh.]

Dalam segala hal, aku terus yang selalu berada di titik dimana aku akan mengalah. Semua kau lakukan seenakmu, bahkan tak menganggapku ada sama sekali. Memperbaiki hubungan tak berarti ini, ditambah seakan ini hanya cinta dalam satu sisi.

Apa maksudmu, Kaveh? Tentu saja Al Haitham tak akan pernah menyukaimu, menyukai saja susah apalagi menjalin sebuah hubungan istimewa seperti berpacaran, bukan begitu? Lalu untuk apa aku disini? Bertahan sendirian menahan rasa cintaku terhadap dirinya.

Sungguh, sangat sakit berada tetap di zona ini, ditambah dengannya yang sudah menjalin hubungan dengan temanku sendiri. Bukankah ini benar benar sebuah kesialan bagiku? Yah aku memang anak yang selalu sial sih haha.

Al Haitham dan aku adalah teman sejak kami masih berada di Sekolah Menengah Pertama atau yang disingkat dengan SMP.

Sudah tiga tahun aku dan Al Haitham terus bersama, namun kami sama sekali tak begitu dekat.

Aku berusaha untuk mengakrabkan diri dengannya, tapi selalu berakhir dengan diriku yang emosi karena lidah tajamnya itu, Tapi sungguh, mau membencinya saja sangat susah karena semua sudah termakan dengan rasa cinta dan suka ku terhadapnya.

Tapi ya, karakter utama di beberapa novel juga terkadang bernasib buruk seperti ku kan? Kalaupun tidak, aku begini karena nasib yang memang buruk.

Aku kini tengah berada di dalam kamar asramaku, dimana aku duduk di kursi untuk mengerjakan gambar ku yang belum juga selesai.

Aku adalah anak dari Jurusan Kshahrewar, ditambah dalam bidang ku, aku harus menggambarkan dan membuat sesuatu yang tak jauh dari teknologi dan artistik.

Tak mudah tentu saja, butuh dana juga untuk membuat semua hal itu, terakhir aku menggunakannya untuk membangun sebuah tempat dengan dana yang tak murah.

Aku terduduk di kursiku dengan pensil yang masih setia di tanganku.
Disaat aku sedang berfikir keras untuk tugas kali ini, Tidak ada angin tidak ada hujan, perlahan ujung mataku menangkap sesuatu. AHA! Sudah kuduga, Al Haitham.

"Masih mengerjakan itu? Belum di selesaikan juga?" Tanya nya
"Hey, bocah Haravat, lo pikir membuat ini gampang?" Jawabku padanya

Ia menarik kertasku dan melihat beberapa sketsa yang sudah kubuat disana. Tadinya aku ingin menariknya lagi, tapi bulan lalu sudah rusak karena ulahnya dan diriku juga.

"Bagaimana menurutmu?" Tanyaku
"Tidak buruk, bagaimana dengan dana?" Tanyanya
Aku menghela nafas menatap atap atap asramaku lalu menggeleng untuk menjawab pertanyaan Al Haitham tadi.

Ia meletakkan kembali kertasku lalu duduk begitu saja di kasur tanpa mengatakan apa pun.
"Pikirkan baik baik, yang kau buat itu butuh dana lebih besar, kalau gue jadi lu, gue gak akan sebodoh ini." Ucapnya

MULUTNYA PEDAS! Salah satu fakta yang ada pada Al Haitham, mulutnya tajam dan pedas, aku tidak menyukainya.

"NGATAIN?"
"bukan, berkata jujur." Ucapnya
Aku mendengus karena kesal dan kembali berfokus pada gambarku.
"Cih! Terserahmu sajalah, oh ya gimana kabar Nilou, pacar lo itu?" Tanyaku

Benar, Nilou. Seorang penari di kota Sumeru, dia masuk dalam jurusan Seni, dan dia adalah...pacar Al Haitham.

"Gadisku baik baik saja, kenapa bertanya?" Tanyanya
Aku menggelengkan kepalaku sambil termenung diriku menatap gelapnya awan disertai hujan.

Hujan itu sudah membasahi hatiku dengan rasa sakit yang amat terdalam karena ini. Aku cukup menyesal menanyakan kabar gadisnya, haha.

Aku memang bodoh karena sudah menyukai orang sepertinya, karena bagaimanapun kami tidak akan pernah bisa di persatukan.

Membencimu. || HaiKavehTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang