5

644 50 16
                                    

Pagi hari tiba, aku bangun cukup pagi kali ini. Aku berjalan keluar kamar untuk melihat keadaan pagi ini, namun aku tak melihat sosok pirang itu sama sekali, kurasa ia masih berada di kamarnya. Aku berjalan kearah dapur dan memasak untuk sarapan.

Ditengah tengah kegiatan memasak ku, aku mendengar pintu kamar Kaveh terbuka dan dengan reflek aku menoleh ke arahnya. Wajahnya kusam, matanya terlihat bahwa ia tak tidur dan habis menangis, rambutnya berantakan, benar benar seperti fungus. Suasananya sangatlah canggung, tapi aku tidak ingin suasana canggung ini berlanjut.

"Pagi.. Kaveh" sapa ku. Kaveh menoleh kearahku dengan bingung, mungkin karena aku tak pernah menyapanya duluan atau terkadang aku lupa membalas sapaannya.
"Oh, iya, pagi." Balasnya

"Gue.. masak buat sarapan, Lo bisa tunggu disitu-"
"Gak usah Tham, Gue sarapan diluar sama Tighnari, Lo masak buat Lo aja" ucap Kaveh. Balasannya terlalu dingin, tidak sehangat biasanya.
Tatapan mata Merahnya itu juga sangat dingin, Rasanya tidak seperti Kaveh yang aku kenal.

Aku menunduk kemudian mengangguk sebagai balasan untuknya dan mengembalikan fokusku pada makanan didepanku.

"Oh iya, nanti mau berangkat bareng? Gue bawa motor-"
"Gak Tham, makasih, gue berangkat bareng Cyno sama Tighnari" balas Kaveh yang berjalan ke arah Kamar mandi.
"Oh..yaudah"

Ya kurasa, pagi ini dan seterusnya tidak akan ada Kaveh yang ceria untukku. Rasanya sepi sekarang, tidak ada lagi Kaveh yang menggangu ku di pagi hari untuk bangun, tidak ada lagi Kaveh yang menyiapkan makanan untukku, tidak ada lagi Kaveh yang tersenyum padaku, tidak ada lagi Kaveh yang akan marah bila aku menjahilinya. Sekarang yang ku punya hanyalah Kaveh yang dingin, Kaveh yang sama sekali tak melirikku, Kaveh yang ketus, dan Kaveh yang menatapku dengan tatapan elang.

Mungkin, kalau aku tak melakukan hal itu, Kaveh tidak akan seperti ini, Jika aku tak menyalahkan Kaveh tanpa tau buktinya seperti itu, mungkin tidak ada Kaveh yang seperti ini tapi, bukankah hasilnya akan sama? Kaveh akan menjauhiku juga karena Nilou dan aku tetap akan bersama di jalur itu. Aku menghela nafasku dan segera menyelesaikan Sarapan ku Pagi ini.

Aku berangkat kurang lebih pukul sepuluh, aku sampai di kampus sekarang. Aku berjalan di lorong dengan buku yang masih menempel di tanganku. Di lorong, banyak sekali orang yang menatap ke arahku, mungkin simpati karena Aku adalah Pacar Nilou, tapi kalau begini, bukankah Kaveh akan disalahkan? Kaveh akan dipandang jelek oleh warga kampus karena hal ini, bukan? Tidak, tidak, itu tidak boleh terjadi. Aku berjalan cepat mencari Kaveh, aku takut sesuatu akan terjadi padanya karena hal ini. Berita Nilou jatuh dari tangga sudah menyebar kemana mana, aku takut mereka semua berfikir yang aneh aneh tentang Kaveh. Tidak aku tidak mau. Kaki ku berhenti di Cafeteria, disana Aku melihat Tighnari dan Cyno sedang berdua. Dengan perasaan gugup aku menghampiri mereka, aku takut mereka masih marah padaku karena Kaveh.

"Tighnari, Cyno" panggilku
"Ngapain disini?" Tanya Cyno dengan ketus
"Butuh apa?" Tanya Tighnari
"Aku tidak akan berbuat apa apa, aku cuman ingin bertanya tentang keberadaan Kaveh" Ucapku

"Aku tak akan membuka mulutku" ucap Cyno
"Kenapa tiba tiba butuh Kaveh? Bukankah aku sudah bilang bahwa jangan dekat dengan Kaveh lagi?" Tanya Tighnari

Aku terdiam sekarang, aku menunduk. Aku tak tau harus bagaimana, tapi ini demi Kaveh.

"Aku hanya khawatir" ucapku
Mereka berdua saling bertatapan dengan bingung. Memangnya ada yang salah dengan itu? Aku hanya mengkhawatirkannya.

"Untuk apa kau khawatir padanya? Bukankah kau membencinya?" Tanya Tighnari
"Aku tidak pernah bilang Aku membencinya? Lagipula, tidak ada alasan untuk membencinya." Balasku
Mereka semakin kebingungan, mungkin mereka terkejut karena kemarin aku sudah memaki maki Kaveh dan sekarang justru aku malah mencarinya. Mereka tidak bodoh, mereka jelas tau mana yang bohong dan tidak. Mereka bertanya seperti ini mungkin karena kepercayaan mereka terhadap diriku sudah hilang karena kejadian kemarin, dan dengan ucapanku yang tiba tiba itu membuat mereka curiga karena takut Kaveh akan dibuat lebih sakit hati lagi olehku.

Membencimu. || HaiKavehTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang