Special Chapter.

697 50 20
                                    

Kaveh. ]

Hari ini adalah hari ulang tahunku, tanggal sembilan bulan Juli. Aku bangun dipagi hari tanpa mengharapkan apapun, karena entah bagaimana pun itu, aku jadi teringat bagaimana aku merayakan ulang tahunku sendirian dari tahun ke tahun dikarenakan Ayah yang meninggal karena kecelakaan dan Ibu yang pergi ke Fontaine dengan Ayah baruku.

Aku turun dari kasur, menatap keluar jendela dan tanpa sadar mataku melihat surai abunya.
Ia datang dengan motor dan sesuatu ditangannya, lalu masuk ke dalam dengan tergesa gesa.

Aku penasaran, apa yang ia rencanakan kali ini? Tidak, kau masih membencinya, Tapi kalau dipikir, aku tidak bisa membencinya.
Aku menghela nafas, lalu keluar dari kamar dan tepat disaat aku membuka pintu, ia lewat di depanku. Mata kami bertemu, ia menatap ku dan aku menatapnya.

"Ah..Lo udah bangun..gue buatin sarapan dulu" ucap Al Haitham
Aku tak tau harus bagaimana, aku tak tau caranya besikap dingin jadi aku hanya mengangguk menjawabnya.
Aku duduk di meja makan sambil melihat Al Haitham yang mencurigakan karena, Al Haitham tampak sibuk di dapur, tidak biasanya ia seperti ini.
Aku menghela nafas, tepat saat itu, ponselku berbunyi dan ternyata ada pesan dari Tighnari!

Tighnari
Private Chat

Tighnari : kaveh happy birthday! lagi sibuk gak? Keluar yuk!

Kaveh : makasihh, mau kemana ri?

Tighnari : ke Café yang waktu itu yuk!

Kaveh : okee! gue siap siap dulu!

Tighnari : okee nanti gue jemput pake mobil gue ya

Kaveh : loh? Gak sama Seno?

Tighnari : dia bilang dia sibuk, gue gak ngerti dia sibuk apa!

Kaveh : yaudah gue siap siap ya.

Aku tersenyum, setidaknya hari ini ada seseorang yang mengucapkannya padaku. Rasanya benar benar hangat, aku tak menyangka akan ada yang mengucapkannya padaku—
"Ah! Al haitham, jangan masak, gue mau keluar sama Tighnari"
"Ah..oke.."

Aku dengan bergegas pergi ke kamar untuk berganti pakaian, dan dengan cepat aku keluar dari Asrama. Sesuai dugaan, Mobil Tighnari sudah terparkir di depan gerbang asrama dengan Tighnari yang melambai lambai dari dalam mobil.

Aku masuk ke dalam mobilnya dengan perasaan bahagia. Pintu mobil ku tutup, dan ku tatap Tighnari.
"Sip, ayo, gue yang traktir ya" Ucap Tighnari
"Lah, kan gue yang ultah??"
"Gapapa, sesekali treat you like a princess"
"HAHAHA BISAAN LO RI!"
"Ajaran Seno sihh~"

Aku tertawa mendengarnya, tapi entah kenapa, ada sesuatu yang mengganjal di hatiku.

Rasanya memang menyenangkan namun rasa sepi dan kosong itu juga ada, tapi disatu sisi ada perasaan khawatir dan takut juga dalam diriku. Aku menghela nafas untuk yang kesekian kalinya sambil menatap ke luar jendela mobil.

"Kira kira Al Haitham baik baik aja gak ya?" Gumamku
Tunggu, sial! Apa aku baru saja membicarakan soal Al Haitham? Tidak tidak Kaveh, ingat! Dia sudah menyakiti hatimu! Jangan sampai ia kembali merebut hatimu dengan tipuan murahnya itu! Bersikap baik padaku tak akan membuatku luluh, Haitham!

"Lo ngomong apa Veh?" Tanya Tighnari
"Eh engga, bukan apa apa" balasku
"Yakin?"
"Iyaa"
"Yaudah, kalo gitu ayo turun, udah sampe nih"
"Iya, ayo!"

Aku bersenang senang hari ini dari pagi hingga sore, aku terlalu senang bisa menghabiskan waktu bersama temanku tanpa peduli jam lagi. Aku pergi ke berbagai tempat bersama Tighnari, kami pergi ke wahana bermain, pergi ke taman, ke tempat perbelanjaan dan masih banyak lagi, aku benar benar merasa senang ditambah dengan Cyno yang tiba tiba muncul dan ikut bergabung. Kami bertiga benar benar bersenang senang hari ini hingga tak terasa, langit sore kini berubah menjadi gelap.

"Makasih ya Ri, hari ini seru banget!" Ucap ku pada Tighnari
"Of course, sama sama, gue seneng kalo lu seneng Veh" balas Tighnari sambil tersenyum
"Kalo gitu gue tinggal ya? Gue mau kerumah Cyno, malem kaveh" Ucap Tighnari yang menutup kaca mobilnya.
Aku tersenyum dan melambai lambaikan tangan ku padanya hingga mobilnya berjalan laju meninggalkan ku sendiri di gerbang asrama.

Aku terdiam, senyum yang tadi terukir di wajah ku kini memudar, rasanya begitu lelah. Ingin rasanya aku menghilang hari ini karena terlalu lelah.
Kalau dipikir, apa aku pantas mendapatkan kebahagiaan hari ini? Maksudku, aku adalah anak nakal yang selalu membuat masalah pada orang di sekitarku, Sama halnya yang terjadi pada Ayah.

Air mata perlahan mengalir membasahi pipiku, hidungku memerah, mataku sedikit memerah. Dengan kondisi menangis aku berjalan masuk ke dalam Asrama, masuk ke dalam ruangan ku dan Al Haitham.

Pintuku buka, dan wajahku yang tadinya menangis berubah menjadi terkejut.

"Surprise."
Tanganku bergetar, melihat Al Haitham yang mendekorasi seisi ruangan dengan balon dan hiasan lainnya serta kue yang ia pegang ditangannya.

Hatiku tiba tiba terasa hangat, air mataku kembali mengalir, tanpa sadar aku kembali menangis, aku menutup wajahku dengan tanganku agar Al Haitham tak melihat wajahku saat ini. Ini benar benar memalukan!
Namun tiba tiba, aku merasakan ada tangan yang memegang punggungku dan mengelusnya dengan lembut.
Aku menjauhkan tanganku dan mendongakkan kepalaku.

Aku melihatnya, aku melihat wajah Al Haitham yang tampaknya sedih, ia tidak pernah memperlihatkan emosinya seperti ini, ini pertama kalinya aku melihatnya.

"jauh jauh Lo! Jangan peluk gue!" Ucapku memberontak Tapi sekuat apapun aku memberontak, tenaga Al Haitham lebih besar sekalipun ia adalah Juniorku.

Aku berusaha mendorong dadanya agar ia bisa menjauh dariku, tapi tetap saja, tenagaku kalah.

"Lo diem, tenangin diri Lo dulu."
"..."
"Gue gak akan nyakitin Lo lagi kali ini."
"Gue gak percaya sama Lo."
"Gak apa apa kalo Lo gak percaya, setidaknya sekarang, tolong Lo tenangin diri Lo dulu" ucap Al Haitham.

Aku diam tak berkutik. Tubuhku bergetar, air mataku semakin mengalir, aku meletakkan kepalaku di dadanya, rasanya berat, ini benar benar berat.
"Maaf ya gue nyakitin Lo..tolong izinin gue buat ngerayain ulang tahun Lo, Kaveh dan tolong, kasih gue kesempatan buat merubah." ucap Al Haitham.

Aku sudah lelah, tapi aku lega begitu mendengarnya berbicara seperti itu, rasanya seperti mimpi, seperti bukan Al Haitham.
Aku mengangguk di dalam pelukannya, wajahku memanas sama seperti telingaku.

Air mataku terhenti, lalu aku mendorong pelan tubuhnya dariku.
"Udah..gue udah gak apa apa.."
"Kalau gitu, gimana kalau Lu tiup lilin dulu? Kue nya bisa kita simpen buat nanti pagi kalo Lo mau" Balas Al Haitham.

Aku mengangguk lalu berjalan ke arah Kue yang ia letakan di meja makan.
Ketika aku hendak meniup lilin, aksi ku terhenti ketika ia mengikat rambutku, aku terkejut lalu menahan tangannya.

"Biar rambut Lo gak kena apinya."
"...oh.."
Aku menarik kembali tanganku agar gak menyentuhnya, tapi kalau dipikir pikir, tangan Al Haitham itu besar juga, mungkin dengan tanganku yang mungil ini tangannya bisa melahap tanganku, ugh itu mengerikan.

"Selesai, tiup lilinnya"
"Ah, iya"

Aku mengangkat kuenya, lalu menunduk untuk memberi doa dan permohonan ku.

Aku berharap, aku tidak akan mendapatkan kesialan lagi dalam hidupku, aku sudah cukup tersakiti dengan berbagai hal sejak aku kecil, lalu aku mohon, agar aku bisa tetap bersama Al Haitham, sekalipun aku tak menyukainya, perasaan khawatir terus muncul di dalam hatiku.

Dengan perlahan, aku meniup lilin itu hingga padam, lalu  Al Haitham bertepuk tangan.
"Apa yang Lo harapkan?" Tanya Al Haitham
"Kepo. Gue mau tidur, kuenya di masukin kulkas aja." Ucapku.

Aku meletakkan kue ditanganku lalu pergi meninggalkan Al Haitham, tapi sebelum aku memegang gagang pintu kamar, aku mendengarnya.
Ucapan ulang tahun untukku, dari Al Haitham.

"Selamat Ulang Tahun, Kaveh"
"..."

Gawat, wajahku memerah, pipi ku memanas, aku tak bisa mengontrolnya.
"Wajah lu merah, lu sakit?" Tanya Al Haitham
"Berisik! Gue mau tidur!"
"...makasih ucapannya."
"Sama sama, Kaveh"

























Hehehe, special Chapter-nya adalah Spesial ulang tahun Kaveh!! HAPPY BIRTHDAY BUAT ISTRI KITA SEMUAA<33

Membencimu. || HaiKavehTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang